"Kau sih Tae, kan jadi--"

"KELUAR!"

Yasudah kalau disuruh keluar, toh kemauan Jimin dan juga Taehyung memang ingin cepat-cepat pulang.

"Iya Ahjussi, maafkan temanku ya yang sudah membuat keributan." Ucap Taehyung dengan sangat sopan sambil menarik tangan Jimin untuk keluar.

"Iya maafkan kami-- hei kenapa jadi aku?! Kan kau juga ikutan hmpph" Jimin sedang protes tapi terhenti karena mulutnya dibekap oleh si alien kejam ini.

"Diam saja kau Park. Masih untung kita tidak jadi membersihkan perpustakaan tua ini." Bisik Taehyung sambil membenarkan bajunya yang kusut karena ditarik-tarik oleh Jimin.

"Huh? Sudahlah. Ayo pulang saja."

"Aku--"

"Jangan naik bis. Pulang bersamaku." Potong Jimin cepat.

Gawat. Taehyung sudah seminggu belum datang untuk mengambil rontgen yang disuruh oleh Yoongi.

"Tidak mau Jim! Aku mau pulang sendiri, aku masih ada urusan."

"Tak bisakah kau menurut padaku? Kenapa kau itu keras kepala sekali sih? Kalau kejadian waktu itu terulang lagi bagaimana?!" Jelas Jimin emosi sambil mencengkram tangan Taehyung.

"Sakit Jim... Lepas." Ringis Taehyung sambil berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman sahabatnya itu.

"Jawab aku dulu! Kau itu anggap aku ini apa sih? Aku ini sahabatmu Tae!" Teriak Jimin yang emosinya makin terbakar saat melihat wajah kesakitan Taehyung.

Taehyung kaget dibentak oleh Jimin, lagi.

"Tae? Maaf, aku tak bermaksud." Ucap Jimin melemah saat melihat Taehyung yang terlihat menahan tangis.

"Tae..." Jimin memeluk Taehyung yang sedari tadi hanya menunduk.

"Hiks... Kau jahat Jim." Ucap Taehyung pelan diiringi isakkan kecil.

"Iya, iya aku jahat. Tapi aku sahabatmu, aku tak mau sesuatu hal yang buruk terjadi kepadamu. Makanya, biarkan aku mengantarmu pulang, itu saja."

Maaf Jim, tapi aku tidak bisa memberi tahumu.

Kepala Taehyung mendadak nyeri seperti yang ia alami belakangan ini setelah kejadian ia pingsan waktu itu.

Sial, jangan sekarang.

Ia sudah tahu ada yang tidak beres di tubuhnya. Oleh sebab itu ia memutuskan menemui Yoongi, yang bekerja sebagai dokter di rumah sakit yang ia datangi seminggu yang lalu.

Taehyung merasa ada cairan kental yang keluar dari hidungnya, buru-buru ia menundukkan kepalanya.

"Uhm Jim, bisa lepas sebentar? Aku mau mengikat tali sepatu." Ucap Taehyung yang masih menunduk di pelukkan Jimin.

"Oh? Baiklah. Aku ke kelas sebentar, ada yang harus kuambil. Kau pergi ke parkiran duluan."

Jackpot!

"Oke."

Begitu Jimin sudah pergi ia buru-buru masuk ke dalam toilet yang berada tak jauh di lorong perpustakaan itu.

"Hampir saja."

• • •

Angin malam berhembus kencang, musim dingin sebentar lagi akan tiba. Orang-orang sudah memakai baju tebal untuk pergi kesana kemari, tapi tidak dengan namja yang sedang merenungi nasibnya di balkon apartemennya.

"Maaf, tapi yang kau rasakan akhir-akhir ini bukan hanya sekedar sakit biasa. Tapi kau mengidap kanker otak. Aku benar-benar minta maaf, Kim Taehyung."

"Apa?"

"Ini hasil rontgennya, keputusan ada di tanganmu. Aku sebagai dokter akan melakukan apapun untuk menyembuhkanmu."

Satu pertanyaan, kenapa?

Kenapa harus dirinya yang mengalami hal seperti ini. Kenapa pula harus penyakit yang tak ada obatnya seperti itu.

Sedih sih iya, tapi dibanding sedih Taehyung lebih memikirkan hal yang lain. Yang ia pikirkan adalah orang terdekatnya. Bagaimana reaksi Namjoon ketika tahu hal ini? Kakaknya itu pasti akan sedih dan bisa-bisa berakibat buruk pada pekerjaannya.

Jimin? Entahlah. Sahabatnya itu pasti akan benar-benar merasa terpukul jauh lebih sedih dibanding dirinya saat ini. Dan akan merasa kecewa bersamaan ketika tahu Taehyung membohonginya selama ini.

Ia sengaja mematikan ponselnya lalu pergi ke rumah sakit di sore hari untuk mengambil hasil rontgen nya. Yang ternyata, adalah kabar buruk untuk dirinya.

"Aku tidak bisa memberi tahu mereka."

Tangannya meremas dokumen sialan yang membuat dirinya menjadi seperti ini, kenapa harus dirinya, dan kenapa terjadi secara tiba-tiba?

"Hiks..."

Taehyung benci dirinya yang lemah dan selalu mudah menangis, hanya bisa mengeluarkan air mata tanpa adanya solusi.

Sakit. Hatinya sungguh sakit, namun mau bilang apalagi? Tak ada yang namanya mesin waktu lalu bisa kembali ke masa lalu atau loncat ke masa depan.

Kanker otak.

Ia kembali diterjang oleh kemalangan yang tanpa permisi datang secara tiba-tiba. Terkekeh pelan sambil menatap jalan raya yang terlihat indah di malam hari.

Tahu begitu lebih baik aku ikut Eomma dan Appa saja waktu kecelakaan itu.

Katakanlah Taehyung ini manusia yang mudah menyerah. Itu memang benar, ia mudah menyerah dengan keadaan seperti ini. Bukan karena tak bisa ia hadapi, namun ia sudah tahu akhirnya akan jadi seperti apa.

Jadi lebih baik menyerah diawal saja jika memang ia sudah tahu ending dari hal ini seperti apa. Bukankah semua ini sudah jelas? Bahkan Namjoon pun sudah tujuh bulan lebih tidak ada kabar.

Bisa-bisanya hidupnya yang awalnya sangat membosankan dan monoton berubah 180 derajat begini. Rasanya seperti ditertawakan bulan yang sedang bergosip ria diatas sana bersama awan-awan.

Miris.

Memang miris. Tapi biarpun ia mudah menyerah, bukan berarti ini akhir dari segalanya. Toh juga masih stadium 1, masih ada kemungkinan sembuh kan?

Ya, semoga saja.

• • •

To Be Continued

🐰🐯

Refuser d'y Aller [KV]Where stories live. Discover now