Chapter 30

58 23 106
                                    

Situasi dan ketegangan ini, sungguhlah sukses mencekatkan napas tiap dari mereka yang bersembunyi. Pun Kwan Mei mau tak mau mulai mengakhiri isakan tangis, membangunkan diri dari duduk tepat ketika ketukan dari luar rumahnya malah berganti menjadi gedoran. Jika dibiarkan lebih lama lagi, takutnya ... gebrakan paksa pun tak mampu dihindari.

Dirasa telah cukup aman, Tang Yuan dalam penampilan penjaga desanya berakhir membukakan pintu, menyambut dua penjaga desa lainnya yang serta merta melemparkan pandangan menyelisik ke dalam rumah, memicing bahkan memandang sinis Tang Yuan dari balik wajah bertopeng tersebut.

"Suara tangis apa pada tengah malam begini?"

"Bukankah hal ini sudah biasa kalian dengar dan saksikan? Haruskah masih curiga alasannya menangis karena apa?"

"Jika kami mengetahui kau bertindak diam-diam di belakang, bersiaplah menyaksikan istri tercintamu tewas dengan sangat menyakitkan," kecamnya, mengikis jarak lebih lagi. Namun, sepasang netra menajam penuh aura kematian tersebut lurus diarahkan pada Kwan Mei yang beberapa jarak jauhnya dari Tang Yuan. "Ingatlah ... baik-baik."

Berbeda dengan penjaga desa satunya, ia malah terus saja bergeming. Seakan tak peduli dengan pertengkaran yang ada, tak ada niatan pula untuk menghentikan. Akan tetapi, sekalinya ia mengangkat sebelah tangan. Keterdiaman pun terjadi. Sekiranya, apa mungkin ia-lah sang ketua dari penjaga desa? "Kau ikutlah kami sekarang, jaga area perisai pelindung gua," ucapnya, terdengar santai memang, tapi benarkah santai? Karena aura yang dikeluarkan taklah bisa dianggap biasa. Intimidasi yang dimiliki jelas berada jauh di atas Tang Yuan sendiri.

Namun, di antara segala aura kesadisan dan pembunuhan yang dimiliki, hadir pula suatu jenis kesetiaan yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. Juga ... mungkin akan sedikit aneh jika dikatakan, pun Hui Yan yang mengintip dengan hati-hati tak bisa pula memalingkan pandangan dari ia yang diduga ketua penjaga desa ini. Lagian Desa Weiji adalah desa yang taklah wajar dari sejak awal, maka harusnya apa yang dirasakan oleh Hui Yan memanglah ada benarnya.

Sebuah kehidupan yang telah lama, jiwa tua berusia ratusan tahun,'kah?

Akan seperti apa pula jika andainya topeng tembaga hitam tersebut terlepas, barangkali siapa pun yang melihat akan segera bertekuk lutut tanpa diminta. Selain itu, memang benar jikalau Tang Yuan mengalami suatu diskriminasi. Kala di mana Tang Yuan sendiri kini menolehkan sedikit wajah pada istrinya, mengangguk sekali yang dibalas anggukan pula oleh Kwan Mei. Setelahnya, pintu rumah pun tertutup rapat, para tamu yang bersembunyi pada akhirnya keluar.

"Mari lakukan, dekati dan coba dapatkan informasi apa pun dari Xiao Zhi. A'Yuan ... dia telah menyetujuinya."

Meskipun tidak tahu hal ini akan berakhir seperti apa, tapi baik buruknya akan mereka tanggung bersama, pasang mata penuh tekad masing-masing dari mereka telah menjelaskan hal tersebut, tidak perlu repot-repot pula mulut berucap. Yang mana sejak itu, siang akan terasa singkat dan malam akan terasa panjang, bukan karena adanya hal mistis ataupun kekuatan gaib terjadi, melainkan hanya semata karena malam akan menjadi waktu bagi mereka bertindak layaknya sosok tak terlihat, sedangkan siang hari haruslah hidup bagaikan warga baik yang bahagia tanpa beban apa pun. Singkatnya, hidup dalam kepura-puraan.

Pun malam ini, malam yang telah disepakati bersama. Akan menjadi awal pergerakan mereka semua.

Tepatnya pada sebuah rumah dengan cahaya temaram, memancar keluar dari celah dinding yang menampilkan kehadiran tiga wanita di dalamnya. Satu wanita yang diketahui Xiao Zhi, duduk berhadapan dengan dua wanita yang tak lain Hui Yan dan Kwan Mei, ketiganya bertukar pandang dalam diam.

Sedangkan di luar rumah yang bermandikan cahaya rembulan hampir utuh ini, dua pria terlihat duduk bersenderkan punggung pada dinding kayu samping rumah bambu milik Xiao Zhi. Lokasi yang tepat untuk berjaga sambil bersembunyi. Setidaknya, area rumah yang menjadi tempat berkumpul segerombolan gagak tak lagi ada. Entahlah ke mana burung bawahan itu berada, barangkali tugas yang dititahkan untuk menyebarkan ketakutan akan tertular kesialan telah usai dilakukan. Menanti jenis titahan baru lainnya yang entah kapan itu.

The Village : Secrets Of Past Life (END)Where stories live. Discover now