11

836 85 15
                                    

"Kenapa tidak mau bermain bersamaku?"Anak kecil itu menggarangkan ekspresi wajahnya dan meremat erat sekop mainan yang ada ditangannya menatap anak lainnya.

"Kau jahat aku tidak suka!"Anak lainnya membalikkan badannya,berniat untuk meninggalkan anak yang mengajaknya bermain.

"Aku tidak jahat!"

"Kau melukai Mingyu!"

"I-itu tidak sengaja,kau selalu bermain dengan Mingyu!"

"Tidak peduli, yongie tidak mau temenan sama jayden!"



*
*
*

Siswi berkacamata itu terkekeh pelan, mengerjai siswa populer disekolah adalah hal yang menyenangkan.

"Itu bukan Kim Mingyu."Johnny menghela nafas, memang ada murid yang tergantung di gudang peralatan olahraga dan itu bukan Mingyu. Mingyu yang asli sedang latihan basket dilapangan indoor bersama yang lain. Siswi tadi membodohi mereka.

Ah, mereka semakin merinding,sudah dua korban yang meninggal di sekolah ini, siapa pelakunya dan siapa berikutnya?

Taeyong terdiam kaku, dia ingin muntah melihat semua darah yang menetes membuat ritme dan mengenang dilantai.

Dia berlari menuju kamar mandi, perutnya terasa diombang-ambing, ia hanya ingin memuntahkan isi perutnya sekarang. Taeyong yang menuju toilet terlepas dari pandangan Johnny dan Rowoon.

Taeyong selesai dengan urusannya di toilet dia menatap cermin toilet sembari mencuci tangannya, baru saja ia berbalik, sebuah suntikan ditancapkan tepat dilehernya.

Taeyong terbangun dilantai disebuah gudang tempat buku buku bekas,  pinggangnya terasa ingin patah dan bagian bawahnya yang perih tubuhnya terhentak hentak—dia sedang disetubuhi, buram, ia tidak bisa melihat sosok itu, dia hanya bisa menggunakan seluruh tenaganya mendorong tubuh pria itu namun malah dirinya yang mendapatkan benturan keras dikepalanya.

Ia tau bahwa banyak lebam ditubuhnya walaupun tidak dapat melihat dengan jelas dia bisa melihat tanda tanda dengan warna biru keunguan. Berharap jahitannya tidak sobek.

"Shh inilah alasan orang orang selalu ingin memperkosamu."

Suara itu...
Taeyong berusaha menjelaskan penglihatannya yang kabur dan menajamkan pendengarannya.

"Kau!Hentikan hiks hentikan kumohon!Aku mempercayaimu! Huks tolong berhenti!"Taeyong berteriak keras bahkan dia bisa mendengar gema suaranya.

Taeyong itu bukan boneka seks, dia bukan karung pasir, bukan tempat sampah. Kenapa orang orang memperlakukannya seperti ini?Apakah dia serendah itu?

Pria itu mengambil sebuah silet dan menggoreskan nya dengan lembut pada pipi Taeyong. Membuat sayatan rapi dipipi yang membuat darah dengan lembut menuruni pipi Taeyong.

"Wajahmu sangat indah tapi aku tidak bisa menahan diriku untuk tidak meludahinya."Pria itu menggenggam erat rambut bagian belakang Taeyong lalu dengan sekali tarikan

Srekkk..

"AKHHHH!"Teriakan memilukan keluar dari mulut Taeyong memantul diruangan itu dan membuat gema mengerikan, segenggam rambut sudah terlepas dari kepala Taeyong.

"Sial, kenapa kau mirip sekali dengan Ji eun sialan itu."

Bragg..

"Arghh!"Pria itu berteriak keras, memegangi kepalanya yang bercucuran darah akibat dihantam sesuatu.

Dear Lee Taeyong - JHTY (Dalam Revisi)Where stories live. Discover now