12

841 87 20
                                    

"Lebih baik jujurlah kepadanya, kau tau kebohongan tidak bisa bertahan lama." Dokter itu menatap iba tubuh Jaehyun, belum ada perubahan dari pertama kali dia dirawat.

Ayahnya—Tuan Jung Yunho juga tidak memperdulikan anaknya, dia hanya pernah sekali datang meninggalkan sebuah American express dan secarik kertas pada perawat yang berada diruangan Jaehyun saat itu.

"Sial, kriminal Kim Taehyung itu benar-benar merusak organ-organ vitalnya, kau harus jujur pada semua orang Dokter Manoban." Dokter itu menepuk bahu Lisa lembut sebelum berbalik meninggalkan ruangan itu.

Lisa sudah memberitahu semuanya tentang masalah Jaehyun dimungkinkan tidak dapat bangun dalam waktu yang lama—koma. Tidak ada yang peduli dengan berita ini, kecuali Taeyong, ia tidak berani memberi tahu Taeyong tentang hal ini, pria manis itu mungkin saja akan menangis berhari-hari.

"Kau harus segera bangun Jung Jaehyun setidaknya sampai aku membawa Taeyong kembali." Lisa menatap sendu wajah yang semakin kurus itu, bibir yang pucat. Kemudian dia ikut meninggalkan ruangan itu kembali untuk Taeyong.

Pergi mengabaikan ruangan hening dan satu titik air mata Jung Jaehyun.

___

"Sudah siap?"

"Humm!"

Taeyong menatapi rumah sakit tersebut, setelah mempertimbangkan beberapa kali akhirnya dia setuju, meninggalkan Korea Selatan dan pergi ke UK.

Sekolahnya pun begitu, Lisa membantu memindahkannya dan membuatkannya paspor, mengganti kewarganegaraan Taeyong dan juga membuat nama samaran.

Lisa tidak yakin, menetap di Korea dan sekolah buruk itu akan membuat Taeyong baik-baik saja. Pelaku pemerkosaan Taeyong sudah dikeluarkan dari sekolah dan di pidana.

Sudah hampir satu bulan sejak kejadian itu, semuanya berlalu dengan cepat.

Sebenarnya Taeyong masih berat hati meninggalkan Jaehyun, mengingat dirinya yang belum bisa menghapus perasaannya kepada si Jung itu.

"Taeyong ayo, pesawatnya akan berangkat." Lisa terlihat membukakan pintu taksi yang dikendarainya dengan Taeyong, lalu setelahnya melambaikan tangan untuk pesawat yang dikendarai Taeyong.

Taeyong duduk, menatap keluar jendela pesawat, sangat sulit menahannya, perlahan air matanya turun membasahi wajahnya.

Lisa sudah memberitahukan semuanya keadaan Jaehyun, tentang hal pria itu tidak dapat bangun dalam waktu yang lama karena kerusakan pada otak dan organ lainnya.

Dari dulu sampai sekarang pun, dia harus belajar mengandalkan dirinya sendiri, mengapa dia lemah sekali.

Dia merindukan ibunya.





5 Tahun telah berlalu, Lee Taeyong tumbuh menjadi sosok yang disukai banyak orang. Dia tinggal bersama keluarga sepupu Lisa dan hidup dengan baik disana.

Sebentar lagi ia akan menyelesaikan kuliahnya, selama ini ia menjadi pekerja paruh waktu di toko roti milik keluarga ini.

Ia tumbuh dari remaja polos yang lemah lembut menjadi seseorang yang dewasa dan menawan, jika ada libur sekolah Johnny selalu datang mengunjunginya saking seringnya, pria dengan tubuh jangkung itu jatuh hati dengan sepupu Lisa.

Mingyu juga sesekali datang, membawa banyak bingkisan dari Korea untuknya.

Kabar yang menggembirakan.

Saat ini Taeyong berada di kamarnya, menulis diary tentang dirinya dan kehidupannya. Setiap kali menulis pasti akan ada satu nama yang tertera pada lembaran putih itu.

Jaehyun.

5 Tahun tidak melihatnya, membuat Taeyong benar-benar merindukan Pria itu. Berkali-kali Taeyong menghubungi Lisa, dokter itu hanya mengatakan bahwa Jaehyun masih belum sadar juga, entah sampai kapan.

Saya tau, saya dan kamu-kamu semua masih belum bisa menerima tetesan air mata Taeyong untuk pria itu. Apa boleh buat, cinta itu buta dan aneh, dapat membuatmu bodoh bahkan gila.

"See you, Jaehyun."


...

Dilain negara, Korea Selatan.

Sorot dingin Pria itu membuat seluruh anggota rapat ciut nyalinya, tidak ada yang berani menatap langsung matanya, tatapannya seolah-olah akan meremukkan tulang-tulang mereka.

"Kalian takut padaku, tapi masih tetap membuat kesalahan pada pekerjaan yang sangat mudah ini?" Pria itu menghempaskan seluruh berkas-berkas yang diterimanya ke lantai dan ia injak-injak dengan pantofel hitamnya.

BRAK!

"KALIAN BAHKAN TIDAK BERANI MENATAPKU TETAPI BERANI MELAKUKAN KESALAHAN INI?"

Semua orang didalam ruangan itu terkaget karena suara kursi yang dilempar menghantam dinding ruang rapat.

"T-tuan Jaehyun kau akan melukai dirimu sendiri." Cegah sekretaris CEO Perusahaan itu, melihat atasannya yang akan menghancurkan seluruh ruangan membuatnya takut juga.

"Lupakan, batalkan proyek dan kerjasama ini, aku tidak mau perusahaan ini dikotori oleh babi-babi kotor seperti kalian." Setelahnya kaki panjang Jaehyun melenggang pergi meninggalkan ruang rapat itu, meninggalkan anggota rapat tadi yang sudah mencaci-maki dirinya.

Diruangannya Jaehyun menyandarkan tubuhnya kebelakang, memejamkan matanya—ia perlu meredakan panas dikepalanya.

Entah bagaimana dia menjadi sosok yang tempramen, semua orang bahkan menakutinya, sosok dinginnya ditambah wajah tidak ramahnya membuat siapapun didekatnya merasa takut.

Jaehyun tidak tau, ia juga bingung, dia selalu mengingat kejadian tidak jelas dikepalanya, itu sangat menyiksanya, ada tangisan dan teriakan, wajah blur seseorang, ia tidak tau itu apa.

Tok tok tok

"Permisi bos, semuanya sudah berada disini."

Jaehyun menoleh kearah pintu ruangan, mendengar suara sekretarisnya dari luar, dia memang memerintahkan sekretarisnya mencari orang yang akan direkrutnya.

"Bawa semuanya masuk."

Pintu terbuka, Jaehyun berdiri merapikan setelannya lalu berjalan ke mejanya.

Semuanya berjalan tidak lancar, tidak ada yang sesuai dengan yang diinginkan Jaehyun, mereka semua memang lulus dari universitas terkemuka di Korea Selatan tetapi tidak ada yang memenuhi kriterianya.

"Maaf saya terlambat!" Dengan nafas yang masih tidak teratur, pria itu menunduk 90° dihadapan Jaehyun dan lainnya.

"Terlambat, seorang sekretaris tidak dapat terlambat dan kau melupakan hal itu."

Pria itu menegapkan tubuhnya, netranya bertabrakan dengan netra hazel milik Jaehyun, keduanya sama-sama terdiam beberapa saat, sampai Taeyong perlahan mendekati meja Jaehyun, sedangkan Jaehyun merasakan sakit yang luar biasa dikepalanya, ingatan itu kembali lagi.

"Jaehyun?"

"Kau siapa?"







Fin
Xixixixi
Bosan ga?
Diusahaain besok up😘.
Jangan lupa tekan tanda bintang ya syg

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 03, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dear Lee Taeyong - JHTY (Dalam Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang