"Hei tunggu! Aku nebeng."

"Dasar miskin."

"Aku sering bantu isi bensin bodoh."

Jungkook diam saja tidak menanggapi, kalau ditanggapi akan lama urusannya. Mingyu itu tipe orang yang paling menyebalkan sejagat raya.

"Hei hei tunggu."

"Apalagi!" Jungkook sudah muak sekarang, kenapa berbicara tanggung-tanggung begitu?!

"Jujur ya Jung. Aku akan dukung apapun keputusanmu, karena aku ini sahabatmu. Tapi ingat Jeon, kau harus tahu kalau dia sudah punya seseorang. Walaupun sepertinya masih belum terlambat, tak apa jika kau senggol sedikit." Apa? Jungkook tak paham apa yang dikatakan si dekil ini.

"Apa yang kau bicarakan?"

"Ck, mengaku saja lah. Kau suka kan dengan Taehyung?" Ucap Mingyu jengah, terkadang si Jeon Jungkook ini mesti dikasari dulu baru paham.

Jungkook tersedak ludahnya sendiri. Suka?

"Bercanda kau! Cepat naik kalau tidak kutinggal." Final Jungkook yang masih agak kaget bercampur kesal mendengar spekulasi temannya ini.

"Iya, iya! Intinya aku tak mau tahu, kalau urusan hatimu kau harus cerita padaku."

Jungkook lagi-lagi diam, sebenarnya ia tak bisa sepenuhnya menyangkal perkataan Mingyu barusan.

• • •

"Bagaimana pun juga dia adikmu, kau harusnya--"

"Ah shh, sakit! Pelan sedikit." Ringis Namjoon ketika diobati wajahnya yang babak belur karena bertengkar lagi.

"Salah siapa! Kau sembarangan memukul orang untuk melampiaskan emosimu, lalu dibalas oleh orang-orang yang tak kau kenal kan? Rasakan." Celoteh Hoseok panjang lebar sambil dengan sengaja menekan-nekan luka Namjoon.

"Ya tapi kan-- shh pelan!"

Hoseok menghela nafas lalu membereskan kapas-kapas yang berserakan bekas untuk dia mengobati keparat yang keras kepala ini.

"Selesai. Pulang dan kabari adikmu."

"Kau tidak mengerti Seok. Taehyung pasti akan sedih dan tertekan, aku tidak bisa ada disampingnya sebagai Kakaknya karena pekerjaan sialan ini."

"Kau mau tak mau harus melakukannya. Bagaimana kalau nanti dia tahu bukan dari mulutmu? Kau mau dia membencimu karena kecewa sudah dibohongi oleh kakaknya sendiri?"

Namjoon terdiam. Kata-kata Hoseok tak sepenuhnya salah, namun ia tak mampu memberitahu Taehyung mengenai hal ini.

"Entahlah, beri aku waktu."

Helaan nafas kembali terdengar dari keduanya, Hoseok memilih mengambil tasnya lalu segera pergi meskipun sempat berhenti untuk mengucapkan beberapa kata.

"Soal sedih itu masalah belakangan Joon, hanya saja jangan menyesal ketika ia membencimu. Dan jangan datang kepadaku jika keadaanmu babak belur!"

Namjoon tidak menjawab kalimat Hoseok barusan, hanya diam menatap pemandangan langit sore di Ilsan melalui jendela dalam diam.

Sejujurnya ia sudah cukup merasa stress memikirkan masalah ini, ia khawatir tak bisa mengirimkan uang kepada Taehyung bulan ini. Bagaimana jika Taehyung tidak bisa membayar uang kuliahnya?

"Huft... Aku butuh kopi." Ucapnya lalu melenggang keluar dari ruangan kerjanya untuk mencari secangkir minuman penghilang kantuk itu.

Lain halnya dengan dua anak adam yang sedang bermain PS di rumah salah satunya.

Refuser d'y Aller [KV]Where stories live. Discover now