"Tidak karna kau tidak bisa membuat orang lain hamil. Dalam kasus mu kau yang hamil bukan sebaliknya."

Jawaban seseorang yang sudah jelas bukan dari wanita yang habis ia gagahi membuat Jimin tersentak kaget. Ia berbalik cepat melihat siapa yang sudah berani memasuki kamar tempat ia begumul.

Dari kegelapan muncul lah Jungkook yang berjalan mendekat ke arah Jimin. Ia menatap sebentar wanita yang terkapar lalu menatap Jimin datar. Jimin mati kutu. Ia ditatap tajam seakan tengah dipergoki berselingkuh.

"Kookie? Sejak kapan?" Jimin mencoba bertanya dengan suara yang tenang.

Jungkook duduk di sofa yang ada dibawah ranjang. Ia menyilangkan kaki menatap Jimin yang berdiri menghadapnya. "Sejak kau memompa wanita itu."

Mata Jimin membulat. "Berarti sudah sejak tadi?" Jungkook mengangguk.

Jimin mendekati Jungkook dan duduk disebelahnya, ia tersenyum jahil. "Kau melihat bagaimana wanita ini menjeritkan namaku?"

Jungkook mengangguk lagi. "Aku melihat semuanya." Ucap Jungkook datar.

Jimin terkekeh. "Kau cemburu?"

Jungkook menggeleng. "Tidak karna kau belum menjadi Ratu ku karna itu aku hanya diam dan membiarkanmu melakukannya karna itu bukan hakku. Jika kau sudah jadi Ratu ku jangan harap kau bisa bermain dibelakangku." Jungkook menatap Jimin tajam.

Jimin mengangguk dengan senyum lebar. "Tenang saja, setelah menikah aku hanya akan membuatmu yang terkapar seperti wanita itu."

Jungkook menaikkan sebelah alisnya. "Sudah setuju menikah denganku?"

Jimin mengangguk. "Atur secepatnya. Aku sudah tidak sabar menggagahimu."

Jungkook menatap Jimin dari ujung kaki sampai ujung kepala, ia menatap Jimin ragu. "Memang kau bisa menggagahiku?"

Jimin menatap calon suaminya datar. "Tentu saja. Ciuman saja kau tidak bisa maka kau diam saja. Lihat saja nanti aku yang akan membuatmu menjerit meminta lebih. Kau tidak pernah seks sebelumnya kan? Maka setelah menikah kau akan tahu bagaimana rasanya."

Jungkook memutar bola mata malas. Iya kan saja apa yang dikatakan Jimin. Karna mentang-mentang Jimin yang lebih berpengalaman membuat Jimin lupa kodratnya. "Kau merasa bisa mendominasiku karna kau jauh lebih berpengalaman dibanding aku?"

Jimin mengangguk. "Aku juga berotot dan kuat. Tenang saja, walaupun aku sedikit lebih pendek darimu, aku akan memperlakukanmu dengan manis. Bukankah sekarang menjadi tren suami lebih pendek dari istri?"

Jungkook tidak habis pikir. "Kau harus segera sadar posisimu Ratu."

"Aahh!" Jimin menatap Jungkook, "Tentang menjadi Ratu, Ayahku sudah menceritakannya dan aku tidak apa-apa dengan posisi sebagai Ratu dan kau tidak apa-apa sebagai Raja nya. Tapi tetap saja aku yang dominan."

Jungkook menjitak pelan kepala Jimin. "Diamlah."

Jimin terkekeh. "Kau malu, ya? Tidak apa-apa, jangan malu pada calon suamimu, Sayang."

Jungkook memijit pelipisnya pelan, tidak habis pikir dengan tingkah ajaib Ratu nya.

"Eunghh."

Suara lenguhan perempuan dibelakang mereka membuat Jungkook dan Jimin berbalik. Di sana wanita tersebut nampak terkejut karna kehadiran Jungkook.

"Kau sudah bangun? Aku sudah mentransfer bayaranmu, sekarang pergilah." Usir Jimin.

Perempuan tersebut yang sudah memakai dalamannya tidak melanjutkan lagi. Ia diam menatap penuh tertarik pada Jungkook yang hanya menatapnya datar. "Temanmu tidak ingin aku puaskan juga?" Tanya nya dengan suara gemulai.

Jimin menatap tajam perempuan yang ia sudah lupa siapa namanya itu yang tengah mendekati Jungkook. "Hei, menjauh darinya, dia milikku." Perintah Jimin.

Perempuan itu tidak menghiraukan Jimin dan tetap menatap Jungkook menggoda berpikir Jungkook akan tergoda padahal nyatanya tidak sama sekali. Perasaan tertarik Jungkook pada lawan jenis sepenuhnya sudah mati karna kutukan itu. Karna itu bahkan melihat wanita telanjang sekalipun Jungkook tidak akan tegang.

Sampai wanita tersebut berlutut dihadapan Jungkook berniat membuka celananya Jungkook tetap diam. Berbeda dengan Jimin yang kalang kabut hendak marah karna apa yang sudah ia cap sebagai miliknya akan disentuh orang lain. Jimin hendak menyambar wanita tersebut tapi lengannya ditahan Jungkook. "Biarkan saja, Ratu."

Jimin menatap Jungkook marah. "Kau itu milikku, aku tidak suka apa yang menjadi milikku disentuh orang lain."

Jungkook menatap Jimin lembut. "Percaya padaku aku akan selalu menjadi milikmu seorang."

Jimin tidak mengerti namun setelah wanita itu menyentuh Jungkook tubuhnya terbakar membuat Jimin tidak bisa berkata apa-apa. Wanita itu menjerit kesakitan meminta bantuan tapi Jungkook hanya menatapnya datar.

Jimin shock berat sampai menutup mulutnya sendiri memahan teriakan. Tubuh gosong wanita tersebut membuat Jimin mebalikkan wajahnya tidak ingin melihat lagi.

Jungkook yang tahu Jimin shock akan kejadian tersebut membawa Jimin ke dalam pelukannya. "Itu yang terjadi jika ada wanita yang menyentuhku. Karna itu kau diciptakan, Ratu. Kau terlahir untuk menghilangkan rasa sepiku selama ini." Bisik Jungkook pelan tepat ditelinga Jimin.

Jimin meneguk ludah kasar dan diam dalam pelukan hangat Jungkook. Tanpa sadar ia menyandarkan sepenuhnya kepalanya pada dada Jungkook. "Aku bangga aku satu-satunya."

Jungkook tersenyum. "Kau memang satu-satunya milikku."

/Tbc

Queen [Kookmin/Jikook]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu