"Lihat! Siapa yang ingin bergabung dengan mereka di antara kalian ... manusia tak berguna." Terus saja Mo Shan, makhluk kegelapan ini mengarahkan pandangan ke arah dinding yang diledakan barusan. Semacam meminta keempat manusia ini ikut menyaksikan apa yang ia saksikan.

Oleh karenanya, dilihat sudah apa yang ingin ditunjukkan Mo Shan. Mendapati area dari ruangan lain, mungkin area dari belakang dalam gua luas ini. Entahlah, karena bukan itu bagian pentingnya, melainkan apa yang ada dan mengisi area ruangan tersebut. Tulang belulang. Atau lebih tepatnya ... kerangka bersamaan mayat lainnya yang belumlah terurai sempurna. Bahkan, masih ada yang berwujud, tergantung berjejeran layaknya boneka. Sosok tak asing, tak lain adalah Jing Shin, Azhuang dan juga Xia Chia.

"Apa kalian masih ingat dengan mereka?" kekeh Mo Shan, kian menjadi-jadi begitu mendapati keempat manusia ini menderita. "Jadi, siapa di antara kalian berdua yang ingin menyusul?" Mengarahkan pertanyaan pada Tang Yuan dan Ji Yu, jelas dari pandangannya yang saling bertukar sebelum akhirnya jatuh pada Hui Yan. "Kau, akan jadi yang terakhir," ucapnya lagi, penuh tekanan dari sorot sepasang netra melotot yang dipenuhi ambisi dan kekelaman tersebut. "A'Gui ... bunuh kedua pria ini!" titahnya, seringaian penuh kemenangan barulah kemudian ia tampilkan. Semacam sedang mengejek Hui Yan yang meluruhkan air mata penuh kekesalan atas ketidakterimaan.

Tatkala A'Gui sendiri melibas pedangnya ke udara, cahaya merah yang dihasilkan pun membentuk bilahan pedang, melesat cepat pada Tang Yuan yang seketika menghindar. Menyaksikan akan serangan A'Gui menghantam dinding gua, saat di mana babak baru dari pertarungan dimulai kembali dengan gelegaran suara ledakan berdentuman.

Debu-debuan menyeruak, bongkahan bebatuan tergeletak di sekitar, gua terus saja bergetar, tapi tak menghentikan pertempuran yang dipenuhi kilatan cahaya. Bahkan suara cambuk mendominasi, tak henti-hentinya melayang, membelit, menarik dan ikut menghancurkan sekitaran yang terkena pukulannya. Namun, musuh selalu saja bisa menghindar di setiap serangan dengan kecepatan maupun kekuatan energi dalam yang dimiliki.

Lihatlah pula bagaimana A'Gui kini berlarian di atas dinding, menghindari serangan yang dilemparkan Tang Yuan dari belati es mata iblis, semacam sinar laser. Laser yang terasa akan menghancurkan atau menguburkan tempat ini kapan saja jika tak segera dihentikan. Alhasil, Mo Shan mulai turun tangan, menggantikan A'Gui dalam menghantam Tang Yuan dan juga Ji Yu hanya dengan sekali pukulan energi hitam berwujud layaknya asap, mementalkan kedua pria itu untuk kemudian punggung menghantam kuat pilar bebatuan yang ada.

Retak, benar sekali. Pilar nan kokoh tersebut retak dalam beberapa bagian, menandakan bagaimana kuatnya hantaman Mo Shan barusan. Tak mengherankan kalau muntahan darah seketika dialami oleh Ji Yu dan Tang Yuan, tepat saat tubuh mereka mendarat sudah pada permukaan pijakan. Yang mana sialnya, A'Gui, bawahan terpercaya Mo Shan ini menjadikan kelengahan yang ada sebagai kesempatan untuk menyerang. Turun dengan gaya menukik, pedang dihunjamnya lurus pada mereka yang masihlah terkapar.

TINGG!

Terpental sudah A'Gui, menoleh ke asal dari datangnya cahaya keunguan yang menangkis serangannya barusan. Hui Yan, benar, wanita berdarah bangsawan inilah yang menghadang dan mengacaukan kesempatannya, dan itu kian membuat A'Gui geram. Pun Hui Yan kembali mengendalikan cahaya keungunan berbentuk pedang melayang-layang ini untuk terus mengecoh atau bahkan jika beruntung mampu melukai A'Gui. Bahkan jika itu hanya segores luka saja, percayalah Hui Yan akan sedikit puas. Namun, tentu tidaklah semudah itu.

Tatkala Mo Shan mulai mengambil tindakan kembali, mengirimkan energi kegelapan miliknya pada Ji Yu dan Tang Yuan yang masihlah berusaha membangkitkan tubuh kesulitan bangun tersebut. Sungguhlah sebuah serangan bernafsu, sekali terkena sudah dapat dipastikan akan menghancurkan seketika target. Apalagi target yang tak lain Ji Yu dan Tang Yuan ini, sudah teramat terluka akibat pertarungan sebelumnya. Tak mengherankan, Mo Shan menyeringai sudah. Biar kata seringaian tersebut kemudian berakhir menjadi kemarahan, berkat kemunculan pengganggu yang tak lain berupa perisai kaca kebiruan ciptaan Kwan Mei.

"Kau pikir bisa menahan seranganku ini dengan kemampuan lemahmu itu?! Kau ... hanya akan melukai tubuhmu sendiri, Kwan Mei. Jadi berhentilah melukai tubuhmu yang akan segera menjadi tubuhku itu!"

Terpental sudah Kwan Mei, perisai kaca buatannya hancur lebur bersamaan akan datangnya semburan darah dari balik mulutnya itu. Meskipun demikian, ia merasa puas telah mampu melindungi Ji Yu bahkan suaminya, Tang Yuan, yang kini berseru memanggilnya. Menyaksikan akan bagaimana Mo Shan merubah diri ke dalam wujud kelebatan asap hitam, tahu-tahu saja sudah berada di sisi Kwan Mei yang tersengal-sengal tak berdaya.

"Jauhi dia! Dasar kau iblis!" seru Hui Yan dari sela napas memburunya, masih berusaha mempertahankan energi keunguan dalam penyerangannya pada A'Gui yang memanglah terkurung tanpa mampu mendekati Ji Yu ataupun Tang Yuan.

Barangkali karena itulah, Mo Shan menarik tubuh Hui Yan kepadanya, semacam dalam tubuh Hui Yan ini telah tertanam suatu magnet. Kembali, Hui Yan berada dalam cekikan tanpa ampun. "Beraninya kau berteriak padaku, kau pikir kau siapa hingga begitu berani padaku! HA?!" Kembali Hui Yan dilemparkan, tapi kali ini tak lagi ada sosok Ji Yu yang menolong, punggung terhantam sudah oleh dinding untuk kemudian tersungkur memuntahkan darah. Yang mana Mo Shan, berfokus sudah pada Kwan Mei. "Sudah kukatakan jangan berani-beraninya melawanku. Sekarang kau merasakannya, bukan? Bagaimana rasa sakit itu mengalir ke sekujur tubuhmu."

"K-kau ... k-kau ... pasti akan musnah ...!"

Dengan cepat Mo Shan menoleh ke samping, dan dengan cepat tanpa kesulitan sama sekali ia menangkap cambuk hitam milik Ji Yu ini dengan sebelah tangan kosongnya. "Sungguh memalukan kenapa harus aku bertarung dengan manusia lemah seperti ini." Berbalik, menghadapkan diri dengan Ji Yu. "Kau ... sungguh menyedihkan hidupmu itu."

"Berhenti bicara seolah kau mengenalku!" Ditarik lepasnya cambuk, siap dilemparkan kembali pada Mo Shan. Namun, ke mana Mo Shan menghilang kini? Hanya tawa saja yang mampu terdengar, itu pun datang dari segala arah. Yang mau tak mau, suka tak suka, Ji Yu haruslah memasang kewaspadaan besar sembari berputar-putar di tempat, apalagi saat di mana pandangan mampu menangkap sekelebat bayangan hitam yang barangkali juga mengitarinya.

"JI YU!"

DEG!

The Village : Secrets Of Past Life (END)Where stories live. Discover now