Setelah kata usai yang engkau ucapkan.
Maka jangan kembali lagi menyapa aku
yang tetap diam menatapmu dari kejauhan.
Aku khawatir takkan mampu menahan diri
menanyakn kabarmu setelah sekian lama pergi.
Apakah sedih setelah tak ada aku dalam semestamu atau sebaliknya?
Kini entah di mana pelukmu sudah berlabuh.
Atau seulas senyum yang selalu membuatku luluh.
Aku juga rindu kehagatan yang sempat kau beri,
Mengalahkan udara dingin kala pagi.
Maka kini yang dapat aku genggam hanyalah sepotong kenangan.
Juga namamu yang kadang aku lirihkan di larut malam.
Dan juga bayang-bayangmu yang akan selalu mengusik ketenangan.
Sebab aku tak kunjung bisa berdamai dengan hati yang
menantimu kembali, hingga sekarang.
Lelaki_Rapuh
YOU ARE READING
Diksi Rapuh
PoetryDalam perjalanan literer ini, diksi rapuh terhampar di halaman-halaman buku, menari di antara reruntuhan makna dan harmoni. Seperti benang halus yang menghubungkan kata-kata, ia membangun citra keindahan yang rapuh di mata semesta. Kelembutan dan ke...