Jaemin dan Jeno menatap malas Mark yang duduk di depan keduanya, dengan raut wajah kesal yang terlihat begitu kentara di wajah Alpha tampan itu.

Mereka seperti sedang di sidang saat ini. Dengan si sulung Park yang duduk dengan kedua tangan yang terlipat di depan dada.

"Kakak mau ngomong apa? Kalau gak ada Jaemin sama Jeno mau ke kamar"

Jaemin berucap malas, sepasang mata rusanya memancarkan kebosanan yang begitu kentara. Malas berlama-lama duduk disini dengan kedua mata Mark yang seolah ingin menguliti mereka hidup-hidup.

Si sulung Park itu benar-benar tidak ada kerjaan.

Hingga 5 menit berlalu dengan Mark yang tidak kunjung bicara. Total membuat Jaemin gemas hingga ingin menjambak rambut sang kakak dengan kedua tangannya.

Ia melempar bantal sofa yang lumayan padat ke arah Mark, tepat mengenai wajah tampan si sulung Park itu. Menghasilkan ringisan pelan Mark yang tengah mengusap pelan wajah tampannya.

Jaemin berdiri, menarik Jeno bersamanya meninggalkan Mark sendiri disana. Dirinya sudah terlalu kesal dengan si sulung Park itu. Akan ia adukan pada mommynya nanti. Lihat saja!

"Kalau mau bermain itu pintunya di kunci!"

Mark menggerutu kesal. Masih setia mengusap-usap wajahnga yang sedikit terasa sakit. Beruntung sang mommy tidak ada disana, atau Mark akan di tertawai oleh mommynya sendiri.

"Salahmu sendiri kenapa main masuk-masuk saja, aku mana sempat menguncinya tadi"

Jeno berucap santai, terlalu santai dengan satu lengan yang memeluk pinggang matenya yang mengangguk setuju. Setuju akan pembelaan Jeno yang masuk akal.

Kakaknya itu terlalu bersemangat menemuinya, Jaemin sudah memperingatkannya sebelumnya. Tapi Mark hanya menganggapnya angin lalu saja.

Masuk kuping kanan, keluar kuping kiri.

Kakaknya itu memang menyebalkan.

"Tuan muda, ada tuan muda Jung di depan. Beliau bilang ingin bertemu dengan tuan muda Jaemin"

Seorang maid datang mendekat. Membungkukkan tubuhnya sebentar sebelum mengatakan maksud dan tujuannya kemari.

Ada ketidaksukaan dalam diri Jeno. Alpha itu menatap datar dengan raut tidak suka mendengar berita yang dikatakan oleh sang maid. Bagaimana pun Jung Jaehyun adalah orang yang telah mengambil ciuman pertama matenya.

Dan Alpha itu adalah sepupunya.













































Jaemin meminum tehnya dengan nikmat, menyandarkan punggungnya di sandara sofa sembari menikmati teh hangat miliknya. Didepannya ada Jaehyun yang tengah membaca beberapa berkas di pangkuannya dengan kacamata yang bertengger manis.

Alpha itu tengah mempelajari beberapa berkas yang ia berikan tadi. Jeno sendiri berada di kamar dengan si sulung Park, kedua Alpha tampan itu tengah bermain game dengan sang mommy yang ikut menemani.

Meninggalkan si bungsu Park dengan anak tunggal keluarga Jung di ruang kerjanya. Ada beberapa hal yang harus mereka bahas, dan Jeno belum saatnya untuk tau. Alpha itu masih terlalu dini untuk tau permasalahan yang terjadi.

"Aku sudah bicara dengan Mark beberapa hari yang lalu"

Jaehyun melepaskan kacamata yang bertengger di hidungnya, meletakkan kacamata bacanya di atas meja setelah selesai membaca berkas yang ada di pangkuannya.

"Kita mengalami kerungian yang cukup besar kali ini. Para hama itu memang harus segera di basmi"

Ia memijat pangkal hidungnya kala merasakan pening yang melanda kepalanya. Alpha tampan ini tidak habis pikir dengan Jaemin yang tidak memberi tindakan meski sudah tau dari sejak lama.

Sahabat manisnya itu punya jalan pikiran yang berbeda.

"Sebentar lagi, Jaehyun. Biarkan mereka menikmati masa-masa jaya mereka diatas angin"

Jaemin menggigit cookienya dengan nikmat. Tidak terlihat pusing akan masalah yang tengah terjadi, omega itu terlihat begitu tenang di tempatnya.

"Sebaiknya kamu istirahat, tubuhmu juga punya hak untuk merasa lelah"

Jaemin tersenyum tipis, menatap teduh sahabatnya yang menghela nafas lelah.

Jaehyun terlalu memforsir dirinya sendiri, tanpa memikirkan jika tubuhnya juga punya hak untuk merasa lelah. Anak tungga keluarga Jung itu tidak berubah sejak dulu.

"Aku akan pulang, kalau kamu berubah pikiran kabari aku"

Jaehyun menghela nafas. Ia meletakkan berkas di atas meja. Mengacak-acak rambutnya sebentar sebelum mengulurkan tangannya, meminta Jaemin mengulurkan tangannya untuk ia kecup.

Ia tersenyum tampan, menyempatkan diri untuk mengacak-acak rambut Jaemin yang cemberut akan kelakuannya.

"Ya!"

Jaemin melempar bantal ke arah Jaehyun yang menghilang di balik pintu. Tawa puas terdengar dari luar, membuat si bungsu Park cemberut dengan gerutuan kesal yang menyertai.

"Dasar menyebalkan"

Tbc.

Hm...

Sorry for typo

Salam manis T.

My Everything - NominWhere stories live. Discover now