09. The Truth Untold

133 13 11
                                    

"Jika aku tidak ada di dunia ini, apakah semuanya akan baik-baik saja?"

-My Sun-

Happy Reading^-^

"Kemarin, sebuah gelang merah indah telah melingkar erat ditanganku.
Hey laki-laki sang pengikat hati..
Mampukah kau memiliki ku?"

( Kim Hyerin)

Kutulis sepucuk surat dalam notebook kecil ku. Sebuah surat yang tak ku kirim pada sang tujuan. Ku simpan semua kata dan kalimat ini sebagai kenangan yang akan terjaga hingga saat itu telah tiba.

Kuharap dia dapat membacanya meski entah siapa yang akan menyampaikan pesan ku ini kelak.

Mampukah aku menyampaikan nya sendiri?

.
.
.

Jihoon duduk di kursi rumah sakit yang berada di depan ruang ICU. Dia sudah menunggu selama 1 jam, namun belum satupun dokter maupun perawat yang keluar.

Dia sangat risau, tak tau harus berbuat apa. Jihoon berniat menelpon ayah Hyungsik, namun tak bisa karna dia tak memiliki nomornya. Ponsel Jeongwoo pun rusak, jadi dia tak bisa melihat nomornya.

Jangan tanya kenapa Jihoon tak langsung saja datang kerumah ayahnya. Tentu itu karna dia tak tahu dimana sang ayah dan adiknya itu tinggal selama ini.

"Dengan wali Park Jeongwoo-ssi?". Seorang dokter yang keluar dari ruang ICU menghampiri Jihoon yang sedang berlalu lalang di depan pintu.

"Iya, saya kakak nya".

"Mari ikut saya sebentar".

Jihoon pun mengikuti dokter tersebut dan masuk ke ruangan nya.

"Apa tidak ada orang dewasa yang bisa mewakili?".

"Saya sudah dewasa. Eum, saya tiga tahun lebih tua dari adik saya".

"Jika adik mu delapan belas tahun, itu berarti kau berusia dua puluh satu tahun?". Tanya dokter mengheran.

Jihoon mengangguk mengiyakan.

Merasa tak baik membuang waktu, dokter pun segera mengakhiri basa-basi tadi dan langsung membahas hal penting yang harus disampaikan.

"Begini, dari hasil pemeriksaan tadi Jeongwoo tidak mengalami luka serius. Hanya ada sedikit retakan di tulang betis nya, tapi tak perlu khawatir karna itu dapat segera membaik setelah dua minggu perawatan dan istirahat".

"Tapi, tadi darah yang keluar dari kepala nya sangat banyak. Apa benar tidak ada sesuatu yang serius dok?". Jihoon merisau.

Dokter tersenyum kecil, "Jangan khawatir, itu hanya pendarahan biasa dan tidak menimbulkan efek yang berbahaya. Tapi tentu saja dia akan merasa pusing dan sakit dibagian belakang kepala akibat benturan itu. Namun sekali lagi, kamu tidak perlu khawatir". Jelas dokter.

Jihoon menghela napas lega, perasaan nya sedikit menenang setelah mendengar pernyataan dari dokter.

***

"Kamu mau kemana malem-malem gini?". Kak Junkyu menghadang ku yang hendak membuka pintu.

"Jeongwoo kak.. ".

My Sun || Park JihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang