AVENGEMENT - 3

Comincia dall'inizio
                                    

Sewaktu sang mama meminta Jerome untuk menikahi Khansa agar sang papa tidak bisa melanjutkan hubungannya dengan ibu Khansa saat itu, Jerome pun memutuskan untuk mengobservasi sendiri mengenai bagaimana kehidupan Khansa dalam versi mahasiswinya. Apakah gadis itu masih bisa tertawa-tawa bahagia bersama teman-temannya diatas kehancuran keluarganya? Karena kalau iya, maka Jerome tidak akan segan-segan untuk membalas dendam pada gadis itu juga saat mereka menikah nanti.

Tapi ternyata kehidupan Khansa jauh dari kata 'bahagia'. Perempuan itu benar-benar bekerja keras banting tulang hingga larut malam untuk membiayai kehidupannya selama di Jogja. Jerome bahkan pernah menolong Khansa saat gadis itu jatuh pingsan di depan salah satu restoran tempatnya bekerja. Jerome membawanya ke rumah sakit, membayar semua biaya pengobatannya dan meminta pihak rumah sakit untuk tidak memberitahukan identitasnya pada Khansa. Tak lupa juga dia meminta perawat di sana untuk menghubungi Jira agar Khansa bisa segera dijemput pulang setelah keadaannya pulih.

Dari situlah Jerome mengetahui bahwa hidup Khansa juga tidak baik-baik saja. Perempuan itu sama menderitanya seperti dirinya, dan dia bahkan sempat mempunyai pikiran untuk bunuh diri. Itu benar-benar sudah sangat melampaui batas.

"Kei," panggil Jerome pada Khansa yang kini sedang sibuk dengan puding mangganya.

"Kei?" dahi Khansa berkerut heran.

"I'll call you Kei start from right now," Jerome mengangkat kedua bahunya. "Kei is the pronunciation of K in English if you do not understand what i mean."

Khansa tertegu sejenak lalu kemudian tersenyum. "I'll call you Jei then! Is it okay?"

Jerome tersenyum lagi. "Do whatever you want."

"Jadi, kenapa lo manggil gue tadi? Ada yang mau lo omongin?" tanya Khansa penasaran karena nada panggilan Jerome barusan seolah seperti ingin mengatakan sesuatu padanya.

"Nggak jadi," Jerome menggelengkan kepalanya. "Kalau udah selesai makannya ayo kita mulai main di pantai aja."

Sepasang mata Khansa langsung berkilauan bahagia dan dia buru-buru menghabiskan makanannya agar tidak membuat Jerome menunggu lama. Lusa mereka akan kembali ke Indonesia, jadi Khansa tidak ingin menyia-nyiakan waktu bulan madunya ini dengan kesedihan. Sudah cukup dia dan Jerome berbagi kesedihan dan kegundahan mereka dengan deep talk yang mereka lakukan sejak sampai di Phuket 4 hari yang lalu dan dia ingin mengganti itu semua dengan kebahagiaan dan keceriaan yang akan mereka lakukan dengan bermain di pantai hari ini.

Dan Jerome pun benar-benar membiarkan Khansa menaiki parasailing. Setelah mereka selesai bermain jetski, diving dan juga snorkling, Khansa langsung menghampiri beberapa orang lokal yang bertugas sebagai penyedia jasa parasailing di sana. Jerome memutuskan untuk menunggu di bawah saja karena dia ingin memberi kesampatan pada Khansa untuk bersenang-senang dengan dirinya sendiri.

"Hati-hati." kata Jerome sembari mencium dahi Khansa sebelum dia diterbangkan ke atas.

"Iya, tunggu sebentar ya? gue nggak lama kok!" Khansa balas mencium bibir Jerome.

Jerome duduk di atas pasir sambil terus menatap ke arah Khansa yang terlihat begitu bahagia sementara tubuhnya mulai terangkat ke atas dengan didampingi oleh staff lokal yang bertugas menjaganya. Melihat tawa cerianya, Jerome pun tak kuasa menahan senyum leganya sekaligus menyesali kenapa perempuan sebaik dan setulus Khansa harus menjadi korban dari keegoisan orang tua mereka ini.

Sejujurnya Jerome merasa sedikit khawatir dengan fakta bahwa mereka akan segera kembali ke Jakarta lusa nanti. Karena sekembalinya mereka ke tanah air nanti, hidup Khansa tak akan pernah lagi sama. Dia akan menanggung banyak cemoohan dan hinaan dari keluarganya yang mana  itu ada bentuk dari balas dendam sang mama pada putri dari selingkuhan papa itu.

AVENGEMENT ( ✔ )Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora