TS|| part 32

28.8K 4K 1.1K
                                    

Sesampainya di rumah sakit,Gevan langsung menggandeng tangan Belva agar gadis itu tidak berubah pikiran dan kabur dari rumah sakit.

"Om bisa lepas gak? Gak usah di pegangin terus," ujar Belva.

"Takut kabur."

"Berasa pasien rumah sakit jiwa tau gak?! di pegangin terus." cibir Belva membuat Gevan berdecak.

Gevan membawa gadis itu ke ruang dokter yang sudah dia hubungi sebelum dirinya tiba di rumah sakit, supaya Gevan tidak perlu menunggu dan langsung bisa membawa Belva pulang sebelum gadis itu melayangkan protesnya.

"Lama banget sih jalannya!!" protes Belva.

"Nih anak protes mulu,jalan juga butuh proses,kalo gak mau lama berubah aja jadi burung!!" ketus Gevan.

Mereka terus berjalan hingga akhirnya mereka sampai di depan ruang dokter yang sudah ada janji dengannya.

"Masuk," ujar Gevan namun Belva justru malah menahan langkahnya.

"Takut."

"Sama jarum suntik takut,giliran sama saya gak ada takut-takutnya." ucap Gevan.

"Kalo nanti sakit gimana? Belva gak percaya kalo rasanya kaya digigit semut."

"Gigit tangan saya," ujar Gevan dan langsung menarik paksa Belva untuk masuk ke ruangan dokter agar bisa lebih cepat pulang.

*****

Di dalam ruangan,Belva hanya diam sembari menyimak percakapan Gevan dengan dokter yang ber name tag Naya.

"Cantik juga istri mu Van," ujar dokter Naya membuat Gevan terkekeh.

Mereka sudah saling kenal karena dokter Naya merupakan dokter yang selalu memeriksa keluarganya jika ada yang sedang sakit,bisa dibilang dokter Naya adalah salah satu dokter pribadi keluarganya.

"Langsung saja ya nak---"

"Belva." jawab Belva sembari tersenyum manis.

"Iya sini ibu periksa dulu lukanya nak," ucap dokter Naya membuat Belva langsung menunjukkan lukanya yang tertutup oleh lengan baju tidurnya.

"Aduhh,untung langsung dibawa kesini,kalo enggak bisa aja lukanya makin parah." ujar dokter Naya.

"Gak akan disuntik kan dokter lukanya?" tanya Belva membuat dokter Naya tersenyum.

"Lukanya gak akan disuntik,tapi Belva tetap harus jaga imun tubuh biar lukanya nanti gak infeksi. Soalnya kita gak tau benda yang bikin luka ini bersih atau tidak,bisa saja banyak kuman nanti masuk ke dalam tubuh kan gak baik." jelas dokter Naya membuat Belva mengangguk pasrah.

"Kalo kuman masuk tubuh nanti cacingan!!" ujar Gevan.

"Yaudah saya siapkan dulu ya." ujar dokter Naya dan langsung pergi dari ruangannya untuk mengambil beberapa alat yang dibutuhkan.

Gevan menahan tawa ketika melihat wajah tegang Belva,tidak hanya itu Gevan juga dibuat gemas saat dirinya melihat sendal yang dipakai oleh Belva.

"Itu kamu pakai sendal bulu yang biasa dikamar?" tanya Gevan.

"Iya,kata om suka-suka Belva." jawab Belva.

"Ada aja jawabannya." lirih Gevan sembari mendengus kesal.

"Nanti beneran beli es krim itu kan?" tanya Belva.

"Iya,nanti selesai dari sini kita langsung cari es krim itu." ujar Gevan membuat Belva mengangguk mengiyakan.

"Beneran gak takut kan di suntik?"

"Enggak!! Demi es krim, seketika rasa suntikan mati rasa!!" ucap Belva penuh antusias.

Terlanjur Sah [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang