---

Taeyong duduk manis di tempat biasanya dia belajar, tepatnya di sebuah meja dan kursi yang terletak di kamarnya, matanya memandang ke arah Blackcard yang tadi diberikan Johnny.

“Berapa banyak uang yang ada disini?” Gumamnya hingga hanya dia yang mendengarnya.

tok..tok..tok..

“Tae...” suara mama Taeyong memanggil.

“Iya maa.. masuk” jawab taeyong sembari meletakkan Blackcard itu di meja.

“Kamu belum lapar Tae, kalau sudah ayo makan, Mama sudah menyiapkan makanan.” Ucap Mamanya.

“Iya ma, duluan aja, tae sebentar lagi menyusul.” Jawab Taeyong.

Tidak sengaja sang mama melihat blackcard di meja belajar Taeyong.

“Punya siapa tae?” tanya mamanya sembari menunjuk kartu itu.
“Punya temen ma” jelas Taeyong.


“Terus kok ada di kamu?” tanya mama Taeyong bingung.

Taeyong beranjak dari duduknya dan berjalan menuju kasur, dia menepuk kasur disampingnya, menyuruh sang mama untuk duduk, setelah itu Taeyong menjelaskan semuanya.

“Tuhan memberi keistimewaan ke pria itu, dan temanmu yang diberi tanggung jawab oleh hal itu” ucap sang mama.

“Tapi ma, mana bisa seorang pria hamil?, Kan seorang pria tidak punya rahim” tanya Taeyong sambil memiringkan kepalanya, bingung

“Tidak banyak pria yang diberi keistimewaan seperti itu, dan temanmu ternyata mendapatkannya” jelas mamanya.

“Lakukan yang diminta temanmu, meski dia sudah melakukan kesalahan, tapi dia berhak bertanggung jawab” lanjut Mama Taeyong.

“Iya ma...” jawab Taeyong dengan anggukan.

---

Hari ini adalah hari dimana Taeyong akan mengantarkan orang itu seperti janjinya pada Johnny.

ting..

Sebuah pesan masuk ke handphone nya. pesan dari johnny.

Setelah mengetahui siapa yang akan ia temui, Taeyong berangkat menuju tempat yang ditentukan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah mengetahui siapa yang akan ia temui, Taeyong berangkat menuju tempat yang ditentukan.

Sekitar lima belas menit ia menunggu, sosok yang di foto yang dikirim johnny terlihat oleh mata Taeyong

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sekitar lima belas menit ia menunggu, sosok yang di foto yang dikirim johnny terlihat oleh mata Taeyong.

“Ten?” teriak Taeyong pada pria yang tak jauh dari hadapannya sembari melambaikan tangannya.

Ten yang merasa dirinya terpanggil, segera mendekat dengan berlari kecil.

“Lo gak lama nunggu kan?” Tanya Ten. Taeyong menggeleng, 15 menit bukan waktu yang lama, Maybe.

“Kita duduk dulu, ngobrol bentar?” Tanya Taeyong. Ten mengangguk.

Mereka pun duduk di salah satu bangku di tempat itu.

“Ngomong ngomong, kenapa Johnny gak ikut dateng?” Tanya Ten. Taeyong menggeleng. Dia tidak tahu, dia kan hanya disuruh untuk menemui Ten.

“Jadi, udah ada bukti kalau kamu beneran Hamil?” Tanya Taeyong takut takut, dia masih tidak percaya ngomong ngomong.

“Lo gak percaya, bentar.” Ten membuka tas kecilnya dan mencari sesuatu.

Taeyong menunggu dengan sabar. Tak lama Ten mengeluarkan testpack dan memberikannya pada Taeyong.

Dan testpack itu bergaris dua, memang benar seorang Ten hamil.

“Lalu, bagaimana dengan kalian?” Tanya Taeyong. Ten menggeleng.

“Nggak tahu, Johnny cuma nyuruh lo buat bantuin gue, dan dia juga gak nyuruh gugurin anak ini juga.” Ten mengelus perutnya yang masih belum ada perubahan, toh masih belum ada 1 minggu.

“Mungkin saja Johnny akan bertanggung jawab.” Ucap Taeyong.

“Semoga saja.” Jawab Ten. Mereka terdiam sebentar hingga…


























“Dan juga, Kemarin bukannya Johnny membeli banyak sekali kondom, tapi kenapa kamu bisa hamil, apa dia lupa, atau bagaimana?” Tanya Taeyong sambil mengingat kembali kejadian di supermarket beberapa hari lalu.

“Oh soal itu, bukan salah Johnny kok.” Taeyong menatap pria cantik itu dengan bingung, maksudnya?










“Emang gue yang nyuruh dia gak pake kondom.”

“Ehh???” Pernyataan itu akhirnya berhasil membuat Taeyong terjungkal dari duduknya.

TBC

The Jung'sFam (Jaeyong)Where stories live. Discover now