2. Terkupas Perlahan, Satu per Satu

71 20 23
                                    

Apartemen Caellan terletak di distrik Applebaker, tepat bertetangga dengan kawasan Korporasi Arial. Distrik ini termasuk paling ramai di seantero Stentin, dengan ribuan pendatang dari berbagai Nordale yang direkrut dadakan oleh Arial karena menjadi penyintas uji sel di perbudakan dahulu. Trem lebih sering beroperasi dan sepeda-sepeda menguasai jalan raya. Mobil hanya diizinkan lewat pada jam tertentu, dan menggunakan jalur khusus yang berada di tengah-tengah jalan raya. Distrik ini boleh saja paling ramai, tetapi tak banyak ditemukan jalan beraspal. Rumah-rumah bertingkat tiga dan apartemen-apartemen menumpah ruah, berimpit-impitan tanpa cela dan dipisahkan oleh gang-gang sempit yang mengular tanpa ujung.

Caellan memarkir mobil di kawasan khusus, lantas membawa Rayford menyusuri puluhan gang hingga mereka mencapai jalan berpaving yang lebih berdebu dan sunyi. Jendela-jendela tertutup rapat dan aroma anggur tercium samar dari salah satu rumah. Berbeda dengan apartemen kebanyakan, katanya, apartemen yang dibeli Caellan ini tidak memiliki akses masuk dari dalam bangunan. Apartemennya yang terletak di lantai tiga hanya bisa diakses oleh tangga besi hitam berkarat, dan pintu keluarnya cuma satu. Di sebelah apartemen Caellan yang tak bernomor maupun memiliki bel, ada toko roti kecil yang dijalankan sepasang mantan perampok. Mereka sekarang berafiliasi dengan Vandalone berkat Caellan.

"Aku sudah menggandakan kunci," kata Caellan sembari menaiki tangga terlebih dahulu. Rayford menerima sodoran kunci itu dengan senang. "Aku pergi dan pulang sewaktu-waktu, kau tidak usah terpaku pada kegiatanku. Ini juga apartemenmu, jadi, ah—bisakah kau sesekali membersihkannya untuk ketenangan kita?"

"Baiklah."

"Kau mampu memakai kompor?"

"Tidak. Orang-orang desa masak dengan tungku."

"Tak masalah. Akan kuajarkan nanti." Caellan membuka pintu. "Ada peraturan khusus di sini, Rayford. Jangan bukakan pintu untuk siapapun kecuali mereka yang mengetuk seperti ini." Caellan mengetukkan buku jarinya dengan irama tertentu di pintu. "Atau, kalau kau yakin itu adalah temanmu sendiri. Orang-orang yang sering bertamu kemari sudah tahu."

Rayford hanya mengangguk. Bentuk-bentuk rahasia semacam ini membuatnya gelisah, tetapi tak ada yang ingin dibahasnya. Ia mengekori Caellan memasuki apartemen. Matanya langsung tertuju pada ratusan buku yang menumpuk bagaikan balok-balok kayu serampangan di pelabuhan. Tingginya bahkan nyaris mencapai lampu bohlam yang menggantung rendah di atas sofa.

"Ini dapur. Itu ruang santai. Apa aku perlu menjelaskan?" kata Caellan, lantas menunjuk pada dua pintu di sisi kirinya, tepat di sebelah dapur. "Pintu itu adalah kamar mandi, dan di ujung sana adalah kamarku. Kamarmu di seberangnya."

"Dan pintu di sebelah kamarku?"

Alih-alih menjawab, Caellan menghampiri pintu yang tak disebutkan dan mengisyaratkan Rayford untuk mendekat. Sesuai keinginannya, ketika pintu didorong membuka, Rayford terbengong-bengong dengan mata berbinar. "Ini semula ruang kerjaku," katanya, "tetapi aku sudah memindah segala barangku di kamar, dan kau bisa memakai ini untuk hal-hal yang kausenangi. Meracik obat, atau sekedar bersembunyi dari tamu-tamuku yang mengerikan."

Rayford mendekat dan seketika disambut aroma tangkai busuk yang direndam pada air keruh selama berminggu-minggu. Caellan nampaknya lupa, atau tidak terbiasa, mengurus bunga-bunga hidup yang dibeli dari toko bunga di pojok gang. Sebuah meja kayu yang telah dipernis ditaruh di bawah satu-satunya jendela besar berbirai renggang, dengan tabung-tabung dan gelas-gelas kaca milik mendiang ayah mereka. Gorden renda putih kusam bergerak pelan disenggol angin yang menyusup dari jendela tak tertutup rapat. Dua rak buku setinggi langit-langit diletakkan berlawanan pada meja, dan tak banyak buku yang terdapat di sana kecuali koleksi Caellan yang tak bisa dipamerkan di ruang santai. Ada sebagian buku milik Rayford yang dihadiahkan Caellan selama masih direhabilitasi. Lilin-lilin dalam wadah kuningan ditata bergerombol di atas meja dan rak-rak.

ANTIMA: The Trial ✓Where stories live. Discover now