Dua belas

9.6K 976 44
                                    

Warning🔞
______

Erangan dan bunyi kecipak dari bibir yang beradu juga lidah yang terus membelit membuat suasana tegang akibat dentuman dari luar istana berubah jadi panas. Mereka sekarang sama-sama terbakar nafsu.

"Eunghh..."

"Hmhh!" Jimin menepuk kuat dada Jungkook saat napasnya kian menipis. Jimin butuh bernapas.

Jungkook melepaskan tautan bibir mereka dan beralih menyerang leher jenjang suami mungilnya. Tangan yang sibuk menggerayangi tubuh Jimin membuat Jimin tidak sadar bahwa pakaiannya seluruhnya sudah terlepas.

Jungkook semakin turun sampai pada dada dan melahap sesuatu yang sudah keras di sana. Dihisap kuat membuat Jimin mendongak merasakan kenikmatan yang baru kali ini Jimin rasakan. Jimin tidak pernah tahu sebelumnya tentang kenikmatan pada titik ini. Ia menekan belakang kepala Jungkook meminta lebih.

Tangan Jungkook tidak tinggal diam dengan memelintir dada sebelahnya dan mengusap penis Jimin yang sudah tegang sedari tadi. Mendapat beberapa serangan membuat Jimin kewalahan dan terus mengerang juga mendesah.

Usapan Jungkook berubah jadi kocokan yang seiring waktu kian cepat. Precum Jimin menjadi pelicin kegiatan Jungkook.

"Aahh, Jungkookhh..."

Tubuh Jimin bergetar saat cairannya menembak mengotori tangan Jungkook. Ia mengatur napasnya yang terengah.

"Akh..."

Tapi, sesuatu yang masuk ke dalam belakang tubuhnya membuat Jimin mengerang sakit. Ini pertama kalinya sesuatu memasuki belakang tubuhnya.

Jungkook mengecupi paha dalam Jimin dengan jari yang keluar masuk dalam lubang suaminya. Awalnya memang perlahan dan hanya satu jari, tapi mendengar Jimin yang mulai tenang ia menambahkan satu jari lagi dan mengocok cepat.

"Ahh... ahh..."

Desahan Jimin nyaring saat jari panjang Jungkook mengenai sesuatu yang membuat dirinya inginkan lebih. Ia terus mendesah meminta agar lebih cepat dan dalam. Dari bawah Jungkook menyeringai. Ia mengeluarkan jari-jarinya membuat Jimin menatap Jungkook sayu.

"Kenapa berhenti?" Tanya Jimin pelan.

Jungkook menunduk dan mengecup seluruh permukaan wajah Jimin. "Itu hanya jariku. Kau akan merasakan lebih dari ini saat milikku yang berada di dalam sana, Ratu." Bisik Jungkook sebelum melumat ranum Jimin.

Dengan masih berciuman, Jungkook melepas dan melempar asal celananya membuat miliknya yang memang sudah sangat sesak sedari tadi akhirnya bebas juga. Jungkook menggesekkan penis hangatnya pada milik Jimin membuat Jimin sedikit bergetar.

"A-apa sekarang?" Tanya Jimin saat ciuman mereka terlepas.

Jungkook mengusap saliva yang mengalir membasahi sampai dagu Jimin. Ia tersenyum kecil. "Memangnya kapan lagi? Istana ini sudah sangat lama menunggu pewaris. Dan juga, keberadaan anak kita di perutmu sangat penting mengingat kau yang jadi sasaran para penyihir. Anak kita akan jadi pelindungmu."

Jimin meneguk ludah kasar saat bisikan dengan suara berat itu mengalun tepat di telinganya. Jilatan lembut pada daun telinganya membuat Jimin ragu apakah benar selama ini Jungkook tidak pernah seks? Untuk ukuran pemula Jungkook benar-benar liar.

Jungkook memasukkan dua jarinya ke dalam mulut Jimin. Diputar, maju-mundur, menggelitik langit-langit mulut Jimin membuat saliva Jimin merembes membasahi jari panjang Jungkook. Jungkook menyeringai saat ekspresi Jimin begitu membuat libidonya meninggkat.

Jungkook menggeram dan menarik keluar jarinya. "Cukup. Aku sudah tidak tahan."

Jarinya yang penuh akan saliva milik Jimin ia lumuri ke batang penisnya. Ia menahan kedua paha Jimin agar terbuka lebar untuknya. Penisnya yang sudah sangat tegang langsung ia arahkan pada lubang Jimin.

"Akh..."

Jimin menggigit kuat bibir bawahnya saat penis Jungkook memaksa masuk ke dalam lubang sempitnya. Demi apapun, ini sangat sakit.

"Akh, Jungkook, ini sakit..."

Jungkook mengusap paha Jimin menenangkan.

"Akh... Jungkookhh,"

Jungkook menunduk dan mengecup bibir Jimin. Ia arahkan tangan Jimin yang mencengkram kuat selimut di bawahnya agar mengalung di lehernya.

"Cakar atau gigit terserahmu. Aku akan menghentaknya."

Jleb

"AKH!"

Jimin berteriak sakit saat Jungkook menghentak kuat penis miliknya sampai masuk sepenuhnya di dalam lubang Jimin. Cakaran Jimin di punggung Jungkook memanjang dan berbekas namun tidak Jungkook hiraukan. Jungkook lebih mementingkan air mata Jimin yang terjatuh. Dihapusnya air mata tersebut dengan lembut.

"Sstt, sudah masuk. Jangan menangis, Ratu."

"Ini perih!" Bentak Jimin membuat Jungkook terkekeh. Ia diam sama sekali tidak bergerak. Ia ingin membiasakan terlebih dahulu miliknya di dalam lubang Jimin.

"Aku tidak yakin kau belum pernah seks sebelumnya. Kenapa kau terlihat sangat ahli?"

Jungkook menatap Jimin di bawahnya yang berkeringat dan menatap dirinya sayu. Sudut bibir Jungkook terangkat. "Aku tidak perlu pengalaman, Ratu. Instingku yang bekerja."

Jungkook tertawa kecil melihat Jimin yang tengah mengatur napas dan sama sekali tidak bergerak. "Kau ini kenapa?" Tanya Jungkook bingung pada sikap Jimin.

"Milikmu membuat lubangku penuh. Sangat penuh malah. Ini aneh." Bibir Jimin mengerucut lucu membuat Jungkook tidak tahan dan mencuri satu ciuman.

"Jadi, aku sudah boleh bergerak?"

Jungkook sedikit menggerakkan pinggulnya melihat bagaimana reaksi Jimin. Alis Jimin mengernyit dalam dengan mulut sedikit terbuka seiring gerakan Jungkook kian kuat.

Jungkook terus menghujam lubang Jimin mencari letak prostatnya.

"Ahhh... Kookhh..."

Jungkook tersenyun senang saat menemukan apa yang ia cari. Dengan gencar Jungkook menghujam Jimin dengan cepat dan dalam membuat Jimin mendongak dengan mulut yang terus mendesahkan nama suaminya.

"Jungkookhh... Kookhhh, Aahh..."

Tubuh Jimin bergetar saat menembakkan cairan putihnya membasahi perutnya juga perut ber-abs milik Jungkook. Jungkook menggeram saat lubang Jimin meremat kuat miliknya.

"Aahh, pelan-pelan."

"Tidak adil. Seharusnya tunggu aku."

Jungkook kian mempercepat hujamannya membuat desahan Jimin kian kencang. Ia menggeram saat merasakan pelepasannya hampir sampai.

"Jungkookhh,"

"Jiminhh..."

Tubuhnya sedikit bergetar seiring cairan hangat terasa memenuhi perut Jimin. Jimin menyentuh perutnya, ia terkekeh pelan. "Ini aneh, tapi juga nikmat."

Dengan tubuh yang masih menyatu Jungkook menunduk dan mengusap keringat yang membanjiri kening Jimin.

"Sangat nikmat. Kau pernah berhubungan seluar biasa ini sebelumnya?"

Jimin menggeleng. "Tidak. Aku tidak pernah berhubungan seluar biasa ini sebelumnya. Ini sangat luar biasa. Aku ingin lagi, Jungkook."

Jungkook tertawa pelan saat Jimin menatapnya berbinar. Ia mengecup bibir bengkak Jimin.

"Tentu. Kita akan terus bermain sampai aku bisa merasakan anak kita, Ratu. Sebelum anak kita terbentuk, kuatkan dirimu karena aku tidak akan berhenti."

"Ahh..."

Desahan Jimin kembali mengalun saat Jungkook kembali menghujam penisnya yang masih menancap pada dirinya. Namun, kali ini tidak pasrah seperti tadi, Jimin dengan cepat membalik posisi mereka menjadi Jungkook yang di bawahnya.

Jimin menunduk, menyeringai dan berbisik tepat di wajah Jungkook. "Kali ini aku yang memimpin permainan, Yang Mulia."

Jungkook menyeringai. "Tentu, Ratu."

Tbc

Queen [Kookmin/Jikook]Where stories live. Discover now