Segera Rheta bangun, dibantu pak Linggar dan anak-anaknya.

"Sebentar ya, bunda samperin Nanny Lisa dulu."

Rheta berjalan ke arah pintu.

Cklek!

"Ada siapa Lis?" Tanya Rheta.

Agaknya Lisa terkejut melihat wajah majikannya itu yang sembab. Tapi dia tidak berani bertanya.

"Anu bu, sudah saya tanyain terus katanya tetangga baru. Rumahnya di sebelah kita pas."

"Owh." Rheta manggut-manggut. "Tolong bilangin ya tunggu sebentar, gitu. Saya mau cuci muka dulu. Abis nangis tadi." Rheta menyengir malu tapi keliatannya justru lucu aja.

"Ehehe. Baik bu, kalo gitu saya permisi dulu."

"Iya."

Seperginya Lisa, Rheta masuk lagi ke kamar utama di rumah ini, lagi. Ternyata anak-anaknya dan juga suaminya sudah menunggu, mungkin penasaran sama siapa tamu itu.

Sontak Rheta tertawa geli. "Kenapa mukanya pada gitu sih?" Tawa renyahnya kembali terdengar.

"Siapa tamunya By?" Tanya pak Linggar duluan.

"Kata Lisa tetangga baru samping rumah," balas Rheta.

"Asik dong ya, kita jadi gak kesepian lagi. Gatya makin seneng main di luar tuh!" Sambil berlalu Rheta meledek anak tengahnya.

"Tetangga samping rumah?" Beo Gatya seperti sedang mengingat sesuatu.

"Ah! Aku tau siapa dia Bunda! Ayah!" Serunya tiba-tiba.

Semua orang yang ada di kamar itu sama terkejutnya karena suara Gatya.

"Gatya memang sudah kenalan?" Pak Linggar memastikan jawaban anaknya.

"Udah! Tapi Gatya gak suka, ah. Dia pelit. Masa Gatya mau liat anjingnya sebentar aja engga boleh. Itu namanya pelit kan, Yah?"

"Bukan begitu, Nak. Mungkin dia belum percaya sama Gatya, karena Gatya kan baru kenalan. Bisa aja ajingnya suka gigit orang yang baru dikenal. Jadinya dia larang Gatya deket-deket."

"Ih tapi beneran gak suka, Gatya, Yah..."

"Iya Ayah paham. Tapi ayah-bunda selalu ajarin kalian buat baik ke semua orang, betul?"

"Betul..." Bukan Gatya yang menjawab. Melainkan Rheta yang baru keluar dari kamar mandi dan dua saudaranya. Garga dan Gina.

Gatya yang semakin sebal lantas menyilangkan tangannya di dada. Bibirnya mengerucut beberapa senti ke depan.

Diam-diam keluarganya yang lain melirik geli ke bocah satu itu.

"Namanya Hana." Gerutu Gatya. "Pokoknya Gatya gak mau temenan sama Hana. Titik!"

***

Yang ditunggu-tunggu akhirnya Rheta turun juga ke ruang tamu. Sesampainya di sana tapi tidak ada siapa-siapa.

Rheta memanggil Lisa lalu bertanya, "tamunya kemana Lis?" Alis Rheta mengerut bingung.

"Maaf bu, katanya ada urusan dadakan. Jadi harus buru-buru pergi. Beliau tadi titip salam buat ibu sekeluarga sama bawa kue. Kue nya udah saya taruh di kulkas, bu."

Seketika Rheta mendesah penuh sesal. Pikirnya, pasti karena kelamaan tadi di atas sama anak-anak dan suaminya.

"Yaudah kalo gitu. Rumahnya pas banget di samping kita kan Lis?"

Lisa mengangguk. "Iya bu, betul."

"Besok deh saya aja yang kesana. Makasih ya udah kamu bukain pintunya."

Pak LinggarWhere stories live. Discover now