Ilona pun melepas mahkota dari kepalanya, kemudian memasangkannya di kepala Azura. Sahabatnya itu terlihat senang dan bertepuk tangan riang.

"Baby El, aku cantik nggak?" tanya Azura pada Samuel.

"Selalu cantik." Samuel mengukir senyuman tipis.

Jawaban dari Samuel membuat yang lain bersorak heboh. Cowok itu semakin terang-terangan menunjukkan rasa cintanya kepada Azura. Dibanding dengan yang dulu, sekarang sudah terasa jauh berbeda.

Tawa mereka kompak terhenti saat mendengar dering telepon dari ponsel milik Samuel. Cowok itu pun dengan cepat mengambil ponsel miliknya dari saku jas yang ia kenakan.

"Damar?" Kening Samuel mengerut saat membaca nama si penelepon. Damar adalah adik kelas mereka yang nantinya akan masuk menjadi anggota inti Diamond generasi ketiga.

"Halo, Bang?"

Di seberang telepon sana, suara Damar terdengar seperti orang yang tengah panik.

"Ada apa?" tanya Samuel penasaran.

"Bang Canva kecelakaan dan sekarang masuk rumah sakit Bagaskara.      

******

Samuel, Areksa, Farzan, Marvin, Marvel, Azura, Ilona, Bella, dan Luna berlarian di lobi rumah sakit. Masih dengan kostum prom night, mereka semua terlihat sangat panik dan terburu-buru. Beberapa orang yang berada di sana pun menoleh ke arah mereka karena berpakaian mencolok, tapi  mereka bertujuh tidak peduli dengan sekitar.

Di depan ruang IGD sana, ada Damar yang tengah duduk dengan tangan mencengkeram rambut. Cowok itu langsung berdiri ketika menyadari kehadiran Samuel dan yang lainnya.

"Gimana kondisi Canva?" tanya Samuel tanpa mengatur napasnya yang ngos-ngosan itu terlebih dahulu.

"Masih ditangani sama dokter," balas Damar lesu.

Samuel mengacak rambutnya kasar. Ia berdiri di depan pintu ruang IGD. Perasaan cemas menghantuinya. Ia takut jika ada hal buruk yang terjadi kepada Canva.

"Apan nggak bakalan kenapa-kenapa, kan?" tanya Azura pada Ilona yang terlihat merenung.

"Harus. Dia pasti selamat," balas Ilona.

Yang lain pun sama halnya. Mereka tidak bisa duduk dengan tenang. Dalam hati, mereka terus memanjatkan doa kepada Tuhan agar Canva diberi keselamatan.

"Harusnya gue cegah dia." Marvel membuka suara. "HARUSNYA GUE NGGAK NGEBIARIN DIA PULANG!"

Marvel berteriak seperti orang kesetanan. Cowok itu meninju tembok rumah sakit yang berada di hadapannya dengan begitu kencang. Marvel melakukannya selama beberapa kali. Hal itu membuat Luna yang berada di sampingnya berdiri untuk memegang pundak cowok itu. Namun, Marvel justru menepis tangannya membuat Luna sedikit merasa sakit hati. Namun, ia mencoba memahami perasaan cowok itu saat ini.

"Vel. Jangan ganggu pasien lain. Ini udah malem," ucap Areksa memperingatkan.

Marvel menumpukan kepalanya pada tembok. Ia menyesal. Sangat menyesal. Kalau ada hal buruk yang terjadi pada Canva, maka ia tidak akan memaafkan dirinya.

SAMUELحيث تعيش القصص. اكتشف الآن