Playful Couple 06

809 97 2
                                    

CALVIN

"Aku sudah lindungin kamu. Aku sudah jadi pangeran berkuda putih buat kamu, Vin," kata Rendra lirih.

"TOLONG, SIAPAPUN TOLONG!!!" Aku berteriak sekuat tenaga berharap ada yang akan menolong Rendra.

Rendra sudah terbaring di tanganku. Darahnya tidak mau berhenti.

"TOLONG!!!"

Sial! Tidak ada orang di sini. Aku harus segera membawa Rendra ke rumah sakit. Mobil, ya mobil Rendra di sini.

Aku membopong Rendra dan menidurkanya di kursi belakang. Aku tidak mempedulikan sekitarku. Aku ingin secepatnya tiba di rumah sakit.

"Dra, kamu harus selamat, Dra."

...

"Sial ... Sial ... Sial!!!"

Aku tidak bisa melindungi Rendra. Ini semua salahku. Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku hanya bisa menangis disini, duduk di depan UGD dengan darah yang masih hangat di tanganku.

"Rendra bodoh!"

Kenapa dia melindungiku seperti ini. Apa dia tidak pernah berpikir tentang keselamatanya. Jika terjadi sesuatu dengannya aku tidak akan bisa memaafkan diriku sendiri.

"Vin!!!" Erika berlari ke arahku, "Rendra kenapa, Vin? Kenapa dengan darah ini, ini darah siapa?"

"Rendra, Ka." Dadaku terasa sesak. Air mata ini masih saja tidak mau berhenti. Aku masih terisak.

"Tenang, Vin. Pelan-pelan."

"Gara-gara gue Rendra terluka, Ka. Gue gak bakal bisa maafin diri gue, Ka."

"Semua akan baik-baik aja, Vin. Pasti baik-baik aja, kok. Gue tau Rendra itu kuat."

Erika dan aku menunggu di luar UGD sampai salah seorang dokter yang menangani Rendra keluar.

"Gimana keadaan temen saya, dok?" tanya Erika.

Aku tidak bisa menanyakan apapun, aku terlalu takut dengan kabar yang akan aku terima.

"Teman kalian baik-baik saja, luka tusuknya tidak dalam dan tidak mengenai bagian vital. Sebentar lagi juga dia sadar."

"Syukurlah ... Syukurlah ... Syukurlah," kakiku melemas. Aku bersandar di kursi, tanpa sadar aku kembali meneteskan air mata.

"Rendra bakal sembuh, Vin." Erika menenangkanku.

Perawat dan dokter itu memindahkan Rendra ke ruang perawatan, sedang Erika mengurus administrasi rumah sakit. Lalu apa yang aku lakukan? Aku tidak punya muka untuk melihat wajah Rendra jika dia sadar nanti.

"Gak masuk ke dalam, Vin?" tanya Erika.

"Gue gak siap, Ka. Gue di luar aja. Lebih baik lu masuk ke dalem, tolong jagain Rendra."

...

Day 3 (2)

"Dra."

Aku masih tidak bisa menggerakan tubuhku. Pandanganku kabur. Aku hanya melihat lampu-lampu berjalan di atasku, menyilaukan. Aku merasa kesadaranku semakin menghilang. Aku masih merasa ada yang memanggil namaku.

...

10.40 pm.

"Aaarrrggh ... Sakit!"

"Jangan bergerak dulu, Dra." Erika merebahkanku kembali, "Dokter ... dokter ...!"

Aku memandang sekelilingku, ruangan putih dengan aroma obat yang sedikit membuatku mual. Aku terbaring di atas kasur kecil. Baju yang kukenakan juga berbeda, ada balutan perban di area perutku, juga ada rasa panas dan sakit di area perutku. 

Playful CoupleWhere stories live. Discover now