(Side Story')

586 65 3
                                    

Perubahan penulisan!.

Taeyong terdiam, mendengarkan dengan teliti—memastikan tidak akan ada perawat yang akan datang. Setelah merasa tidak ada yang akan datang, dia mengambil bungkusan kain yang berisi bekal yang dibawa Mingyu untuknya.

Makanan rumah sakit sangat tidak enak, hambar dan terasa sedikit pahit, Taeyong juga dilarang memakan makanan ini itu dan porsinya pun harus disesuaikan perawat.

Dia duduk bersembunyi disamping ranjang Jaehyun, membuka bungkusan kain itu dan menemukan bekal yang begitu banyak.

Setelah beberapa hari di rumah sakit, tubuhnya perlahan sembuh, berat badannya juga bertambah, dibuktikan dari sedikit membesarnya pipi dan tubuhnya.

Tentang Jaehyun, Pria itu masih belum sadar, ada kerusakan parah yang terjadi pada organ-organ vitalnya ketika bertengkar dengan Taehyung.

Seiring berjalannya waktu, hati Taeyong terasa ringan, kemarahan dan dendam pada Jaehyun pun perlahan memudar, kita sudah tau kepribadian Pria itu, ditampar berkali-kali pun dia pasti akan memaafkan dengan mudah.

Semuanya turun dari ibunya, perkataan ibunya dulu saat kehidupannya masih sangat bahagia. "Untuk melanjutkan perjalanan secara mulus, harus melepas rintangan-rintangan yang ada, walau sedikit berat, nantinya akan terasa bayarannya, kamu adalah putra ibu yang manis, akan banyak yang mengandalkan dirimu, tumbuh dengan baik Taeyong-ah." Perkataan yang selalu merekat pada Taeyong, kata-kata terakhir dari ibunya yang akhirnya berbaring selamanya.

Taeyong juga sering dikunjungi oleh Mingyu, Johnny dan lainnya. Tidak terasa sepi lagi, tidak dingin, tidak lapar, tidak sakit.

Taeyong memakan kue beras pedas itu dengan jarinya, sesekali dia mengajak Jaehyun berbicara dan bercanda, meski iya yakin tidak ada yang mendengarkan.

"Lee Taeyong.."

Taeyong tersentak kaget dengan lucu, jarinya masih menempel pada mulutnya, mulutnya belepotan oleh saos kue beras yang dimakannya, mata bulatnya tertutup sejenak dan terbuka lagi, ia ketahuan.

Dokter wanita itu mencubit kecil pipi berisi Taeyong, lalu terkekeh dengan pelan, dia mengeluarkan sapu tangan dari sakunya dan membantu membersihkan jari-jari Taeyong, sedangkan Taeyong memalingkan wajahnya malu.

"Ayo, kau harus melakukan pemeriksaan sekali lagi sebelum kembali beraktivitas diluar." Dokter wanita ber nametag Lalisa.M itu membereskan kotak bekal yang sudah bersih itu lalu meletakkannya pada nakas ruangan Jaehyun.

Dokter yang ikut menangani Taeyong dan Jaehyun, parasnya menawan dan juga elegan, dia juga ramah sehingga pasien-pasiennya sangat suka dengannya.

Taeyong tertunduk enggan, tubuhnya diberatkannya ketika Dr.Lisa menarik lembut tangannya.

"Tidak bisakah, aku disini untuk waktu yang lebih lama?" Lisa tersentak, menatap kelereng legam bulat milik Taeyong, sangat menggemaskan!

"Tidakkah Taeyong ingin bertemu dengan teman-teman?" Dr.Lisa mengusap lembut surai Taeyong yang memanjang.

"Iya tapi..."Taeyong menatap sendu tubuh terbaring Jaehyun, tidak ingin meninggalkannya.

"Ayolah, kau masih bisa terus berkunjung ke sini, selesaikan dengan baik dulu sekolahmu, mengerti?"

Taeyong hanya bisa mengangguk menuruti perkataanya.

__

Taeyong tersenyum cerah, kaki kecilnya berlari riang ke arah pria yang beberapa meter didepannya, ia melemparkan tubuhnya dan dengan sigap pria itu menangkap dirinya.

"Taeyong ku tampak lebih besar." Kekeh Mingyu, mengelus surai Taeyong, sedikit menggodanya.

Taeyong merenggut kesal, dia turun dari gendongan Mingyu lalu, berjalan kembali ke arah Lisa, mengandeng lengan dokter itu seperti anak dan ibu.

"Bagaimana sekolahmu?" Lisa mengambil bingkisan yang dibawa oleh sepupu jauhnya itu.

"Aku memenangkan lomba hembusan upil terjauh."

Dasar Mingyu, sangat suka bercanda.

"Fokuslah, dan segera lulus, kau harus menyelesaikan pendidikan mu lalu bekerja, katanya kau ingin menghidupi Taeyong." Lisa mengelus pelan, punggung tangan Taeyong, perkataanya itu hanya godaan semata, ia tau Mingyu masih belum bisa melepaskan Taeyong.

Mingyu mengusak rambut Lisa, lalu tertawa remeh setelahnya, "Sebaiknya kau balas perasaan rekan kerjamu itu."

"Mingyu, ada pasien yang butuh donor ginjal."

"AKU HANYA BERCANDA!"

Taeyong terkekeh pelan, melihat kedua orang ini bertengkar lucu.

"Eh kenapa kau tertawa? Kau menertawakan diriku ya? awas akan ku nikahi dirimu." Mingyu menggelitik Taeyong, membuat pemuda manis itu tidak bisa menahan tawanya.

Dimata orang-otang yang berada di lobi ruma sakit itu, mereka bertiga terlihat seperti keluarga yang bahagia.

Fin.
Helo helo haloha.
Aku kembali lagi, ini bukan chapter ya, setelah ini baru bagian ceritanya yang baru. Ini lebih ke side story'(?)cuman mau bilang ke kalian taeyongnya udah sembuh.

Perubahan penulisan itu yang aku maksud kaya, yang lebih rapi.

Non-Baku to Baku.
POV pemain to POV Author.

Nanti selesai aku up satu chapnya (Bagian Dua Belas) aku bakalan revisi semua bab, disarankan dibaca ulang nantinya ya.

Makasih udah sabar menunggu, love yall sm, mwah.

Dear Lee Taeyong - JHTY (Dalam Revisi)Where stories live. Discover now