bab 5

117 9 1
                                    

Follow
Ig @afisukaes

RESTART
.
.
.
Jangan lupa votement
.
.
.
Happy Reading

Pemulihan Zefa membutuhkan waktu 7 bulan, Altezza menatap istrinya yang terbaring lemah di ranjang rumah mereka.

"Zefa, kamu tidak lelah tidur dari beberapa bulan yang lalu? Apa kamu tidak merindukan saya?" Jemari Altezza mengelus lembut kulit Zefa yang memucat.

Tes.

Bulir bening itu jatuh begitu saja, ritual Altezza setiap malam adalah menangis seperti ini. Terserah mau dibilang lemah atau tidak melakukan hal yang berfaedah, Altezza selalu menyalahkan dirinya atas kondisi Zefa. Jika saja dia tidak membatalkan kerja sama waktu itu mungkin saja nyawa Zefa akan baik-baik saja.

"Eunghh.." erangan begitu lirih dari Zefa membuat Altezza mematung. Suara lembut Zefa kali ini suara yang sangat dia rindukan, Altezza menangis lebih kencang, apa ini mimpi? Kalau iya jangan bangunkan Altezza.

"Ja..ja..ngan na.. ngis.." lirih Zefa lagi, Altezza mendongak, ia menghapus air matanya "kamu udah sadar? Saya gak lagi mimpi kan?" Altezza mengusap mata beberapa kali. Masih tidak percaya.

Terdiam, Zefa memperhatikan sekitar. Tangannya di infus dan juga ruangan ini sama sekali tidak dia kenali, serta laki-laki yang menangis di hadapannya. Apa laki-laki dingin seperti Altezza bisa menangis juga?

"Zefa! Terimakasih telah kembali" Altezza menerjang Zefa memeluk tubuh lemah itu erat saking senangnya. Berbeda dengan Zefa, perempuan itu lantas mendorong Altezza walaupun usahanya sia-sia, karena tenaga Zefa tidak sebanding dengan laki-laki tersebut, percayalah di peluk rasanya seperti di cekik, sakit.

"Shh.. " mendengar erangan itu buru-buru Altezza mengurai pelukan.

"Maaf, saya terlalu senang"

"Zefa dimana?" lirih Zefa setengah berbisik, sedikit saja suaranya lebih keras maka rasanya akan sakit sekali.

"Kamu di rumah sakit Zefa, kamu ga lupa kan sama saya?" Altezza panik, sebenernya hal yang harus dia lakukan sekarang adalah memanggil dokter bukan merecoki Zefa dengan banyak pertanyaan seperti ini. Tapi, Altezza takut kalau Zefa akan hilang ingatan seperti film film yang pernah dia tonton. Semoga saja itu tidak terjadi.

"Kak Eza. Gimana aku bisa lupa kemarin kita--" terdiam. Zefa mencoba mengingat apa yang terjadi kemarin. Kepalanya pusing, dia bisa mengingatnya tapi makin mengingat itu membuat kepalanya makin pusing. Melihat Zefa memegangi kepala, Altezza buru-buru memanggil dokter.

"Kamu bukan tidak sadar hanya beberapa hari Zefa. Tapi 7 bulan" batin Altezza sedih.

Setelah pemanggilan yang di lakukan Altezza dokter datang ke ruangan Zefa dan memeriksa pasiennya. Beberapa menit kemudian baru dia memulai percakapan.

"Kondisi pasien belum stabil. Jangan di tanya macam-macam dulu. Sebisa mungkin kita tunggu kondisinya benar-benar pulih dahulu" Altezza yang merasa bersalah pada Zefa menatap sang istri dalam.

"Apa yang harus saya lakukan Dok?"

"Bantu dia memulihkan kondisi tubuh nya saja. Untuk beberapa hari kedepan jika penanganan yang di lakukan untuknya bagus pasien sudah bisa berjalan"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 04, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

RestartWhere stories live. Discover now