1. Awal Kisah

Mulai dari awal
                                    

"Aku murid baru di sini, aku harap kita bisa jadi teman baik."

Melihat respon Shaka sebelumnya, Ruby tidak menyerah. Cowok ini adalah yang dia temui di lampu merah tadi. Cowok yang mengendarai motor sport dan bersikap sangat tenang disaat hujan turun membasahi bumi.

Seragam Shaka juga terlihat sedikit basah. Bagian celana tampak kering. Sepertinya sesampainya di sekolah, Shaka mengganti dengan celana yang baru.

"Lo bisa temenan sama yang lain." jawab Shaka singkat.

"Maaf kalau bikin kamu engga nyaman." Ruby akan menyudahi obrolan mereka. Daripada sakit hati mendengar balasan tak mengenakan lagi.

"Pindahan sekolah mana?" tanya Shaka karena sedikit tidak enak dengan raut wajah Ruby.

"Poison Academy School." Ruby memperhatikan reaksi tubuh Shaka saat dia mengatakan nama sekolahnya dulu.
"Ada apa Shaka?"

"Engga. Kenapa pindah dari Poison? Bukannya di sana juga bagus, bahkan sekolah itu mendapat urutan ke-2 sekolah Inter terbaik tahun ini."

"Pengen suasana baru," jawab Ruby singkat dan Shaka cukup mengerti bahwa Ruby tidak nyaman dengan pertanyaannya tadi.

Shaka menghentikan langkah di depan pintu kelas mereka. Tubuhnya menyamping agar dapat melihat Ruby. "Ini kelas kita, selamat datang."

Tampa menunggu balasan Ruby, Shaka berbalik dan melangkah masuk ke dalam kelas. Walau nada bicada Shaka sedikit dingin dengannya, Ruby bisa memahami itu.

"So there's this boy."

🍒🍒🍒

"Thank you, Shaka." kata Ruby setelah mereka keluar dari perpus.

Hari ini kelas mereka sedang bebas. Miss Ivana lagi-lagi merecoki Shaka meminta agar laki-laki itu mengantar Ruby ke perpus sekolah untuk menemani gadis manis ini membaca aturan resmi sekolah dan membuat kartu akses perpus untuk Ruby.

Shaka mengangguk dan berkata. "Lo udah paham? Kalau masih ada yang bingung, bisa di baca ulang aturan tadi dengan cara scan barcode di kartu akses perpus ini." Tunjuk Shaka pada sebuah kartu di tangan Ruby.

"Iya Shaka, nanti aku coba baca lagi karena memang ada yang aku lupa."

Ruby membuka kotak pensilnya dan mengeluarkan coklat bermerek dari salah satu negara besar di dunia. Kemudian, dia menyerahkan sebungkus coklat itu pada Shaka.

"Sebagai bentuk ucapan terima kasih dari aku karena kamu sudah mau direpotkan hari ini."

Shaka masih bingung, dia belum berniat mengambil pemberian Ruby.

"Ambil aja, ini gak ada racunnya kok. Diterima ya, murni pemberian tulus dari aku."

Mata gadis itu bulat dan besar, jernih dan bersih, tanpa kotoran, dan dia berbicara dengan serius, seolah-olah kata-kata yang dia ucapkan semuanya berasal dari hatinya.

Shaka berpikir sejenak, lalu mengambil coklat berukuran sedang itu. "Oke, gue ambil, thanks."

"Kalau gitu, aku ke kelas duluan buat ambil tas. Hm, udah boleh pulang kan?" Akhir ucapan, Ruby mencoba memastikan karena dia belum tau bagaimana sistem pulang di sekolah ini.

"Udah, hari ini free jadi bisa langsung pulang. Yang lain juga udah pada pulang tuh." Shaka menunjuk rombongan anak-anak Delion yang berjalan menuju parkiran.

"Yaudah, aku pulang aja. Bye, Shaka." Ruby tersenyum seraya menggerakkan tangan melambai. Dia pun berjalan terlebih dulu. Baru 2 langkah, Shaka terdengar memanggil namanya.

SHAKARUBY (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang