Tak berselang lama kemudian, hantaman demi hantaman berupa cahaya kemerahan berdatangan tiada henti. Sukses menghancurkan perisai ciptaan Kwan Mei menjadi pecahan kepingan kaca yang seketika menguar seakan termakan oleh kabut. Sementara Kwan Mei, sebagai yang menciptakan perisai barusan terhantam sudah. Darah pada sudut bibir jelas adalah buktinya.

"Tidak ada perlawanan sama sekali. Zhan Hou ohh Zhan Hou, sungguh bodoh dirimu memercayai anak-anak lemah ini untuk melawan kami!"

Suara tawa kembali terdengar. Tawa yang perlahan entah kenapa terdengar semakin dan semakin jauh sebelum akhirnya terdengar sangatlah jauh. Namun, kesunyian kembali yang diperoleh saat ini justru terasa semakin menakutkan. Hening yang membuat jantung berdebar tak beraturan, buliran keringat bermunculan pada pelipis, mulut terasa kering, bahkan sepasang netra tak lagi berani dikedipkan, khawatir akan hal yang datang di kala kelengahan kecil dari mereka yang mematung.

Sedetik ... dua detik, bahkan di tiga detik berikutnya ... sama sekali tidak ada tanda-tanda akan kehadiran kembali dua penjaga desa. Ataukah mungkin, tugas telah dialihkan kepada .... Kawanan gagak? Serta merta Hui Yan menengadah, deruan napas dari mulutnya tak mampu terkontrol sembari memperingati lainnya untuk juga ikut melihat ke atas. Mendapati jikalau benar saja, kawanan gagak telah menukik, menerjang baik dengan cakar ataupun paruh nan tajam tersebut. Membubarkan seketika posisi keempatnya yang sedari tadi dipertahankan.

Pun pertarungan tak dapat lagi dihindari.

Berawal dari menggelegarnya cetar dari cambuk Ji Yu, lalu disusul oleh kelebatan cahaya keunguan milik Hui Yan, kebiruan milik Kwan Mei dan kemerahan lewat belati es mata iblis milik Tang Yuan. Meskipun benar tak mampu melihat dengan pasti akan bagaimana pertarungan cepat mereka ini, tapi dapat terlihat jikalau mereka berempat mampu melawan setidaknya tidak akan membiarkan, apalagi mengizinkan tubuh terkena serangan bahkan jika itu hanya berupa cakaran kecil belaka.

Sementara purnama berdarah yang bertengger di atas sana, mulai terbebas sudah dari gumpalan awan penghalang.

Hanya saja, kenapa kawanan gagak yang begitulah liar seakan tak akan pernah menyerah apalagi mundur ini malah menjauh? Pun anehnya pula, kabut tebal yang seakan tak mampu tersingkirkan oleh apa pun ini mulai menipis dan kian menipis seiring akan menjauhnya kawanan gagak yang pergi itu. Jelas mengarah pada area terlarang, Hutan Malam Abadi.

Lantas benarkah kalau Mo Shan yang menitahkan? Ataukah justru A'Gui dan penjaga desa satunya lagi yang masihlah hidup itu yang memanggil, menitahkan?

Entahlah apa pun itu, setidaknya kini pandangan telah mampu menangkap sejumlah penglihatan lebih jelas lagi. Kala lihatlah bagaimana rumah-rumah yang pernah menjadi kebahagiaan sejumlah warga ini mulai terlihat. Tidak ada pula yang berbeda, dan beruntung saja pertarungan singkat dengan kawanan gagak barusan tidaklah merusak ataupun menghancurkannya.

Namun, bukan berarti permasalahan ataupun serangan usai sudah. Malahan serangan siap meningkat ke tahap yang lebih tinggi lagi. Atau barangkali katakan saja, serangan kawanan gagak barusan tak lain adalah pemanasan sebelum melawan ia yang telah menanti pada tengah jalanan berjarak sekitar sepuluh atau mungkin lima belas langkah dari posisi Ji Yu dan Tang Yuan ini.

"Siapa kau?" Padahal tak terlalu keras Ji Yu mengeluarkan suaranya, tapi tetap saja gema yang dihasilkan cukuplah keras. "A'Gui,'kah?" tanyanya lagi, dan hasilnya tetaplah sama ... tidak ada jawaban atau bahkan sedikit saja gerakan yang menyatakan ia hidup.

"Ji Yu, kurasa dia bukanlah A'Gui." Lekat memandangi penjaga desa di depan sana, semacam tahu kalau sebentar lagi sang penjaga desa ini akan segera mengeluarkan suatu gerakan. "Fokuslah padanya."

Yang mana memanglah benar, penjaga desa bak patung ini mulai bergerak. Terutama tangan kanan yang dimiliki, dari kosong kini mulai memancarkan cahaya kemerahan. Kemudian, tertampilkan sudah sebuah senjata. Bukan pedang seperti penjaga desa lainnya, melainkan sebuah cambuk yang bagaikan lidah api.

The Village : Secrets Of Past Life (END)Where stories live. Discover now