CHAPTER 6

29.2K 3.8K 42
                                    

Huek.. Huek..

Sudah 8 jam sejak kapal berlayar, selama itu juga aku terus bolak-balik ke kamar mandi. Ternyata menjadi ibu hamil tidak semudah yang ku pikirkan. Andaikan di dunia ini ada jalan tol dan mobil pasti nasib ku tidak akan seperti ini.

Dulu aku sering dengar katanya ibu hamil memiliki indra penciuman yang lebih sensitif dari orang normal. Ternyata hal itu benar, aku merasa kapal ini memiliki aroma khas yang berhasil membuat perut ku terus bergejolak.

Jujur saja ini merupakan pengalaman pertama ku menaiki kapal, bahkan dikehidupan sebelumnya jangankan kapal punya waktu untuk berpergian jauh saja tidak.

Aku berjalan keluar kamar mandi menuju bagian deck kapal, sepertinya berada di tempat terbuka lebih baik dari pada kembali ke dalam. Saat membuka pintu deck aku langsung disambut dengan sejuknya angin laut.

Pemandangan laut biru tanpa batas terlihat begitu indah. Seketika rasa mual langsung menghilang. Hari ini laut terlihat sangat tenang, tidak ada ombak yang membuat kapal bergoncang.

Aku berjalan menuju pagar pembatas pinggir kapal, dari atas sini jarak aku dan permukaan laut terasa sangat jauh sangking besar dan tingginya kapal yang ku naiki.

"Ih ada lumba-lumba."

Sekawanan lumba-lumba berenang tepat di samping kapal. Dari posisi ku saat ini mereka terlihat sangat jelas, lucu banget ih.

"Itu namanya lumba-lumba, mereka baik loh nak. Sering disebut sahabat manusia, lucu kan?"

Aku berbicara sambil mengelus perutku yang masih rata. Berdasarkan artikel yang pernah ku baca berbicara dengan janin merupakan suatu kebiasaan yang baik.

Saat ini banyak hal yang membebani pikiran ku. Membesarkan seorang anak tanpa ayah bukanlah hal yang mudah, ketidakhadiran salah satu figur orangtua dapat mempengaruhi ketidakseimbangan emosi anak.

Bukan itu saja, kalian sadar tidak sih sebelum masuk ke dalam dunia ini aku cuma anak remaja 16 tahun biasa yang kerjannya belajar dan cari uang. Kondisi saat ini membuat ku cukup tertekan, hamil di usia muda memiliki banyak resiko secara fisik maupun mental. Btw Fredella umurnya 19 tahun, beda 3 tahun dengan jiwaku.

"Kepada seluruh penumpang kapal diharapkan untuk kembali ke tempat masing-masing karena akan ada pemeriksaan, mohon kerja samanya."

Setelah terdengar pengumuman dari pengeras suara, perlahan kapal berhenti berlayar.

Pemeriksaan?

Sejak kapan ada pemeriksaan mendadak di tengah laut?

Aku merasa ada sesuatu yang janggal, berdasarkan yang ku tahu batas laut teritorial milik kekaisaran barat sudah lewat. Saat ini kapal sedang berada di tengah laut lepas, sedangkan pemeriksaan hanya dilakukan oleh pihak pelabuhan atau penjaga perbatasan laut.

"Mungkin ada yang kehilangan barang."

Positive thinking aja dulu.

Tapi nggak mungkin dong kehilangan barang sampai kapal harus berhenti.

"Bodo amat lah, kenapa jadi dipikirin. Mending sekarang ngotak mau makan apa di tengah laut gini."

Perutku mulai terasa lapar, padahal aku tidak makan dari tadi malam tapi rasa laparnya baru muncul sekarang.

"Kayaknya udang tepung asam manis enak deh, cumi mentega juga boleh eh.. kepiting saus padang kayaknya lebih enak. Ish jadi pengen makan seafood."

Entah mengapa air mataku perlahan luruh sangking pengennya makan seafood. Mood ibu hamil memang aneh.

My Cherish EmperorWhere stories live. Discover now