10. YANG PERTAMA

925 162 180
                                    

Aku seneng banget kemarin aku lihat banyak antusiasme kalian

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku seneng banget kemarin aku lihat banyak antusiasme kalian. Aku lihat komentar kalian satu per satu. Makasih banyak udah ngertiin perasaanku yang udah hampir nyerah ini.
♡♡♡

Kadang aku mikir, kalau sepi vote dan komentar pasti ceritaku ngga banyak menghibur. Semua penulis merasakan hal itu. That's why banyak dari penulis yang berhenti nulis karena sering kali ngerasa karya mereka ngga menarik dan ngga percaya diri.

•••

Hari ini Jungkook tetap pergi ke kantor untuk merampungkan pekerjaannya kemarin yang sempat tertunda karena ngga kuat menahan kantuk.

Sekitar pukul tiga sore ia pulang ke rumah menjemput Mari, tapi rencana berubah ketika istrinya mengeluh sakit karena mencium bau telur goreng.

Wanita itu duduk lemah di sofa, ia baik-baik saja. Sakitnya bukan sakit kronis, ini hanya gangguan normal yang biasanya dialami wanita hamil seperti sensitif terhadap bau sesuatu atau makanan yang dikonsumsinya.

Jungkook duduk diam di samping Mari, ia menatap wanita itu tidak tega karena mual-mual beberapa kali sampai menangis.

"Masih mual, Dek?"

Mari menggeleng sambil bertopang kepala, memejamkan mata menahan air matanya lelah sendiri.

Jungkook menggenggam tangan sang istri. "Trus kalau ngga kenapa masih nangis?" tanya Jungkook lagi.

"Aku capek bolak-balik kamar mandi terus, Mas."

"Tapi kemarin kamu baik-baik aja, kemarin bibi masak telur goreng kamu juga ikut makan."

Mari menarik napasnya singkat. "Kemarin udah ngerasa aneh, aku langsung muntahin."

"Trus kenapa bisa mual lagi? Bibi masak telur goreng lagi tadi?"

Mari menggeleng. "Ngga. Kayaknya bau telur gorengnya dari tetangga sebelah."

Pangkal hidung Jungkook mengernyit. "Mas ngga nyium apa-apa kok."

Mari menatap Jungkook tajam. "Sana keluar rumah!" ketusnya terdengar sadis.

Namun, Jungkook malah tertawa lalu menarik sang istri yang berusia dua puluh satu tahun itu ke dalam pelukannya. "Iya-iya, Mas percaya." ucapnya sambil mengusap-usap lengan Mari, sedangkan wanitanya menyandarkan kepalanya dengan lemah di dada Jungkook. "Yaudah, kalau masih pusing sekarang kita periksa ke rumah sakit."

Mari mengangkat dagunya menatap sang suami. "Katanya mau ke rumah Hara nyiapin ulang tahunnya dia."

"Iya, nanti pergi ke sana setelah periksa. Tapi kamu istirahat aja di sana, ngga usah ikut-ikutan sibuk. Kasian baby kita nanti, kalau Mamanya capek pasti babynya ikutan capek. Iya, kan?"

Mari menunduk lesu lagi sambil mengangguk pasrah. "Iya, Mas."

"Mas mandi dulu sebentar, kamu pegangin ponsel Mas dulu, nanti kalau Ryan telepon atau Mama telepon kamu angkat dulu ya."

HOME || KNJWhere stories live. Discover now