Chapter 14

38 5 0
                                    

Chapter sebelumnyakan jadi chapter terpanjang sementara, dan sekarang... Chapter ini jadi chapter terpendek sementara wkwk. Sudah nikmatin saja, gak suka tinggal skip. Lanjut...

~~||~~

Keesokan malamnya...

Mork memberikan sharelock padaku, dan aku datang ke tempat mereka.

"Hei Mork, Type. Apa kalian sudah lama menungguku?"

"Tidak terlalu lama. Santai saja." balas Type.

"Oke. Baguslah." dan aku melihat ke arah Mork, dia seperti sedang melihat seseorang yang ada dibelakangku. "Hei Mork, kau sedang melihat siapa?" dan aku langsung melihat kebelakang juga.

"Ohh tidak. Tidak ada. Aku tadi melihat seperti ada seseorang yang sedang mengawasi kita dari belakangmu." ucap Mork.

"Hah? Benarkah?" aku langsung melihat ke belakang lagi dengan lebih teliti, dan hasilnya aku tidak melihat siapapun disana.

"Aku tidak melihat siapa-siapa Mork." kata Type.

"Benar, aku juga tidak melihat siapapun disana." ucapku jujur.

"Tentu saja kalian tidak melihatnya. Karena dia sedang bersembunyi dibelakang salah satu mobil disana. Lihatlah! Gerak-geriknya sangat mencurigakan."

"Kamu terlalu nething pada orang lain Mork. Lupakan saja. Mari kita pesan makanan. P'krub... Kami ingin memesan." Type memanggil pelayan.

*Nething = negative thinking
adalah pola atau cara berpikir yang lebih condong pada sisi-sisi negatif dibanding sisi positifnya.

"Kalian ingin pesan apa?" pelayan itu tersenyum pada kami.

"Aku ingin pesan...." Jujur saja. Aku masih kepikiran dengan apa yang diucapkan Mork tadi. Aku memiliki firasat yang tidak enak sekarang. Biasanya firasat yang tidak enak seperti ini nyaris hampir tidak pernah meleset.

"...bagaimana jika kita makan hot pot saja?"

"Bukan ide yang buruk." sambung Mork.

"Oke. Dan kau Kao?"

"Terserah kalian, aku setuju-setuju saja."

"Oke, jadi kita pesan hot pot. P'krub kami ingin pesan hot pot saja."

"Baik. Ditunggu ya." jawab pelayan itu.

"Baik terimakasih banyak."

"Hei Kao ada apa dengan wajahmu itu?" tanya Mork.

"Hah, ada apa?"

"Ada apa dengan wajahmu itu? Apa kau masih memikirkan apa yang aku bicarakan tadi?" Mork menambahkan.

"Tidak. Tidak memikirkan apa-apa. Lupakan saja. Lebih kita menunggu pelayannya saja." jawabku.

Setelah selesai makan, P'Knock langsung memberikanku pesan.

("Apa kalian sudah selesai makan?")

("Sudah. Dimana kita akan minum?")

("Ditempat langgananku yang saat itu.") sebenarnya aku ada sedikit rasa trauma kembali ke tempat itu. Semua kejadian dan memori yang dilakukan orang itu dulu masih melekat dikepalaku sampai sekarang, dan aku bisa menjamin itu tidak akan bisa hilang.

("Hei kau tidak perlu takut. Bibi Miriam dan Paman George sudah meningkatkan kinerja kerja mereka sekarang. Aku bisa menjaminnya padamu.")

("Oke. Tunggu aku disana. Aku akan naik ojek ke sana.")

PILLARS ENGINEERINGWhere stories live. Discover now