Necklace

205 25 6
                                    

Perjalanan menuju rumah pada petang hari, dengan langit redup Jay baru saja diberi pertanyaan yang membuat suasana mobil menjadi sunyi.

Jake, Ia oknum yang melontarkan pertanyaan yang menurutnya biasa saja, tetapi berhasil membuat Jay yang sedari tadi mengoceh tak ada henti menjadi diam seketika. Ia tak tau apa yang salah soal pertanyaan ini, Ia hanya penasaran, namun yang Ia dapatkan adalah respon tidak mengenakkan yang membuat Jay diam dengan raut wajah yang tak mengenakkan.

"Kak, kok kalung Kak Sunghoon sama seperti punyaku?"

Hanya itu yang Jake tanya, tetapi ini pertanyaan yang cukup sensitif bagi Jay.

Ia tidak memiliki kalung itu.

Kalung berwarna silver dengan hiasan berbentuk padlock. Sebenarnya yang pasti tak hanya Jake yang memiliki kalung seperti itu, mungkin orang lain juga memiliki bentuk yang sama, tetapi kalung Sunghoon yang Ia lihat itu benar benar persis dengan miliknya. Pasalnya tepat di padlock kalung itu, terlihat ukiran bunga mawar yang cantik.

"Kak" Jake memanggil Jay, namun hanya deheman Jay yang Ia dapatkan.

Jake lalu mengurungkan niatnya menanyakan hal yang sama sekali lagi. Mungkin Jay memang tidak mau menjawab soal itu, tetapi memangnya kenapa? apa ada yang salah?

Atau ada yang disembunyikan?

Jake kemudian beralih pada ponselnya. Membuka ikon note dan langsung mencurahkan hatinya dengan menuangkan tulisan di aplikasi tersebut.

Kak Jay jahat, masa aku dicuekin? biarin aja deh nanti kalau dia butuh aku, aku cuekin aja biarin aja ga temen wlee, eh tapi kita saudara.
Gak tau lah males pokoknya males banget, nanti aku kirim roh hantu ke kamarnya. Biar lari sampai keluar rumah gak usah balik lagi!!!!!
aku letih lesu kesal murka.

Jake menatap sengit Jay sekilas, yang ditatap hanya diam saja.

Jake mendengus kesal, mengalihkan pandangannya keluar jendela mobil dan sesekali berdehem untuk mencuri atensi Jay. Namun sayangnya Jay tak peduli.

°  °  °

"Kak Jay.." Jake mencoba lagi untuk memanggil Jay yang sedari tadi terus mendiamkan dirinya.

Lagi lagi, Jay hanya berdehem kala dipanggil oleh sang adik kandung yang sekarang tengah berbaring di kasur dan bersiap untuk tidur. Jay tengah merapikan beberapa buku yang tergeletak tidak rapi di atas meja belajar kamar Jake.

Jake melihat Jay yang memunggunginya, bersiap untuk mengumpulkan nyali untuk berbicara dengannya. Sampai akhirnya Jake mulai berani dan buka suara.

"Kakak marah?" Jake sebenarnya sedikit takut untuk menanyakan hal ini.

"G"

"Eumm.. kak kok kalungnya-"

"Udah jangan pernah nanya itu lagi Jake!" Jake terkejut dengan jawaban Jay yang tiba tiba saja meninggikan suaranya dengan menghantam meja yang ada dihadapannya. Jay memejamkan matanya untuk meredakan emosinya agar tidak terbakar lagi. Jay mengepalkan jemarinya kuat.

"Sorry.." Jake pun melengkungkan bibirnya kebawah, dan perlahan menutup tubuhnya dengan selimut hingga kepala.

Jay menghela nafasnya, kini Ia berbalik badan dan menatap gundukan selimut menutupi insan yang sedang takut.

TRASH || JaSuKeWhere stories live. Discover now