2. Hara dan Neira

24 6 0
                                    

Happy Reading Fellas!

~🥀~

Katanya majemuk
Tapi saling menunjuk
Katanya keluk
Tapi saling merajuk
Katanya tunduk
Tapi saling mengutuk
Katanya terbujuk
Tapi saling mengamuk
Katanya terantuk
Tapi saling berpeluk

-denneira

~🥀~

Haraska's POV

"Lo percaya sama gue?" potong Neira bikin gue sedikit tercubit. Gue memang percaya sama dia, tapi cemburu nggak bisa dicegah.

"Gue per--"

"Buat gue, kepercayaan itu bukan nomor 1, Har," potong Neira lagi. Kali ini gue diam karena nggak paham sama maksud Neira. Kalo bukan kepercayaan yang di tuntut dari gue, terus apa?

"Karena di balik kepercayaan itu pasti ada rasa cemburu,"

Jadi dia paham perasaan gue?

"dan rasa cemburu lo berdasar sama cinta. Padahal cinta itu penuh keraguan," sambung Neira lagi.

"Nei,  gue--"

"Jangan pernah minta maaf lagi, Hara. Lo berhak marah karena itu salah gue,"

Kali ini gue bahkan terkejut. Neira paham kalau selama ini dia salah? Dia bener-bener mancing emosi gue kali ini.

Sadar aja kalau selama ini gue rendahin diri cuma buat minta maaf atas hal yang bukan salah gue. Siapa yang nggak emosi, bung?

"Jadi lo ngaku salah? Sadar sama kesalahan lo selama ini?" tanya gue dengan nada sinis. Pertanyaan gue itu menarik hela napas kasar milik Neira. Cewek itu mengalihkan pandangannya dari gue.

"Salah gue banyak, Har. Gue minta maaf ya," jawab Neira terkesan lirih namun tulus. Gue tahu dia serius kali ini walaupun dia nggak natap mata gue langsung.

Gue berdecih pelan dan membalik tubuh gue menghadap Neira sepenuhnya.

"Lo waktu pacaran sama Daniel juga gini, Nei? Makanya dia selingkuhin lo?" sindir gue secara langsung. Jelas. Mana ada cowok yang tahan kalau gitu?

Neira pun ikut berbalik menghadap gue. Dia membalas tatapan gue dengan lembut.

"Mungkin," Neira senyum sekilas, "Karena gue sendiri nggak tahu gue berubah atau enggak,"

Jawaban Neira terlalu ambigu buat gue. Gue pun memegang bahu Neira dan gue dorong sampai dia merapat ke papan mading.

"Berharap lo berubah, hm?" gue mempertahankan ekspresi datar gue yang di tanggapi tatapan lembutnya. Neira menggeleng pelan dan mendongak untuk melihat wajah gue lebih jelas.

"Gue pengen lebih egois kali ini," jawaban dia selalu gak jelas.

"Egois?"

"Iya," Neira mengangguk sekali, "gue harap lo beda. Dan gue tahu lo beda,"

Gue menatap cewek gila ini dengan tatapan nggak percaya. Beda? Nih cewek siapa sih? Pungut kek! Udah stress kayaknya!

"Lo mau gue bertahan sama lo yang kayak gini? Karena gue bukan Daniel yang nggak bisa ngertiin lo? Karena gue bukan Daniel yang brengsek itu?!" sentak gue dengan nada tinggi yang sama sekali nggak mengganggu ketenangan Neira.

Cewek itu masih biasa aja dan nggak memedulikan sekitar walaupun kita berdua udah jadi tontonan. Gimana enggak? Salah satu couple favorite anak Trisakti itu ya gue sama Neira! Eh malah ribut di depan umum! 

/Hara tepok jidat/

"Lo mikirnya gitu?" tanya balik Neira dengan santai.

Wah! Cewek ini mulai nunjukin keahliannya nih! Dia berhasil memancing emosi terdalam seorang Haraska!

BRAKKK!!

Gue memukul papan mading di belakang Neira dengan keras. Amarah gue memuncak dan gue mengunci pergerakan Neira dengan tangan gue yang bersangga di papan mading.

"Berhenti ngebalik omongan gue!"

Tindakan gue tadi nggak bikin Neira sekali pun lepas dari pertahanannya. Dia masih menatap gue penuh ketulusan. Ekspresinya terlalu santai untuk cewek yang lagi ribut sama pacarnya.

"Lo bukan Daniel, Hara," singkat Neira.

"Siapa pun gue, cowok mana pun yang pacaran sama lo, dan bahkan orang-orang di sekitar lo nggak akan ada yang tahan sama sikap lo yang kayak gini!" tegas gue berusaha menjatuhkan pertahanan cewek ini.

"Tapi mereka nggak pergi, Har. Lo lihat sendiri, gimana Niel masih ngejar gue!" balas Neira dengan percaya dirinya.

"Suatu saat, entah mereka atau gue, akan ada yang pergi, Nei. Jangan berpikir dunia hanya berpusat di diri lo!" ujar gue berusaha memberi peringatan.

Neira malah tersenyum tipis dan mendekat ke telinga gue dengan sedikit berjinjit. Dia membisik ke gue pelan.

"Dan gue sangat menantikan hari itu, Hara. Dimana dunia bertolak dari pusatnya,"

Cupp!

Sialan! Cewek ini emang gila!

Setelah membisikkan itu, ternyata Neira menoleh ke wajah gue dan mencium pipi gue sekilas.

Dia kemudian mendorong tubuh gue agar menjauh. Gue nggak dalam keadaan sadar sekarang! Jangan salahin gue yang tiba-tiba surut emosinya!

"Makasih, Hara. Gue akan berusaha buat lo bertahan," Neira tersenyum tulus pada gue yang masih membeku, "ah..  Gue ke kelas dulu ya. Nanti gue tunggu di kantin pusat!"

Neira pun menepuk-nepuk lengan atas gue dan mulai berjalan ke arah kelasnya.

"Oh iya! Jangan lupa saos tomat gue ya, Har!!!" teriak Neira lagi sambil berbalik.

Dia berjalan mundur dan melambaikan tangan ke gue. Tingkah dia yang ini yang bikin gue selalu jatuh sama pesonanya. Dasar tuh cewek!

Gue terkekeh dan balas teriak, "Oke, cantik! Pesenin baksonya Mang Jojon sekalian ya nanti! Lu bayar dulu, nanti gue ganti sama sebotol saos tomat!!"

Kami berdua terkekeh bersama meski Neira kemudian kembali berbalik dan melanjutkan perjalanannya ke kelas. Gue menggeleng pelan sambil mengingat pertengkaran gue yang jadi sarapan drama anak-anak Trisakti.

Berjalan ke arah gedung jurusan gue terkekeh sendiri waktu ingat dapat kiss dari Neira. Hati gue menghangat tiap lihat senyum Neira.

Pertengkaran gue sama Neira memang berakhir gitu aja. Tapi kita nggak pernah lagi bahas hal yang sama dua kali. Kita berdua selalu sadar kalau yang kita ributin tadi memang perlu. Sadar atau enggak, gue sama Neira selalu perlahan berubah sama-sama. Itu uniknya hubungan kita berdua.

~♥~


Yazz ini dia part 2 nyaaa! Gimana fellas? Gimana pendapat kalian tentang hubungan Haraska dan Denneira? Memenuhi ekspetasi kalian nggak ya? Aku sih berharap begitu..

Oh ya! Part ini singkat banget kah??  Haha untuk kisah Haraska dan Denneira memang aku bagi beberapa part acak. Jadi akan ada yang jadi panjang banget, dan jadi singkat banget. Contohnya kayak part ini yang cuma ada kurang lebih 900 kata. Nanti akan ada tiba-tiba jadi sampai ke 2000 atau lebih. Aku harap kalian nggak bosen dengan adanya part panjang.

Nah, untuk next di part 3 kita bakal ketemu tokoh yang lain nih! Udah siap? Kepo nggak sih, siapa yang bakal menemani kisah Haraska dan Denneira ini ya?

Oke dehh!  Terima kasih sudah baca!!  Jangan lupa satu bintangnya ya fellas!  Kalau gitu, sampai jumpa di part 3!! Salam,

-dessafel

THEATRE: Sekat BersempadanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang