Chapter 26

1K 105 15
                                    

New mengaduk Teh nya di meja makan sambil kembali mengecek ponselnya berharap ia mendapatkan balasan pesan dari suaminya. Biasanya pukul 6 pagi Tay selalu menghubunginya memberikan pesan agar tidak lupa untuk sarapan sebelum melakukan aktivitas dan selalu menyampaikan salam rindu kepada anaknya namun sudah tepat pukul 7 sekarang Tay  masih belum menghubunginya.

"Pagi New." Sapa Off saat dirinya sudah bangun lebih dulu dari Gun.

"Pagi phi Off." Balasnya dengan senyum hangat.

"Si gembul Pluem masih bobo ya." Ujar Off sambil menuang kopi ke dalam cangkirnya dan menyesap pelan.

"Masih, kayanya capek banget abis main main sama Gun semalam."

"Sama tuh, Gun juga masih tidur mungkin bayi nya masih pengen males malesan di kasur sama papa nya." susul Off dengan wajah hangat.

"Iya wajar kok lagi hamil muda pasti masih mau leyeh leyeh di kasur, dulu aku juga gitu waktu hamil Pluem. Malah Tay yang ribet untuk gak kasih aku ngapa ngapain dirumah." Kenangnya lalu kembali menyesap teh nya.

"Tay sih emang dari dulu kan sikap ya ke kamu se pengertian itu New, gak heran." Ledeknya sambil terkekeh pelan diiringi dengan senyuman malu di bibir New. "Oh ya New. Kalo bisa hari ini kamu jangan pergi kemana-mana dulu ya. Semalam Gun udah cerita ke Phi soal Kao yang kembali ketemu kamu lagi di jalan kemarin..."

"Phi Off." Panggil New kembali gelisah. "Aku mohon phi jangan bilang Tay soal ini ya." Mohon nya saat Off kembali menyesap kopi nya dan pria itu menghela nafas beratnya.

"New.. Tay itu suami kamu jadi berhak untuk..."

"Phi aku mohon sekali ini aja jangan kasih tau soal ini ke Tay. Aku mohon Phi." New menatap lekat penuh dengan rasa berharap agar off mau mendengarkannya dan merahasiakan tentang ini dari Tay.

Namun pada akhirnya Off memilih untuk mengalah ia mengangguk ragu menuruti keinginan New. Bagi pria yang akan menjadi seorang calon Ayah ini begitu prihatin dengan masalah kehidupan rumah tangga sahabatnya ia menyadari bahwa kebahagiaan mereka kini sedang pada tahap berjuang yang dengan masalah yang ditimbulkan dari pihak lain ya mungkin saja ini akan menghancurkan cerita mereka namun begitu, Off sebagai sahabat mereka tidak akan membiarkan apapun terjadi di pada ada rumah tangga kedua sahabatnya.

"Phi jalan dulu ya New. Oh ya ada satu hal, Phi bisa melakukan apa yang kamu mau barusan akan tetapi. New bisa untuk tidak keluar rumah sampai Phi kembali?" Pinta Off.

New tidak langsung menjawab bagaimana bisa Ia menepati janjinya jika sewaktu-waktu Kao menghubunginya untuk memintanya bertemu dengan Pluem di hari ini. "Bisa kan New?" Off kembali menyadarkan lamunan New.

"I-iya bisa. Bisa Phi."

"Kalau memang harus mendadak keperluan mendesak, Phi bisa kirim seseorang untuk bantu New tanpa harus keluar rumah."

"Terima kasih banyak Phi."

"Gak perlu terima kasih New. Phi sudah janji sama Tay untuk jagain kamu sama Pluem sampai Tay balik." New tersenyum dan mengangguk. "Phi jalan dulu ya, kalau nanti Gun bangun bilang saja Phi sudah sarapan."

"Iya Phi."

"Berangkat ya New, salam untuk Pluem."  Pamit Off lalu jalan meninggalkan New yang kemudian hanya bisa diam tidak tahu harus berbuat apa. 

****

Tay melenguh dengan suara berat saat matahari sudah naik diatas kepalanya suhu disini mendadak menjadi begitu dingin karena suhu ac diturunkan oleh Mild tangan kanannya mengusap kedua matanya agar cepat cepat ia sadar dan melihat sekarang pukul berapa, namun saat ingin mengangkat tangan sebelah kirinya yang merasakan berat seperti ada beban dan posisi merangkul merasakan menyentuh kulit yang kini posisinya sedang memeluk bagian dada bidangnya setengah sadar Tay  berusaha untuk melihat apa yang terjadi di sampingnya dan seketika ia membelalakan matanya begitu melihat Mild sudah merengkuh tubuh Tay dengan kepalanya yang bertengger di atas dada bidang miliknya wanita itu sekarang berada disampingnya dan dalam keadaan mereka tak mengenakan pakaian.

Sweet MadnessWhere stories live. Discover now