PrfantaGW
Oke.

Adi pmgks
Blm tdr?

PrfantaGW
Mau tdr tp lo chat gue.

Adi pmgks
Ganggu ya gue?
Hehehe.
Yaudah deh maaf.
Malam, Ta.

Tanpa membalas pesan Adi lagi, Anta melempar ponselnya ke atas nakas. Tidak berselang lama dia sudah memasuki alam mimpi.

***

Sekolah masih terlihat sepi padahal jam sudah menunjukkan pukul 06.15. Hanya ada beberapa murid yang sudah ada di sekolahan. Dapat dipastikan mereka adalah murid-murid yang rajinnya kebangetan.

Dua orang gadis berlari ke arah seseorang yang sedang berjalan dengan tenang.

"ANTAAAAA," teriak salah satu dari mereka berdua yang tak lain adalah Kinan.

"Berisik." Gisel menendang pantat Kinan.

Si empu yang ditendang malah cengengesan. Dia menoleh ke Anta yang terlihat masih mengantuk.

"Lo begadang lagi, Ta?" tanya Gisel.

Anta menggeleng.

"Terus?"

"Gue tahu! Lo pasti kebangun tengah malam terus lanjut maraton anime, iya kan?" tanya Kinan memaksa dibenarkan pertanyaannya.

"Lebih tepatnya gue mimpi buruk," kata Anta. "Bikin gue ngeri anjir," sambungnya bergidik ngeri.

"Ih, mimpi apa? Cerita dong, kepo nih," desak Kinan.

Memang diantara mereka bertiga yang paling kepo itu Kinan dan yang lebih suka diem si Gisel.

"Mimpi buruk nggak boleh diceritain," tolak Anta lalu menguap.

"Masih aja percaya gituan," gerutu Kinan.

Gisel yang sedari tadi diam mulai angkat bicara, "Yaudah sih, Nan, jangan maksa Anta cerita."

Kinan mengerucutkan bibirnya.

"Sok imut lo," sahut Diki yang tiba-tiba datang. "Iya nggak, Sel?"

Gisel yang tiba-tiba diajak bicara Diki -orang yang disukainya- langsung gugup. Pipinya memerah. Dengan kaku dia mengangguk dan tertawa paksa.

"Iya bener, sok imut banget lo, Nan."

Bukannya marah, Kinan malah tersenyum miring ke arah Gisel. Dia bermaksud menggoda Gisel yang dilanda gugup.

"Nan, temenin gue ke kamar mandi," ajak Anta menarik tangan Kinan.

"Gue ikut," ucap Gisel berniat menyusul kedua sahabatnya.

Kinan menggeleng. "Lo langsung ke kelas aja. Diki, gue nitip sahabat gue, ya."

Diki mengacungkan kedua jempolnya dengan senyum khasnya. Beda lagi dengan Gisel, dia melotot ke arah Kinan. Tatapannya menyiratkan seperti sialan lo berdua.

***

Tepat di belokan koridor, Anta dan Kinan bertabrakan dengan seseorang. Kinan mengaduh kesakitan karena pantatnya jatuh dengan tidak mulus ke lantai, sedangkan Anta terpaku menatap orang yang menolongnya agar tidak jatuh.

Orang itu adalah Asga. Dia tadi dari kamar mandi dan malah tabrakan dengan Anta yang sedang menarik tangan Kinan. Entah siapa yang salah.

Asga lah yang pertama tersadar dari adegan tatap-menatap mereka.

"Lo nggak apa-apa?" tanyanya ke Anta.

Anta mengerjap salah tingkah.

"Nggak kok, nggak ada yang luka," jawab Anta.

Bukannya saling melepaskan diri, Asga dan Anta malah kembali tatap-tatapan.

Kinan yang jatuh mengenaskan di lantai langsung mendelik.

Ini gue nggak penting atau gimana sih? Batinnya kesal.

"TOLONGIN GUE WOI! MALAH LANJUT TATAP-TATAPAN KAYAK FTV," teriak Kinan.

Karena kaget dengan teriakan Kinan, Anta reflek mendorong Asga hingga terjerembab ke belakang. Anta membelalak kaget melihat Asga jatuh karena dia dorong. Buru-buru Anta mendekati Asga.

"Aduh, maaf banget. Tadi reflek." Anta meringis kecil.

Lain lagi dengan Kinan. Dia malah tertawa terbahak-bahak melihat Asga terjatuh. Aduh kasihan banget, salah siapa malah lanjut tatap-tatapan bukannya nolongin anak orang.

"Kasihan banget lo, Ga. Asli deh," ujar Kinan disela-sela tawanya.

Anta jadi ingin tertawa juga, tapi kasihan. Ini juga kan salah dia.

Asga bangun dari posisi jatuhnya dan langsung menatap Anta.

"Santai, yang salah juga temen lo itu," kata Asga melirik sekilas ke arah Kinan.

"Apa-apaan?! Kok jadi gue?!" sungut Kinan.

"Kan lo yang bikin Anta kaget. Duluan, Ta," jelas Asga berlalu pergi.

***

Selama pelajaran berlangsung, Anta tidak memperhatikan penjelasan guru di depan sama sekali. Dia sedari tadi hanya melamun sambil memainkan pulpen di tangannya.

Gisel yang sebangku dengan Anta tentu menyadari hal itu. Dengan suara pelan dia bertanya, "Lo ngelamunin apa sih?"

Anta masih diam melamun. Kentara banget kalau nggak dengar. Dengan gemas Gisel menyenggol lengan Anta. Si empu yang disenggol tersentak pelan lalu menoleh ke Gisel dengan alis terangkat satu.

"Lo lagi ngelamunin apa?"

"Gue nggak ngelamun."

"Terus?"

"Lagi diem aja."

Sontak Gisel mendelik kesal lalu menghadap ke depan lagi. Tidak memperdulikan Anta.

Sedangkan di bangku samping kanan Anta, ada seseorang yang memperhatikannya diam-diam.

°°°

To be continued.

Jangan lupa vote, coment, and share!

See tou next part.

So Love Triangle? (HIATUS)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें