"Bisa lain kali" balas Tasya.

"Jadi gak mau nih?" tanya Galih.

"Apa gw bisa nolak?" tanya Tasya.

"Gak" jawab Galih.

Tanpa aba-aba Galih langsung mengecup bibir Tasya dengan liar, pria itu langsung membelitkan lidah mereka, Tasya sampai terdorong ke dinding karena serangan Galih yang tiba-tiba.



¥¥¥
Tasya merasa terganggu karena seperti ada yang memainkan tubuhnya, perempuan itu pun membuka mata dan saat sudah membuka mata Tasya terkejut karena Galih sedang berada di atas tubuhnya dengan kondisi sudah naked.

"Kok lo bisa masuk?" tanya Tasya, karena seingat dirinya pintu kamar sudah di kunci.

"Lo lupa kalo gw punya kunci cadangan kamar ini" jawab Galih tersenyum lalu mencium bibir Tasya dengan gemas.

"Kenapa masuk kamar gw malem-malem begini?" tanya Tasya.

"Mau nyetuh lo" jawab Galih terus terang.

Tasya mendorong wajah Galih agar menjauh.

"Gw harap kita kembali seperti semula, lo udah baikan sama Dwi, ya udah balik ke dia dan anggap gw temen nya Dwi lagi" ucap Tasya.

"Gw belum baikan sama Dwi" balas Galih.

"Gw gak peduli, sekarang lo balik kamar, gw mau tidur" ucap Tasya.

"Gw mau tidur sini" balas Galih.

"Enggak, di kamar sendiri aja" ucap Tasya.

"Kenapa tiba-tiba lo begini?, gw tau lo suka sama apa yang kita lakuin" ucap Galih.

"Bangun" ucap Tasya.

"Gak" kekeh Galih.

"Kak" ucap Tasya.

"Izinin gw tidur sini sambil meluk lo" ucap Galih.

"Lo bisa samperin Dwi sekarang dan lakuin apapun yang lo mau ke dia" ucap Tasya.

Galih menggeleng.

"Maunya sama lo cantik" balas Galih.

"Gw ngatuk" ucap Tasya.

"Gw bakal bikin lo gak ngantuk lagi" ucap Galih tersenyum kemudian meremas dada Tasya yang sedang tidak memakai bra.

Tasya mendesah.

"Gw suka desahan lo cantik" ucap Galih, ia melepas baju tidur Tasya, tak lupa juga melepas bagian bawah.

"Kita main kaya kemaren ya" ucap Galih.

Pria itu kembali mengobrak-abrik inti Tasya dengan jari-jarinya, Tasya mendesah panjang, rasa sakit dan menyenangkan itu kembali ia rasakan.

Galih semakin gencar karena Tasya orgasme.

"Lo cepet banget sih, gw aja belum" ucap Galih.

Tasya hanya diam, semakin lama Galih semakin tidak bisa menahan diri.

"Gw udah gak bisa nahan cantik" ucap Galih, dirinya melebar selangkangan Tasya dan langsung menyatukan inti mereka.

Tasya panik seketika, Tasya langsung mendorong Galih sekuat tenaga namun sia-sia.

"Tunggu kak please" ucap Tasya memelas.

Galih pun berhenti dan menatap istrinya.

"Gw kasih waktu lo ngomong" ucap Galih, inti mereka sudah saling menempel

"Kalo gw hamil gimana?" tanya Tasya.

"Gw kan suami lo cantik, jadi apa yang lo takutin" ucap Galih.

"Coba panggil nama gw kak, jangan kaya gini cuma karna gw cantik di mata lo" ucap Tasya, sentuhan inti mereka membuat Tasya sangat terangsang.

"Tasya Indriyani, lo gak perlu takut, gw gak akan ninggalin lo begitu aja" ucap Galih.

"Pertemanan gw sama Dwi gimana, pasti nanti dia bakal benci banget sama gw" ucap Tasya.

"Kita bisa jelasin pelan-pelan" ucap Galih.

"Tapi kak" ucap Tasya.

"Gw suami pertama lo Sya, kasih ke gw aja ya" bujuk Galih.

"Gw cuma takut Dwi benci sama gw kak, gw sayang sama dia" ucap Tasya.

Galih mengigit kecil bibir Tasya.

"Kita hadapin bareng soal itu, sekarang gw mau lo Sya, bukan Dwi" ucap Galih.

Tasya tak menanggapi, ia menarik nafas panjang lalu mengalungkan kedua tangan nya ke leher Galih, Galih pun tersenyum.

"Okay, gw ikutin mau kakak kali ini" ucap Tasya.

"Bener?" Tanya Galih memastikan.

"Iya" jawab Tasya.

"Ikhlas?" tanya Galih lagi.

"Hm" jawab Tasya menggantung.

"Kenapa begitu jawaban nya?" Tanya Galih untuk yang kesekian kali.

"Iya ikhlas" ucap Tasya.

"Nah gitu kan enak" balas Galih.

Tasya tidak membalas, sebenarnya dirinya ragu untuk memberikan hak Galih karena perasaan laki-laki itu bukan untuk nya, namun lagi-lagi status melarang nya untuk menolak, lagi pula Galih sudah sanga baik padanya.

"Cakar punggung gw kalo sakit" ucap Galih.

"Jangan terlalu kasar ya" ucap Tasya

Tanpa merespon Galih langsung menggagahi Tasya dengan liar.

between me, you and himWhere stories live. Discover now