- dua puluh satu

858 125 12
                                    

Jihoon terbangun, semalaman dia tidur di sofa. Jihoon menatap heran pada selimut yang ia kenakan, pasalnya perasaan dia tidur gak pake selimut.

Jihoon natap ke bawah melihat istrinya yang tengah berkutat dengan wajan dkk dengan perut yang makin besar.

"Udah bangun?" Keyla mendongkak ke atas natap Jihoon yang baru bangun tidur.

Jihoon agak kaget kegep lagi ngintip si istri.

"Ayo bantuin aku sayang, sini!" Keyla melambaikan tangannya.

Jihoon langsung turun "apa dia lupa masalah semalam ya?" Bathin Jihoon.

Ah masa bodo yang penting sekarang Jihoon buru buru nyamperin istrinya.

Jihoon senyum memeluk Keyla dari belakang "morning sayang!" Jihoon ngecup pipi Keyla berkali kali.

"Iih kamu belum mandi ah bau" Keyla menjauhkan pipinya.

Jihoon cemberut macrm bocah minta permen.

"Jangan lebay deh" kata Keyla.

Jihoon cuma iyain ajalah. Mood orang hamil tuh berubah rubah.

Setelah membantu Keyla menyiapkan sarapan, Jihoon segera mandi kemudian antar Yeonji ke sekolah.

"Yang rajin belajarnya ya sayang!" Jihoon ngusap lembut kepala Yeonji setelah turun dari mobil.

"Kalau ada yang nakal, bilang bu guru ya nak?!" Ini Keyla.

"Nasihat mama dan papa Yeonji laksanakan!" Yeonji hormat sambil senyum.

Yeonji dadah dadah ke mama papanya sementara Jihoon dan Keyla tersenyum sambil membalas lambaian tangan putrinya.

Jihoon dan Keyla masuk mobil lalu pergi dari halaman sekolah.

"Sayang, kamu udah gak marah sama aku?" Tanya Jihoon setelah duduk nyaman di mobil.

Keyla menggeleng "maaf, semalam aku ngusir kamu dari kamar!" Keyla penuh sesal.

Jihoon senyum ngusap kepala istrinya "maaf sayang, aku bohongin kamu waktu itu"

Keyla diam menunggu ucapan Jihoon selanjutnya "Woyeon emang ketemu sama aku, tapi aku dan dia gak ngapa ngapain. Dia hanya tanya kabar Yeonji" cerita Jihoon.

Keyla masih diam menatap Jihoon dari samping. Jihoon yang menyadari itu, langsung menghentikan laju mobilnya.

"Apa kamu masih mencintai dia?" Pertanyaan yang ingin sekali Keyla tanyakan sejak kemarin.

Jihoon diem.

"Kalau kamu masih cinta, itu hak kamu tapi aku gak mau di madu Hoon"

Jihoon noleh cepat ke arah Keyla "maksud kamu apa hm?" Jihoon terkekeh.

"Kali aja kamu mau nikahin dia lagi" cicit Keyla pelan membuat Jihoon tertawa pelan.

"Udah ya, jangan mikir aneh aneh" kata Jihoon ngecup kening Keyla lalu bersiap menjalankan mobilnya kembali.













Woyeon kembali menghubungi Jihoon tapi ponselnya gak aktif "kemana sih?!" Kesalnya melempar hape ke kasur.

Woyeon bergegas mandi lalu pergi ke kantor Jihoon lagi.

Dari jauh Doyoung lihat sosok Woyeon tengah berjalan tergesa gesa masuk lift.

"Aduuhh... enaknya gue apain ya tuh maklhuk?" Doyoung ngetuk ngetuk dagunya berfikir.

Doyoung smirk lalu merogok ponsel pada saku jasnya menekan kontak entah siapa.

"Doyoung! Sini kamu!" Doyoung merasa namanya di panggil, langsung nyamperin dong.

Woyeon narik kerak jas Doyoung "mana Jihoon?! Kasih tahu cepet! Kalau enggak...

"Kalau enggak apa? Pak bos tuh lebih percaya gue kali di banding lo!" Doyoung terkekeh pelan menepis tangan Woyeon yang meremas kerahnya.

Woyeon menghela nafas kasar lalu pergi.

"Pengen tahu banget bos ada dimana?!"

Langkah Woyeon terhenti balik badan menghampiri Doyoung kembali.

"Di rumah sakit jiwa! Lagi jenguk kerabatnya yang otaknya geser" kata Doyoung.

"Hah?! Emang Jihoon punya sodara yang gila?" Woyeon sedikit terkejut.

"Gak ada sih" Doyoung nyengir.

"Lah terus?! Siapa yang gila?!"

"Mantan istri bos kayanya" Doyoung tertawa.

Woyeon mengepalkan tangannya geram dan siap ninju Doyoung.

"Maaf bu! Jangan melukai tuan Doyoung, nanti bos besar bisa marah" tiba tiba aja ada satpam datang mencekal pergelangan tangan Woyeon.

Woyeon natap tajam satpam tersebut sambil menepis tangannya kemudian beralih natap Doyoung.

"Babay nyonya!" Pekik Doyoung melambaikan tangannya seraya melangkah pergi.

Dengan penuh rasa malu Woyeon pergi dari kantor Jihoon. Gimana gak malu, pas mau mukul Doyoung semua karyawan lihat bahkan ada yang rekam video.






"Apa!! Woyeon datang lagi?!" Baekhyun gebrak meja ampe Doyoung ngelus dada.

"Mau apa dia?!"

"Nyari bos Jihoon"

"Ada perlu apa nyari Jihoon?"

"Ah palingan juga kangen" sahut Doyoung.

Baekhyun natap cepat ke arah Doyoung.

Doyoung cuma nyengir.

"Kamu cari orang buat lacak apartemennya Woyeon, karena dia pindah ke apartemen yang baru"

"Siap tuan besar!"

Setelah Doyoung pergi dari ruangan Baekhyun, Baekhyun duduk lesu di kursi memijat pelipisnya, rasanya pusing banget si ayah ini.















































Konfliknya gak mau berat berat ah nanti takut kaya Dilan😁😁😁

Pantengin terus ya bentar lagi end kayanya 😢🙏

DUGEM (DUda GEMez)Där berättelser lever. Upptäck nu