45.Penikmat alur tengah

Start from the beginning
                                    

"I will try again..."

"Oke," menyilanglan tangannya di dada lalu mengerutkan kening. Banyak trik yang Xabiru punya.

"Aku hanya perlu mengambil hatinya?" tanya Raga polos.

"Yeahhh. Jahat kalau kau ambil jantungnya juga."

Raga mengedikan bahu santai. "Kenapa tidak? ayah kan memiliki banyak uang."

Xabiru diam. Salah, memang salah besar telah mendidik puteranya tanpa embel-embel sederhana dari Rai. "Lanjut! jika si cewek masih tidak mau melirik ke arah mu, kedipin satu mata, like this...." kedipan mautnya Xabiru peragakan.

Baru saja Raga mau mencoba pintu kamar sudah di buka kasar. "APA ITU TADI?" misuh-misuh perempuan yang rambutnya di cempol ke atas menyela. 

Ayah dan anak tersebut saling lirik. "Ayah mengajarkan apa padamu?" tanya Rai mengintimidasi dengan mencekal dua pundak Raga.

"Master X hanya mengajarkan trik memikat gadis," dijawab santai oleh anaknya.

"Master X?"

"Yeaah nda, saat berguru padanya i will call him 'master X', and he also said 'kita harus menggunakan cara istimewa untuk gadis yang paling kita cinta' tidak ada yang salah bukan nda? kenapa harus marah?  falling in love is not a mistake," ucap Raga membuat senyum Xabiru mengembang bangga.

Rai mengedipkan matanya berulang-ulang, apa tadi kalimat akhirnya...jatuh cinta bukanlah sebuah kesalahan.

Oh jangan lupa Raga memang memiliki IQ yang tidak jauh juga dengan Juna, mudah mengingat dan cepat tanggap.

Usai melotot galak pada suaminya Rai mengeratkan cekalan pada pundak raga, berkata tegas. "Dengarkan Bunda raga, tidak ada master X, master X," lalu menunjuk Xabiru. "Ayah. He is your father! kamu hanya boleh memanggilnya ayah, understand?"

"But it's a rule, nda."

"Rules? aturan apa? Bunda paham jatuh cinta bukan kesalahan, but--- hei? It is not time yet. Seusia kamu lebih baik berteman, semua punya saatnya sendiri sayang," katanya berubah lembut.

"Oke, aku akan menyudahi berguru pada master X," jawabnya lesu lalu menatap Xabiru, melalukan tos yang--aduh TOS rahasia katanya. Hanya mereka berdua yang boleh coba dan 'bisa'. "Bunda tidak asik," katanya membuat mata Rai membelalak.

"TIDAK ASIK? RAGA!" teriaknya tidak terima. Siap mengamuk pada si sumber masalah yang menyengir tanpa dosa.

"KAMU APASIH NGAJARIN RAGA GENIT?!" omel Rai marah.

"Apa salahnya?" tanya balik Xabiru santai.

Rai mendengus. "APA SALAHNYA? APA--APA KATAMU?"

Xabiru duduk di sisi ranjang menjadikan dua tangannya tumpu ke tubuh belakang. "Raga udah remaja sayang... ya harus aku---"

"SEPULUH TAHUN, SEPULUH TAHUN! MANA ADA REMAJA?" nada Rai tambah nyolot, ikut duduk di sebelah suaminya.

"Aduh kamu kalo marah-marah makin cantik gini sih?" goda Xabiru mengusap poni panjang Rai yang tersisa di sisi pipi.

"AYAH! KAMU AYAHNYA, AYAH YANG BAIK! NGGAK NGAJARIN YANG MASUK KE CINTA-CINTAAN, KAMU TAU SENDIRI KALAU ANAK UDAH KENAL CINTA----"

XABIRU [END]Where stories live. Discover now