MUG - Part 1 Hi!!

76 2 0
                                    

Happy reading

Perlombaan bergengsi Moto25 yang saat ini sedang berlangsung di Circuit of the Americas sudah berjalan lima belas lap dan tinggal lima lap lagi untuk menyelesaikan perlombaan ini dan siapakah yang akan berhasil untuk berdiri di atas podium satu? Dan siapa juga kah yang akan menjadi juara satu dunia untuk perlombaan bergengsi ini?

"Grace!!"

"Iya!!"

Hay... aku Graciella Senrel. Kalian bisa memanggilku Grace, Gracy atau apa pun asal ada hubungannya dengan namaku, hehe. Dan yang berteriak memanggilku tadi itu adalah Ibuku, dia memang sering seperti itu, haha. Aku saat ini sedang duduk di depan televisi-menonton acara tv yang sangat aku sukai yaitu Moto25. Saat ini idolaku sedang bertanding dan aku harap dia akan menang-

"Grace!! Kau tidak dengar Ibu memanggilmu!"

Emma Senrel, wanita lima puluh satu tahun. Ibunya Grace. Ia muncul dari dapur dengan tangannya yang membawa spatula.

"Aku dengar, Ibu." saut Grace dengan pandangan fokus ke layar televisi.

"Kau itu, ya! Akan ku matikan-"

"Jangan, Ibu!! Iya iya... aku akan melakukannya, tapi tv-nya jangan di matikan, ya. Eilis sedang bertanding." ujar Grace menghentikan Ibunya.

"Eilis? Nomor 20?"

Grace mengangguk antusias, "iya, sekarang dia di nomor satu."

"Benarkah?" ujar Emma, seketika duduk di samping Grace dan melupakan amarahnya pada anak sulungnya itu.

Mereka fokus pada televisi, hingga detik-detik pertandingan balapan itu selesai dan di menangi oleh Eilis. Anak dan Ibu itu serentak bersorak gembira hingga membuat seorang pria paruh baya keluar dari kamarnya dengan terburu-buru.

"Kenapa kenapa? Apa ada pencuri?"

Grace dan Emma berhenti berteriak, mereka tertawa melihat pria itu yang tak lain adalah Ayah Grace.

"Urus Ayahmu, Nak." ujar Emma masih tertawa sembari melangkah menuju dapur.

Gil Senrel. Dia Ayahku dan segalanya bagiku, dia juga sama seperti aku dan Ibu. Sama-sama menyukai Moto25 tapi dia tidak mengidolakan Eilis seperti aku dan Ibu. Ayah lebih suka pada pembalap nomor 03 yaitu Myron salah satu pesaing berat Eilis.

"Eilisku menang!!" teriak Grace bahagia dengan mengangkat ke dua tangannya ke atas.

Gil memutar mata, "Eilismu hanya sedang beruntung, pasti Myron akan mengalahkannya di pertandingan selanjutnya,"

"Ayah, kau terima saja kekalahan Myronmu itu." Grace terkekeh melihat raut wajah jengkel Ayahnya.

"Grace!! Kau sudah rapikan meja makannya!!"

Grace menepuk jidatnya, oh iya, aku lupa!

Grace langsung berlari ke meja makan dan mulai merapikannya. Gil yang melihat tingkah anaknya itu hanya bisa tersenyum dan menggelengkan kepala. Ia kembali masuk ke dalam kamar untuk mengambil ponselnya.

Guys, apa mungkin seseorang yang biasa sepertiku bisa bertemu dengan Eilis? Seorang bintang besar arena balapan dunia yang terkenal. Pasti dia tidak lepas dari wanita, parasnya saja tampan, hidupnya juga bergelimang harta. Huh... aku sangat ingin bertemu dengannya, di beri tanda tangan dan foto bersama pun itu sudah cukup bagiku. Tapi kapan itu akan terjadi? Kapan aku akan bisa bertemu dengan idola yang sudah ku kagumi dari usiaku lima belas tahun itu?

***

"Mana adikmu?" tanya Emma-muncul dari arah dapur.

Oh iya, aku lupa lagi. Aku memiliki adik laki-laki yang saat ini masih duduk di kelas sebelas SMA.

"Itu, dia."

Ansel, adik laki-lakiku satu-satunya. Dia pintar dan dapat di andalkan hanya saja dia itu agak sedikit sensitif. Dia paling tidak suka kalau ada perempuan yang mencoba mendekatinya. Padahal dia cukup tampan untuk di nilai sebagai laki-laki. Asalkan aku bukan Kakaknya, sudah pasti akan ku pacari dia. Huh... kau menyia-nyiakan gen Ayahmu, Nak.

Ansel duduk di samping Grace yang sedari terus menatapnya.

"Kenapa?" tanya Ansel mengerutkan keningnya ke arah Grace yang menatapnya dengan tatapan menyelidik.

"Kau tidak punya pacar?"

"What? "

Gil, tertawa di sela makannya. "Grace, jangan menggoda adikmu terus."

"Ayah, tegaslah sedikit padanya. Dia sudah kelas sebelas SMA tapi masih juga belum punya pacar,"

"Apa masalahmu, Kak?! Aku punya pacar atau tidak itu bukan urusanmu!"

"Hey, anak kecil. Aku berhak berurusan dengan masalah ini, kau menyia-nyiakan gen tampan Ayahmu."

"Sudah sudah... jangan bertengkar di meja makan," Emma menengahi.

See... adik laki lakiku itu memang tidak punya rasa terimakasih. Sudah di beri ketampanan oleh Tuhan bukannya di manfaatkan malah di sia-siakan seperti ini. Andai saja aku bertemu dengan seorang pria yang ketampanannya seperti Ansel ah tidak, mungkin lebih dari Ansel pasti akan ku kejar dia. Tapi... ketampanan itu juga tidak berarti kalau perangainya buruk, kan? Ah... aku sudah dua puluh empat tahun tapi masih saja belum mempunyai kekasih.

Tuhan... berikanlah aku jodoh yang baik akhlak, baik wajah, baik materi. Pokoknya semuanya harus baik, Tuhan. Setidaknya itu bisa mengubah hidup keluargaku yang pas-pas an ini dan jauhkan segala yang buruk dariku.

Grace menyendok makanannya, kalau bisa, takdirkanlah aku bersama Eilis.

Grace tersenyum sendiri akan harapannya yang kemungkinan itu tidak akan terjadi, Ansel yang melihat itu menatapnya heran.

"Dasar wanita aneh!"


--OoO--

Hay!! Crta baru... kalau mau bca slhakan msukin ke lbrary😁

I hope you like it this story😆

Salam kenal dari

Grace

Ansel

Ibu Emma

Ayah Gil

Eilis belum di kenalian karena adegannya belum ada😂😂

Jgan lpa follow ig vivi.lian23 d sana ada spoiler crta aku yg ong going.

Dan jga... yg punya aplikasi dreame, crta aku juga ada d sana nggak klah srunya dri crta di wattpad. Dngan nama akun yg sama silahkan bca crta aku yang ada d dreame, ya😃

Dsana ada crta tentang mafia loh👀

Okay... bye bye... smpai ketemu di part selanjutnya😁

Fri, 10 Sep 2021

💜

ViviLian✌

My Umbrella Girl (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang