CHP 2

162 34 0
                                    

6 tahun yang lalu memang benar bahwa Zian telah mengejarnya. Seorang anak menyatakan cinta pada anak remaja yang hampir dewasa.

Sayangnya dia di tolak dengan kejam tetapi anak itu tidak menyerah, dia memang di tolak sampai 8 kali, mungkin lebih tapi dia tetap tidak menyerah.

Mungkin karna tubuhnya seorang anak yang baru berusia 12 tahun dia pasti di tolak meski mentalnya sudah lebih dari 20 tahun. Bahkan dirinya sendiri lupa bahwa dia masihlah seorang anak kecil, orang berpikir anak ini sedang cinta monyet.

Sayangnya pengejarannya harus di hentikan karna anak remaja harus pergi menyelesaikan tugasnya.

Anak sedih tapi dia akan tetap menunggu sampai sang cinta pertamanya kembali lalu dia akan mulai mengejarnya lagi. Kisah pengejaraan ini telah tersebar di seluruh starnet tapi karna sudah 6 tahun berlalu hal itu di lupakan.

Saat ini Zian merencanakan untuk pengejarannya lagi. Dengan semangat membuat rencana yang begitu indah dan romantis, pasti gadis kecil akan merasa senang dan tersipu malu tetapi tidak ada yang tahu jika itu adalah marsekal Aira sendiri.

Ketika menjelang siang akhirnya sebuah kapal luar angkasa milik militer datang tepat di atas kampus, mendarat di halaman depan yang luas banyak mahasiswa berkumpul untuk melihat ini, bahkan Zian sendiri tetapi karna terlalu ramai dia hanya bisa sedikit menjauh untuk melihat ini.

Selain tubuh yang sedikit kecil dari rata-rata pria membuatnya terdorong ke belaknag dan depan tapi dia memiliki tubuh yang fleksibel untuk menghindari ini.

Meski tubuhnya terlihat kecil dan rapuh tapi sebenarnya tidak terlihat seperti itu.

Pintu kabinet terbuka terlihat beberapa bayangan manusia di dalamnya setelah 5 menit berlalu akhirnya sesosok orang keluar dari sana.

Sosok itu tinggi dan gagah, memakai setelan hitam dan jubah putih tentara tergantung di bahunya berkibar seperti bendera.

Lingkungan menjadi sunyi, semua mata memandang ke arah sosok yang di kenal oleh semua orang.

Rambut pendek dengan belahan di sebelah kiri, alis tebal yang tajam, mata perak phoneik yang tajam dan dingin, hidung lurus, gambaran rahang yang tegas dan tajam, kulit gandum yang sehat serta otot-otot tersembunyi di balik baju memancarkan hormon pria yang luar biasa. Pesonanya membuat semuanya terpana.

Di bawah sinar matahari dia melangkah dengan langkah yang tegas dan kuat, di bawah sinar yang seharusnya merasakan panas sekarang terasa begitu dingin dengan aura yang di keluarkan oleh pria itu.

Semua orang yang memandang kedinginan, dan menelan ludah.

Sosok yang gagah dan tampan tidak salah lagi seorang marshal Aira!

Sayangnya tidak ada yang berani mengeluarkan suara sampai orang tersebut berjalan menuju ke kampus bersama dengan beberapa rekannya.

Baru setelah itu mereka berseru. Zian yang pertama kali melihat Marsekal Aira lagi membeku di tempat, baru setelah beberapa menit berlalu akhirnya ia kembali sadar ketika kerumunan semakin sedikit.

Zian yang melihat marsekal Aira jantungnya terus berdetak kencang sampai-sampai ingin keluar dan meloncat ke depan, dan ketika melihatnya semua suara di sekitarnya begitu sunyi kecuali langkah pria tersebut.

Mata bulat yang terang-terangan itu terus menatap wajah marsekal sampai akhir.

'Lian! Akhirnya dia kembali!'

[Ya! Selamat tuan! Anda bisa mengejarnya lagi!]

'Ya! Aku akan berkerja keras di masa depan! Dan mendapatkannya!'

[Tentu saja! Ini adalah tuan! Oh! Jangan lupa untuk mengambil badan buatan saya tuan]

'Oh ya! Aku hampir melupakan itu, kalau begitu ayo pergi dan melihat Rafel'

Zian sebenarnya ingin mengikuti kelompok itu, tetapi karna ingat sesuatu akhirnya dia memilih untuk melihat marshal lagi di lain hari dan di saat itulah dia akan mengejarnya dengan sepenuh hati dan keras kepala.

Memikirkan ini Zian berjalan sambil tersenyum cerah membuat orang yang melihatnya begitu terpana.

Rambut hitam sedikit panjang berkibar oleh angin, wajah yang lembut dan cantik bersinar di bawah sinar matahari, mata hitamnya tampak berkelap-kelip seperti memiliki banyak bintang di dalamnya seperti galaksi, kemeja biru muda lengan pendek dan jeans putih membawa kulit yang cerah dan putih itu bersinar di bawah sinar matahari seolah-olah ada efek yang menipu di sana membuat siapa saja yang melihatnya akan terpana dan terasa hari begitu cerah.

Mungkin karna senyum dan suasana hati Zian semua orang yang dilewatinya terasa membahagiakan seolah-olah tertular.

Zian sampai di fakulitas penelitian laboratorium mecha. Kelompok marshal pertama kali datang ke dapertement tentara, jadi Zian tidak bertemu dengan kelompok marshal.

Memasuki ruangan ada banyak hal yang begitu berantakan disana, pemandangan ini begitu familiar dan seseorang yang melihatnya akan merasa stres dengan tumpukan berbagai benda-benda logam seperti samah berserakan di mana-mana.

Bahkan manusianya sebagaian terbaring di lantai dimana saja dengan wajah ikan mati.

"Tidak bisakah kalian memberishkannya? Marshal Aira akan berkunjung ke sini setelah mengunjungi dapertement tentara"

Ikan mati memandang ke arah Zian, sayangnya mereka hanya bisa mengerakan kepala sekarang. Zian menghelai nafas.

"Baiklah, aku akan membantu kalian membersihkannya nanti.. Dimana Rafel?"

"Kau... Menca.. Riku?"

Rafel sudah terkapar di atas meja, dia sekarang benar-benar terlihat seperti mayat hidup, yang lebih pasrah dari yang lainnya.

"Rafel... Kamu, sekarang sangat... Mengerikan"

"Ya.. Aku tahu.."

"Barang yang kau inginkan sudah jadi, periksa dan lihatlah jika ada yang salah katakan pada ku, aku akan memperbaikinya"

Rafel mengeluarkan pot logam berwarna biru dengan di atasnya di isi oleh banyak akar kayu bukan tanah tapi jika terlihat dari jauh itu terlihat seperti tanah, di tengah-tengahnya ada sebatang pohon berukuran dua jari orang dewasa dengan tinggi 5 cm, di atas batang ada 2 cabang ranting dan 5 daun hijau muda yang segar.

Ini terlihat seperti pohon kecil sungguhan, tapi ketika di sentuh ini terasa lembut seperti kain sutran dan fleksibel seperti karet. Akar, batang, ranting dan daun memiliki tekstur yang sama, kecuali pot logam.

Zian mengambil pot, ketika di angkat itu begitu ringan seperti kapas. Zian memeriksa mulai dari pot lalu phon kecil, menyentuh, menyodok, menguncangnya, dan mencubitnya seolah-olah ini mainan slime. Zian mengangguk puas lalu menatap Rafel.

"Dimana tempat penyimpanannya?"

"Bagian bawah pot, aku sudah memberi ruang angkasa di sana sesuai permintaanmu, meski sedikit sulit tapi ini sangat bagus, ide mu begitu aneh Zian"

"Untuk apa pot ini?"

"Kau akan melihatnya nanti, jangan terkejut ketika kau melihatnya"

"Oh.. Baiklah, aku akan menunggu. Ngomong-ngomong dari mana kau mendapatkan bahan-bahan itu? Itu adalah bahan yang sangat bagus yang belum pernah aku lihat sebelumnya, apakah itu bahan baru?"

"Tidak. Seseorang memberiku, aku menerimanya ku pikir itu tidak berguna setelah di teliti aku akhirnya di pakai untuk ini"

"Kau beruntung.. Tapi apa kau tahu dimana harus membelinya?"

"Aku tidak tahu, tapi jika kau menginginkannya aku akan bertabya padanya"

"Terima kasih"

"Aku yang seharusnya berterima kasih karna sudah membuat ini, sebagai bayarannya apa yang kau inginkan?"

Rafel melambaikan tangannya.

"Tidak perlu, kau temanku jadi aku hanya membantu"

Zian merasa terharu lalu dia tersenyum. Setelah itu Zian membantu membersihkan ruang penelitian mereka.

[BL] Cinta Anak Remaja AntarbintangWhere stories live. Discover now