BAB 14

547 70 3
                                    






Suasana rumah sakit yang di tempati Aqeela begitu hening, Mamahnya sedang membeli sarapan sedangkan sahabat-sahabatnya kembali bersekolah. Sedangkan dirinya baru akan pulang esok hari.

Karena bosan, Aqeela meraih hpnya sudah dua hari ia tidak memegang ponselnya. Ia berselancar kedalam sosial media.

1

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

1.568 suka

RasyyaHidayah : cepat sembuh Za 💕

15 comment

Ratusfy : Cepat sembuh qeela @aqeelaclsta

Michi : Stay stronggg sayanggg @aqeelaclsta

Saskiakia : Anak kicik sehat-sehat yahhh @aqeelaclsta

Alinfzah : stay strong Aqeela @aqeelaclsta

Gemagembul : sejak kpn lo fotoin? Hayooo

Jefanjeje : @gemagembul masa lo ngk tau sih gem!

Ica : anak kicik sehat-sehat @aqeelaclsta

Aqeela tersipu sekaligus terharu, itu adalah foto yang ia kirim untuk Rasyya saat mereka berpacaran dulu.

"Anak mamah kok senyum-senyum sendiri hayooo."

Aqeela tersentak, Mamahnya datang membawa dua kanton kresek di tangannya.

"Apa sih Mam, Mamah bawah apa?"

"Oh ini, Makanan ringan buat teman-teman kamu nanti."

Aqeela mengangguk lalu kembali fokus pada hpnya.

***

Alin berada di kelasnya sendiri, jam istirahat sudah berbunyi 15 menit yang lalu. Ia masih memikirkan apa yang terjadi pada dirinya akhir-akhir ini.

Kringggg....

Hpnya berbunyi di sana ada nama Rasyya yang tertera, dan tanpa menunggu lama ia langsung mengangkat telpon itu.

"Kenapa Syya?.... malas aja.... ohiya... oke.... see you..."

Alin menghela napas, Rasyya baru saja mengabarinya jika ia tidak bisa mengantar dirinya pulang karena akan langsung ke rumah sakit. Alin mau tidak mau harus setuju.

"Nasib lo Lin, Hahaha," guman Alin di kelasnya sendiri.

Karena tak ingin larut dalam kesedihan, Alin keluar kelas menuju kantin sebelum bell pelajaran terakhir berbunyi. Setelah sampai di kantin Alin langsung memesan makanan dan berjalan menuju meja di ujung kantin.

Seperti biasa suasana kantin selalu ramai, terutama stand makanan Mbah Ani penjaga kantin yang cantiknya membuat para cowok berebutan untuk di layani.

Alin mengedarkan penglihatannya ia tidak melihat Rasyya maupun teman yang lainnya. Alin berfikir mungkin mereka sudah kembali ke kelasnya masing-masing. Alin dan Rasyya memang berbeda kelas.

***

Di sini Rasyya sekarang berada, di rumah sakit tempat Aqeela di rawat. Besok Aqeela sudah boleh pulang, dengan percaya diri di temani bucket bunga yang ia beli tadi Rasyya berjalan menuju kamar inap Aqeela.

Menjunjung tinggi etika dan kesopanan, sebelum masuk Rasyya lebih dulu mengetok pintu kamar Aqeela meski ia tahu di dalam hanya ada Aqeela karena sedari tadi ia tidak mendengar suara.

"Asslamualaikum," ucapnya.

"Waalaikumsalam, masuk aja."

Mendapat izin Rasyya memutar knop pintu tak lupa menyembunyikan bunga di punggungnya.

"Halo Za, gimana keadaan lo?" tanyanya basa basi.

"Hay Syya, Hamdalah besok udah pulang."

Rasyya mengangguk dan langsung berjalan menuju Aqeela dan memberikan bucket bunganya, sudah ia duga reaksi apa yang Aqesla berikan padanya.

"Syya? Ini buat gue?" tanya Aqeela masih tidak percaya, ini adalah bunga kesukaanya.

"Makasih yah!" seru Aqeela bahagia hingga tak sadar meraih Rasyya ke dalam pelukannya. Rasyya yang melihatnya terkekeh dan membalas pelukan Aqeela.

Mereka tidak sadar jika seseorang memandang mereka dari luar dengan raut wajah menahan amarah.

"Eh, Sorry Syya. Gue senang banget soalnya."

Aqeela menggaruk tengkuknya salah tingkah, sedangkan Rasyya hanya tertawa mengusap puncak kepala Aqeela.

"Besok lu pulang jam berapa?" tanya Rasyya berusaha menghilangkan kecanggungan di antara mereka.

"Jam 10 kayaknya, soalnya jam 11 sampe sore mamah udah sibuk."

"Okey, yang nemenin loh di rumah siapa?"

"Kan ada bibi, Syya mau jalan-jalan dong bosan nih!"

"Emang boleh?" tanya Rasyya ia takut mereka akan mendapat teguran jika membawa Aqeela keluar.

"Gue udah minta izin kok!" seru Aqeela semangat.

Rasyya memgernyitkan dahi, "kapan? Jangan ngaco deh."

"Tadi tauuu, karena gue tau lo bakalan nengokin gue jadi gue minta izin duluan hehe," Rasyya yang mendegar itu terkekeh.

"Yaudah, gue ambil kursi rodanya dulu."

Aqeela mengangguk semangat, ia terus memandangi Rasyya yang sedang mengambil kursi roda di samping lemari kamar inapnya.

"Udah Yuk," Rasyya membantu Aqeela turun dan duduk di kursi roda.

"Sudah siap!?"

"Siap!"

Keduanya tertawa ceria, Rasyya langsung mendorong kursi rodanya menuju taman rumah sakit. Disana sedang ramai dengan diisi berbagai kalangan yang sedang menikmati angin sore.

"Akhirnya gue keluar juga, ah senangnya!" seru Aqeela heboh.

Rasyya yang mendengar itu ikut tertawa dan bernafas lega melihat Aqeela yang kembali ceria.

Keduanya tertawa dengan ceria seakan dunia milik berdua.

Aqeela kembali merasa bersyukur masih di beri kesempatan hidup dan menikmati hari-hari yang menyenangkan dan juga di kelilingngi orang-orang yang tulus menyayanginya.

Bucket yang di kasih Rasyya untuk Aqeela!

Bucket yang di kasih Rasyya untuk Aqeela!

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.


Spoiler!

"Happy Birthday Rasyya!"

"Aqeela Aza Calista maukah kamu kembali menjadi pacar ku?"

BERSAMAMU [REVISI]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon