Sebuah kisah anak remaja yang terjebak dalam permainan orang dewasa. Ketakutan, penderitaan, dan kekacauan kian datang.
Kisah ini dimulai ketika Delion High School kedatangan murid baru bernama Ruby Arenka.
Dalam hidupnya, bertemu seorang Shaka Al...
Maaf apabila terdapat kesamaan nama, tokoh, karakter, ataupun kesamaan peristiwa yang terdapat di cerita ini dengan cerita lain.
Kana berharap kalian selalu menebarkan aura positif di cerita ini 🤍🤍
💋💋💋
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
1. Awal Kisah
📍 DELION HIGH SCHOOL
"Shaka!"
Terdengar samar suara cempreng memanggil namanya. Cowok bernama Shaka itu melepas airpods di telinga kemudian berbalik badan.
"Miss panggil saya?" tanya Shaka memastikan.
"Menurut kamu siapa? Di sekolah ini yang namanya Shaka cuma kamu." Bukan balasan hangat, tapi terdengar ketus di telinga Shaka.
Shaka menatap aneh guru di depannya ini. Sekejap, pandangan Shaka tidak sengaja beradu tatap dengan gadis yang berdiri di samping gurunya itu.
Who is she?
"Miss ada apa manggil saya?" tanya Shaka lagi untuk mengalihkan topik.
Miss Ivana menepuk dahi karena baru teringat tujuannya memanggil Shaka.
"Miss mau minta tolong sama kamu. Pergi ke kelas barengan sama Ruby, oke? Dia anak baru dan baru masuk hari ini. Miss engga bisa anterin Ruby sampai kelas karena ada rapat dadakan dengan petinggi sekolah." Miss Ivana menatap Shaka dengan ekspresi memelas.
Tadi aja galak, sekarang raut wajahnya berubah lembut agar Shaka mengikuti kemauan guru muda ini.
"Ya, Shaka mau bantu Miss kan?!" Lagi, Ivana bertanya dengan nada wanita itu terdengar seperti perintah.
"Apa di sekolah ini kekurangan pekerja sampai Miss rusuh meminta tolong saya seperti ini?"
Miss Ivana tersenyum jengkel. Jika saja di depannya bukan cucu pemilik setengah saham sekolah ini, mungkin emosi Ivana akan meledak pada Shaka. Dia sedang buru-buru, tapi Shaka bersikap menyebalkan seperti ini.
"Kalau ada yang free, saya gak akan minta bantuan kamu." Ivana berucap hati-hati.
"Dia sekelas sama saya?"
Miss Ivana mengangguk cepat. "Miss anggap kamu setuju. Ruby pergi ke kelas bareng Shaka ya, Miss permisi dulu, byee darling!"
Shaka menatap kepergian guru muda itu dengan sedikit kesal. Tak berselang lama dia menatap Ruby yang berdiri kikuk. Shaka memberikan isyarat lewat mata pada Ruby untuk mengikutinya.
"Hai, aku Ruby. Salam kenal, Shaka." Ruby memulai bicara.
Shaka meresponnya dengan anggukan dan menatap Ruby sekilas, bersikap sedikit menghargai lawan bicara.
