5. Sosok Ibu

4.2K 338 5
                                    

Disinilah sekarang Faris berada. Yaitu UKS. Faris menggenggam tangan Zizi memandangi wajah Zizi yang tampak pucat. Sungguh Faris sangat khawatir saat mengetahui bahwa adeknya pingsan.

Mata Zizi mengerjab menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina nya. Lalu pandangannya menetralisir sekiranya. Ia dapat melihat Faris abangnya yang memandangnya dengan tatapan khawatir.

"Dasar batu udah gue bilang kalau pusing atau apa izin ke UKS jadi pingsan kan" Omel Faris yang khawatir.

"Abang mah adeknya baru sadar dari pingsan bukannya ditanyain apa malah dimarahi" gerutu Zizi. Faris menghela nafas kasar.

"Iya iya maaf ada yang sakit?"

"Lemes banget" Lirih Zizi memejamkan matanya. Benar saja saat ini Zizi merasa sangat lemas seakan tidak punya tenaga sama sekali. Kepala nya juga terasa pusing. Padahal biasanya Zizi tak pernah merasa seperti ini.

"Gue anter pulang ya" Faris berfikir mungkin jika adeknya itu pulang bisa istirahat di rumah.

"Nggak kuat jalan bang" ujar Zizi pelan sembari membuka matanya menatap Faris, abangnya.

"Itu soal gampang, tunggu disini bentar gue minta izin dulu" tanpa menunggu jawaban dari Zizi, Faris langsung melenggang pergi keluar.

"Woi mau kemana lu adek lo mana?" Tanya Arya sahabat Faris. Yang kebetulan melihat Faris berjalan tergesa gesa. Faris berhenti sejenak menoleh ke arah Arya

"Masih di UKS ini gue mau minta izin biar dia dibolehin pulang" Balas Faris seadanya.

"Kok pulang kan nanti masih ada kegiatan"

"Zizi nggak bisa ikut dia ngeluh lemes banget jalan aja nggak kuat kasihan gue kalau dia istirahat di UKS pasti nggak nyaman"

"Yaudah kalau gitu mending lo ambil tas adek lo terus bawa dia pulang biar gue aja yang minta izin ke guru" Faris mengangguk lalu segera pergi.

Setelah mengambil tas Zizi, Faris segera kembali ke UKS. Saat tiba di UKS pandangan pertama saat ia lihat adalah Zizi yang tengah tertidur terlihat sangat tenang. Tapi yang membuat Faris tidak suka adalah wajah Zizi yang sangat pucat membuat hati nya ntah kenapa sakit. Dengan perlahan Faris menggendong Zizi ala bridal style. Lalu berjalan dengan perlahan supaya Zizi tidak terusik dalam tidurnya. Setelah sampai di parkiran, Faris menidurkan Zizi dijok penumpang lalu ia duduk di jok pengemudi dan segera beranjak meninggalkan sekolahan.

"Ya ampun bang adeknya kenapa?" Tanya Kania khawatir saat melihat putra sulungnya yang baru memasuki mansion sambil menggendong Zizi yang terpejam. Semenjak Kania menjadi istri dari Devrangga Argantara, Kania disuruh menjadi ibu rumah tangga supaya fokus merawat kedua putranya. Kania setuju saja ia malah senang bisa merawat kedua putranya tanpa kekurangan apapun termasuk waktu.

"Shht Zizi tidur mah dia sakit tadi abis pingsan"

"Yaudah bawa ke kamarnya bang lalu gantiin baju, biar mamah bikin bubur sama teh hangat" Faris mengangguk lalu berjalan menuju kamar Zizi. Sedangkan Kania beranjak ke dapur.

Kini Kania memasuki kamar putra bungsunya sambil membawa semangkuk bubur sama teh hangat yang ia taruh di nampan. Sesampainya Kania meletakkan nampan nya di nakas. Kania duduk di ranjang Zizi tepat disamping putranya yang kini terlelap. Faris sudah mengganti pakaian Zizi yang tadinya mengenakan seragam sekolah kini Zizi mengenakan piama. Kania mengelus surai tipis Zizi. Saat menempelkan punggung tangan nya di kening Zizi hawa panas langsung menyeruak.

"Adek terserang demam" Ujar Kania.

"Iya mah tadi dia juga ngeluh lemes banget katanya" imbuh Faris.

"Mah abang izin kembali kesekolah lagi ya". Sebenarnya berat bagi Faris meninggalkan Zizi dengan keadaan sakit. Tapi ia masih punya tanggung jawab disekolah nya. Apalagi Faris adalah ketua OSIS yang tentunya yang mengurusi acara mpls/ MOS disekolah nya.

"Iya hati hati ya bang jangan ngebut" Faris mengangguk lalu menyalimi tangan Kania sebelum ia pergi. Kania melihat putra bungsunya dengan lekat yang sedang terlelap, wajahnya terlihat jelas pucat pasi. Kania menghela nafas ia merasa kasihan melihat Zizi terserang sakit seperti ini. Kania harus membangunkan Zizi supaya putranya itu bisa minum obat.

"Sayang bangun nak" sembari mengelus pipi Zizi.

"Eunghh" Lenguh Zizi saat merasakan ada yang membangunkan nya lalu ia membuka matanya. Dan melihat ke arah Kania dengan mata sayunya.

"Mamah" panggil Zizi pelan. Kania tersenyum sembari mengangguk.

"Makan dulu ya abis itu minum obat"

"Pusing mah"

"Ya makanya makan dulu terus minum obat biar pusingnya hilang dek". Zizi mencoba bangun dibantu oleh Kania. Zizi memeluk tubuh Kania erat menyembunyikan wajahnya di dada Kania. Kania sempat terkejut tapi ia membalas pelukan putranya itu sembari tersenyum dan mengelus kepala Zizi.

"Jadi gini ya rasanya di peluk seorang ibu nyaman banget" ujar Zizi meneteskan air matanya. Memang Zizi ingin sekali merasakan di urus oleh seorang ibu karena bundanya meninggal setelah melahirkan Zizi kedunia.

"Sekarang Zizi punya mamah yang akan ngasih pelukan ke Zizi setiap hari, mamah akan berusaha menjadi sosok mamah yang terbaik buat Zizi untuk melanjutkan tugas bunda kamu yang belum ia selesaikan". Sungguh Kania sudah menganggap Zizi sebagai putranya sendiri yang derajatnya sama dengan Faris. Kania juga sangat menyayangi Zizi.

"Zizi sayang mamah"

"Mamah juga sayang putra mamah yang menggemaskan ini" ujar Kania sembari menciumi pipi Zizi karena gemas.

"Sayang sayangan kok nggak ngajak daddy sih" Kata Devrangga yang baru tiba dikamar Zizi. Tadi Devrangga dikasih kabar sama Faris jika putra bungsunya tengah sakit. Dengan segera Dev bergegas pulang ke rumah.

"Mas pulang mesti khawatir sama adek ya". Devrangga mengangguk lalu berjalan mendekati Zizi.

"Yaudah sekarang mamah suapin adek makan ya abis itu minum obat" Zizi mengangguk nurut. Kania menyuapi Zizi dengan telaten. Dev yang melihat pandangan seperti itu hatinya menghangat karena ia tahu putranya sedang bahagia karena akhirnya ia bisa merasakan dirawat oleh sosok ibu.

Setelah selesai makan dan minum obat, Zizi terlelap tidur mungkin karena efek dari obat. Sedangkan Kania dan Devrangga memilih tidur bersama Zizi ingin menemani si bungsu mereka. Posisi Zizi sekarang berada di tengah daddy dan mamah nya.

TBC

Jangan lupa vote dan komen 💚

My EverythingWhere stories live. Discover now