4. Ada yang tidak beres

5.2K 425 8
                                    

Sinar matahari menembus kamar lewat celah celah gorden jendela kamar Zizi. Faris terbangun karena wajahnya tersorot terangnya sinar matahari. Faris bangkit dari posisinya lalu menatap wajah Zizi yang tenang dalam tidurnya. Faris tersenyum tipis ia masih tak menyangka mempunyai seorang adek yang imutnya nggak nanggung nanggung. Lantas Faris segera bangun dan berjalan menuju kamar mandi untuk memulai ritual mandi nya. Setelah selesai Faris segera membangunkan Zizi.

"Dek bangun udah pagi" Faris membangunkan Zizi dengan lembut. Tapi Zizi malah menggeliat lucu tanpa membuka matanya.

"Zizi bangun woy udah pagi" Ucap Faris sedikit berteriak. Tapi Zizi tetaplah Zizi yang sulit untuk dibangunkan. Tapi tiba-tiba saat tidur Zizi merasakan gejolak mula pada perutnya dengan segera ia berlari ke kamar mandi. Faris yang melihat Zizi tiba-tiba berlari ke kamar mandi dengan segera mengikutinya.

"Hoekkk...hoekk uhuk uhuk" Hanya cairan bening yang keluar. Ya mengingat Zizi kan baru bangun dan tentunya belum makan makanan apapun. Faris yang melihat Zizi muntah segera memijat tengkuk Zizi. Faris sangat khawatir pada Zizi. Baru pertama kali Faris merasakan khawatir dan sakit sebagai seorang kakak yang sewajarnya khawatir sama adeknya.

"Udah?" Tanya Faris yang masih memijat tengkuk Zizi.

"Ma...sih mual hoekk" Tubuh Zizi lemas dan kakinya yang terasa seperti jelly tidak kuat menompang tubuhnya kepalanya juga berdenyut nyeri. Faris yang mengerti langsung memegang kedua lengan Zizi.

"Udah abang" lirih Zizi. Faris mengangguk lalu memapah Zizi kembali ke tempat tidurnya. Zizi menyandarkan kepalanya di kepala ranjangnya. Wajah pucat Zizi dapat di lihat oleh Faris. Faris mengambil sapu tangan lalu ia basah i dan mulai lah ia mengelap wajah Zizi, adeknya. Dan ngasih kayu putih pada bagian perut Zizi.

"Makasih abang" Ucap Zizi sembari menampilkan senyum pupy eyes membuat siapa saja yang melihatnya pasti gemas. Faris mengangguk sembari tersenyum.

Di sisi lain, Kania kini sedang menyiapkan makanan untuk sarapan.  Walaupun banyak maid dirumah ini namun, kalau menyangkut kebersihan dan kesehatan anak dan suaminya Kania memilih turun tangan sendiri.

"Anak anak belum turun?" Tanya Devrangga sang kepala keluarga yang baru turun.

"Belum mas, ini aku mau bangunin mereka" Devrangga mengangguk. Setelahnya Kania berjalan menuju kamar atas tepatnya kamar Zizi. Sesampai nya Kania langsung memasuki kamar Zizi.

"Kalian udah bangun kenapa nggak langsung turun hm" ujar Kania mendekat ke keduanya.

"Ini mah tadi adek tiba-tiba muntah saat bangun"

"Astaghfirullah adek kenapa hm ada yang nggak nyaman?" Tanya Kania khawatir.

"Tadi tiba-tiba mual aja mah mungkin masuk angin" jawab Zizi yang tidak mau membuat mamahnya khawatir.

"Beneran? pusing nggak dek?"

"Dikit mah"

"Gausah ke sekolah ya" Suruh Kania yang khawatir jika terjadi sesuatu pada putra bungsunya.

"Ada apa ini?" Tiba-tiba terdengar suara berat yang sangat mereka kenali yang tak lain adalah suara milik Devrangga. Ya Dev akhirnya memilih nyamperin anak dan istrinya karena mereka tidak kunjung turun. Tapi saat sampai di kamar Zizi sang putra, malah mendengar sedikit keributan.

"Ini loh mas adek tadi pas baru bangun tidur muntah muntah dia juga ngeluh pusing" jelas Kania kepada sang suami. Dev mendekat ke arah Zizi lalu berjongkok di depannya.

"Adek sakit hm" ujar Devrangga lembut.

"No, Am fine" jawab Zizi meyakinkan daddy nya.

"Really?? Kalau sakit ngga usah sekolah dulu"

My EverythingWhere stories live. Discover now