Chapter 24

1.2K 117 20
                                    

Ia menekan kanal pintu mobil saat sampai di bandara. Mobil yang membawanya berhenti di terminal Internasional keberangkatan non-domestik, bagasi mobil juga dibukakan oleh supir untuk mengambil kopernya. Tay nampak seorang diri tanpa di antar New sebenarnya ia masih berat melangkahkan kakinya untuk urusan pekerjaannya kalau saja ini tidak ada sangkut pautnya dengan Kao mungkin Tay akan menjalankan pekerjaannya dengan baik itulah yang ia rasakan sekarang. 

"Iya, saya udah sampai baru keluar mobil."

"Bagus, aku kesana ya Tay biar kita bisa check in bareng-bareng."

"Duluan aja Mild."

"Gak, aku mau temuin kamu dulu. Pokoknya tunggu disana ya." Mild langsung begitu saja mematikan ponselnya sedangkan Tay hanya bisa menghela nafas. Begitu koper di berikan padamya mengucapkan terima kasih pada sang supir lalu mobil itu pergi dari hadapannya kini Tay hanya tinggal menunggu Mild hingga akhirnya wanita itu sampai di hadapan Tay dengan senyum sumringah.

"Hi Tay. Akhirnya ketemu juga."

"Kenapa harus nyusul saya begini sih Mild? Saya bisa menyusul kamu di dalam."

"Kenapa? Kan aku yang mau."

"Terus yang lain dimana? kumpul disini juga?"

"Engga, mereka semua udah didalam kok."

"Terus kenapa kamu malah kesini bukan ikut mereka."

"Hhh nanya lagi. Kenapa sih ribet banget? kan aku yang mau susul kamu Tay! Terus gimana udah siap semua kan? tiket, pasport?"

"Udah." Jawab Tay malas.

"Semangat dong kan ini project besar loh Tay." Bujuk Mild sehingga hanya dapat gerakan acuh dari kepala Tay. "Ya udah kita masuk yuk." Mild langsung saja melingkari tangannya di lengan Tay.

"Mild."

"Ya?"

"Maaf gak usah pake pegang tangan begini bisa?"

"Kenapa?"

"Sorry Mild." Tay langsung saja menggeser posisi tangan Mild yang melingkar di lengannya hingga tangan halus itu lepas dari lingkar lengan Tay. Jelas Mild langsung melengkungkan bibirnya kebawa dan mendengus sedikit kesal. "Ayo." Tay mulai melangkahkan kakinya namun tiba-tiba saja ponsel yang ada di tangannya berdering membuat Tay tersenyum seketika saat melihat siapa yang menelponnya lalu buru ia menjawabnya.

"Hallo Hin." Jawab Tay langsung menunjukkan rasa bahagianya tapi tidak dengan Mild setelah tau siapa yang menelepon Tay.

"Tay kamu di terminal berapa? aku sama Pluem mau ketemu kamu dulu masih sempat gak? aku udah di bandara nih."

"Yang bener Hin? bisa kok masih bisa aku masih belum masuk buat chek in. Aku di terminal 4 penerbangan internasional."

"Oh ok, kayanya aku udah liat kamu di depan." Tak berselang lama sebuah mobil berhenti tak jauh dari tempat Tay yang sudah berdiri menunggu New.

Ia merindukan New bahkan Tay sangat jarang melakukan perjalanan bisnis seperti ini dan paling dekat hanya keluar kota itu juga hanya memakan waktu paling lama tiga hari karena pekerjaannya dulu sebagai photografer. Tay langsung menghampiri New yang keluar dari mobil bersama dengan Pluem dan Gun.

"Ayah." Lari Pluem langsung memeluk Ayahnya dengan erat.

"Pluem..."

"Ayah.. Pluem kangen ayah, kok ayah malah pergi?"

"Ayah juga kangen sama Pluem, Ayah tiba-tiba harus melakukan perjalanan kerja tapi gak lama kok. Nanti sampai disana Ayah bakal hubungin Pluem terus ya."

Sweet Madnessحيث تعيش القصص. اكتشف الآن