Playful Couple 13

607 58 1
                                    

RENDRA

"Kalian dari mana?"

"Ngobrol lah. Calvin teman lama Abang, dek," jawab Yoga.

Calvin sedikit terlihat gelisah sejak awal kedatangan Yoga. Apa yang terjadi dengan mereka? Selama aku mengenal Yoga sebelum keberangkatan ke Malaysia 2 tahun lalu, Yoga tidak pernah menyebutkan Calvin sedikitpun. Bahkan saat aku mengunjunginya ke Malaysia pun Yoga tidak pernah menyebut nama Calvin. Biarlah, aku tidak ingin berpikiran macam-macam.

Aku mengenal Calvin. Jika dia menganggap hal ini perlu diceritakan, dia pasti akan menceritakannya padaku. Lagi pula ini bukan saatnya untuk berpikiran buruk. Ini saatnya aku menikmati hidupku bersama Calvin. Akan banyak hal menyenangkan yang aku akan lakukan dengannya. Kedatangan Yoga juga membuatku senang, walaupun kami tidak ada hubungan darah langsung, tapi dia sudah aku anggap sebagai kakakku sendiri.

"Dra, aku balik dulu ya. Udah hampir malam, kamu istirahat ya, biar bisa cepat masuk."

"Give me a hug!"

Calvin menatapku lalu mengarahkan pandangannya ke Yoga.

"Ah, oke. Bye, Vin." Aku melambaikan tangan ke arah Calvin.

Aku lupa. Kami tidak berdua di ruangan ini. Ada Yoga disini. Akan sedikit memalukan jika kami saling berpelukan di depan orang lain.

"Nginep di mana, bang?"

"Di rumah elu lah, di mana lagi?"

Aku hanya tersenyum usil. Sampai lupa, selama ini Yoga memang tinggal di rumah orangtuaku. Sekarang Yoga juga seorang dokter. Akan jadi hal yang menyenangkan jika bisa dirawat Yoga. Artinya aku bisa cepat keluar dari rumah sakit ini dan dirawat di rumah.

"Kenapa senyum?"

"Hehe ..."

"Abang gak akan ngerawat elu, Dra. Perawatan di sini lebih intensif."

Yoga bisa menebak apa yang aku pikirkan. Aku hanya menunjukan raut cemberut saat Yoga tertawa.

"Bisa juga lu sakit ya, baru tau. Hey, Calvin siapa elu sih, Dra?"

"Pacar," jawabku singkat.

"Ayolah, abang kenal elu dengan baik. Elu itu sangat, ya, normal."

"Gak taulah bang. Gue rasa, gue beneran suka dia. Gak salah kan?"

Aku menceritakan semua hal yang terjadi. Tulisan, project tujuh hari dan Calvin. Yoga hanya mengacak rambutku lalu tersenyum.

"Lu itu gak boleh kayak abang, Dra."

"Abang masih--"

"Ya, gak akan mudah merubah orientasi seseorang."

"Tapi gue beneran suka sama Calvin, bang."

Yoga tidak memberikan penjelasan apapun. Dan apapun yang ia katakan tidak akan mempengaruhiku. Aku sudah mengetahui jika Yoga juga menyukai laki-laki. Selama ini juga hanya ada satu orang yang ia cintai, walaupun hingga kini Yoga tidak pernah menyebutkan sebuah nama. Hingga detik ini pun dia masih mencintai laki-laki itu.

Yoga pernah mengatakan, hanya ada satu orang pria yang menempati ruang hatinya dan selamanya akan seperti itu. Siapapun orangnya, dia adalah laki-laki beruntung karena bisa dicintai Yoga. Yoga yang ku kenal sebagai pria paling baik, jujur, dan memiliki paras yang lebih menarik dibandingkan aku. Ku akui semua itu.

Setelah hampir satu tahun tidak bertemu pun penampilanya masih tidak berubah. Pembawaannya yang tenang, kacamata dan rambut rapi tetapi tetap stylish sangat cocok dengan wajahnya yang oval. Selalu menggunakan pakaian yang rapi, bahkan aku sempat iri dengan warna kulitnya yang kecoklatan. Ya, aku adalah fans Yoga dan aku bersyukur menjadi sepupunya.

Playful CoupleΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα