"Grilled Cheese aja ya? minumnya mau apa?" tanya Khansa lagi berusaha untuk mengubah topik pembicaraan dan juga suasana yang mendadak tegang karena obrolan mereka barusan.

"Air putih anget aja, gue nggak biasa minum-minuman lain selain air putih kalau pagi."

Sekali lagi Khansa menganggukkan kepalanya dan langsung melesat keluar kamar untuk membuatkan sarapan Jerome. Jantungnya berdebar hebat tatkala dia melangkah dengan sangat hati-hati menuruni tangga rumah megah itu karena takut bertemu dengan ibu mertua dan adik perempuan Jerome yang sangat memusuhinya itu. Khansa mengira kedua wanita kesayangan Jerome itu sudah pulang ke rumah dan sejujurnya dia masih belum siap untuk bertemu dengan mereka.

"Mbak Khansa?"

Khansa memekik kaget dan nyari saja terjatuh dari anak tangga terakhir yang dipijaknya jika tidak burburu berpegangan pada pinggiran tangga. Bi Hanum, selaku oknum yang baru saja memanggilnya buru-buru meraih tangan Khansa yang satunya dan menahannya agar istri dari putra sang majikan itu tidak terjatuh.

"Ya Allah, hati-hati toh mbak! Nanti kalau mbak jatuh gimana?!" seru bi Hanum sambil mengusap-usap lengan Khansa yang hanya bisa tersenyum malu. "Lagian mbak ngapain jalannya ngumpet-ngumpet gitu? ibu sama mbak Laura belum pulang kok, mbak."

"H-Hah? B-Beneran bi?" Khansa melotot kaget.

Bi Hanum tersenyum hangat sambil menganggukkan kepalanya. Perempuan tua itu adalah salah satu saksi dimana keributan rumah tangga yang super besar itu terjadi disini. Bi Hanum juga sudah pernah bertemu dengan Khansa dan ibunya sebelumnya di hari dimana ibu Jerome menghina mereka berdua didepan keluarga besarnya dan juga saat Jerome mengumumkan bahwa dia akan menikahi Khansa sebelum ayahnya sempat mengumumkan rencana perceraiannya dengan sang ibu juga niatnya untuk menikahi ibu Khansa.

Mereka hanya bertemu sekali, hanya sekilas malah. Tapi bi Hanum bisa melihat dengan jelas bahwa Khansa adalah gadis yang baik. Dia adalah gadis baik yang terjebak di kondisi dan situasi yang salah. Karena itu, selain ayah dan juga Tiara, kakak perempuan Jerome, bi Hanum adalah salah satu orang yang tidak menganggap Khansa sebagai seseorang yang harus dimusuhi. Tidak pantas rasanya jika seorang anak menanggung dosa dan beban moral dari orang tuanya. Tapi yang namanya sanksi sosial pastilah tetap akan berlaku. Label 'anak pelakor' pasti akan selalu menghantui hidup Khansa, bahkan mungkin sampai mati.

"Iya mbak. Udah mbak jangan khawatir, ibu sama mbak Laura biasanya pulangnya sore. Paling mbak baru bisa ketemu mereka nanti malam," bi Hanum menuntun Khansa ke arah dapur. "Mbak mau masak apa untuk mas Jerome? Biar bibi bantu."

"Oh tadi Jerome request roti bakar pake keju leleh bi, tapi dia maunya Khansa yang bikinin," jawab Khansa.

"Haduh dasar pengantin baru, apa-apa maunya dibikinin istri yo?" bi Hanum terkekeh seraya mengeluarkan sebungkus roti dan keju mozarella yang akan digunakan untuk membuat Grilled Cheese.

Khansa tersenyum manis sembari tangannya aktif membuatkan sarapan untuk Jerome. Dia juga mengajak ngobrol asisten rumah tangga yang katanya sudah bekerja di keluarga Jerome sejak putri sulung mereka masih bayi itu. Dari cara bicaranya yang lembut serta keibuan, Khansa bisa menebak bahwa bi Hanum ini pasti sangat dekat dengan Jerome, Tiara dan juga Laura. Karena penasaran, Khansa pun meminta bi Hanum untuk menceritakan masa kecil Jerome padanya agar dia bisa mengenal suaminya itu lebih dalam lagi.

"Mbak Tiara, mas Jerome sama mbak Laura itu dari kecil bibi yang ngurus mbak," kata bi Hanum sambil tertawa pelan. "Ibu sama bapak kan dua-duanya kerja, mereka juga sering pulang larut malam jadi jarang ketemu sama anak-anak."

"Jarang banget ketemu gitu bi?"

"Kalau sama bapak sih masih lumayan sering ketemu mbak. Malah kadang bapak tuh suka ngajak mereka jalan-jalan tiap akhir pekan. Tapi kalau sama ibu, kayaknya bisa dihitung dengan jari berapa kali mereka bisa jalan-jalan bareng mbak," kata bi Hanum lagi dengan nada sedih. "Bapak sayangnya sama rata ke anak-anaknya, tapi kalau ke mas Jerome itu beliau agak beda gitu. Kadang bapak suka ngajak mas Jerome entah itu naik gunung atau berkemah berdua aja. Mungkin karena anak laki satu-satunya kali ya makanya bapak lebih dekat sama dia."

AVENGEMENT ( ✔ )Where stories live. Discover now