"Tapi ekspresi lo gak bisa bohong" ucap Galih.

"Kakak salah paham" ucap Tasya.

Galih menatap Dwi.

"Aku pulang dulu ya sayang, Tasya pulang sama kamu aja" ucap Galih kemudian langsung pergi tanpa mengucap salam.

Tasya heran.

"Pacar lo kenapa?" tanya Tasya.

Dwi hanya mengangkat bahu.

¥¥¥
Sudah beberapa jam Galih mendiamkan Tasya, wanita itu bingung dengan sikap Galih.

"Makan malem udah siap" ucap Tasya dari luar ruang kerja Galih.

Tak ada sahutan, Tasya semakin bingung.

"Gw gak tau lo kenapa kak, tapi gw bukan Dwi yang bakal bujuk lo sampe mau makan" ucap Tasya lagi.

Masih tidak ada sahutan.

"Ya udah terserah lo" ucap Tasya kemudian ia pergi dari depan pintu.

Tasya menunggu Galih cukup lama di meja makan namun suaminya itu tak kunjung datang.

Bohong jika Tasya tak peduli, wanita itu pun kembali ke ruangan Galih, ia langsung masuk tanpa permisi, kebetulan pintu tidak terkunci.

"Cerita sama gw lo kenapa?" tanya Tasya begitu tiba di hadapan Galih.

"Gw belum laper, lo makan sendiri aja" ucap Galih.

Tasya mengembuskan napas pelan, ia harus membujuk laki-laki di depan ini, bagaimana pun Galih adalah suaminya yang harus dirinya urus dengan baik.

Tasya menyetuh pipi Galih, membuat pria itu menatap nya.

"Ada masalah apa?" tanya Tasya lembut.

"Gak ada" jawab Galih datar.

Tasya mendorong kursi Galih lalu duduk di pangkuan suaminya itu.

"Kakak marah gw ketemu sama Zikri?" tanya Tasya

"Siapa itu, gw gak kenal sama dia" ucap Galih.

"Cowok yang gw suka itu" jawab Tasya.

"Gw gak punya hak marah" ucap Galih.

"Tapi sekarang gw tanya, kakak gak suka?" tanya Tasya.

"Kalo lo udah tau jawaban nya kenapa masih tanya" ucap Galih.

"Ya udah gw minta maaf, tadi dia kebetulan lewat dan lihat gw sendirian jadi dia samperin gw" ucap Tasya.

"Lo seneng di samperin dia?" tanya Galih.

"Kakak cemburu?" tanya Tasya balik.

"Gw lagi mau sendiri Sya" ucap Galih.

"Gak jawab berarti iya" ucap Tasya.

"Terserah lo mau anggap apa" balas Tasya.

"Gw bingung sama sikap kakak sekarang" ucap Tasya jujur.

"Ya udah gak usah di pikir" balas Galih.

"Makan yuk, nanti keburu dingin" ucap Tasya.

"Duluan aja" ucap Galih.

Kehabisan cara tasya nekad mencium bibir Galih, ia membelit lidah Galih dengan lidahnya, Galih pun mulai terpancing, dirinya membalas ciuman Tasya.

Galih mulai melepas pakaian Tasya, juga mulai menyentuh inti Tasya dengan tangan nya, Tasya terbuai hingga ia orgasme di pangkuan Galih.

"Cukup" ucap Tasya saat Galih sedang mengigit kecil dadanya.

"Lo yang mau mulai" ucap Galih, ia kembali mencumbu bibir Tasya dengan ganas, Galih menggendong Tasya kemudian di tidur kan di soffa.

Tak lama Galih melepas semua pakaian nya dan menggagahi Tasya di soffa tersebut.

"Lo harus hamil anak gw" bisik Galih sembari menggigit kecil telinga Tasya.

Tasya merasa Galih mengeluarkan begitu banyak di dalam dirinya, Galih juga membuat kissmark di seluruh tubuhnya.

Begitu Galih sudah melepaskan penyatuan mereka Tasya menatap Galih.

"Kakak marah kan?" tanya Tasya lagi.

"Iya tapi ya udah lah" jawab Galih.

Galih bangkit dan mendudukkan Tasya.

"Puasin gw pake mulut lo" ucap Galih.

Tasya mengangguk.

Setelah cukup lama, tiba-tiba Tasya terbatuk, Galih langsung menjauh.

"Sorry-sorry" ucap Galih.

Tasya menelan milik Galih yang berada di mulutnya

"Gapapa, sini lagi" ucap Tasya.

"Enggak udah" balas Galih.

"Bener?" tanya Tasya.

Galih bimbang.

Tasya menarik tangan Galih untuk mendekati.

"Gw mau bikin kakak puas sebisa gw, terus abis itu jangan marah lagi dan asal kakak tau secinta-cintanya gw sama Zikri gw gak berharap dia jadi duda, gw masih mau sama lo, ngerecokin lo sama Dwi" ucap Tasya.

Galih menatap Tasya dalam, dirinya mengampit pipi Tasya, membuat tasya mendongak menatap nya kemudian ia mencium bibir Tasya lagi dengan liar dan terkesan kasar.

Tasya terdorong ke sandaran soffa cukup keras karena ciuman Galih, mereka kembali melakukan nya lagi dan melupakan makan malam.

between me, you and himWhere stories live. Discover now