BAB 02

934 77 0
                                    

Holaaa....




Aqeela, Michi, Saskia dan Ratu sedang berada di mall. Ini semua atas saran Michi. Ia tidak mau melihat sahabatnya bersedih hanya karena masalah cowok.

"Qeel. semangat dong. Ngak liat tuh di sana banyak diskon?" tunjuk Michi pada salah satu brand baju yang sedang diskon.

"Noh liat Ratu sama Saski ampe kalap gitu."

Keduanya memperhatiakan Ratu dan Saski yang terus berjalan kesana-kemari tanpa lelah.

Aqeela yang melihat itu ter
rtawa kecil, "emang yah, pemburu diskon."

Michi tersenyum, "yuk jangan mau kalah," ajaknya.

Aqeela mengangguk dan langsung menarik tangan Michi menuju toko tersebut.

Setelah asyik berbelanja dan menikmati waktu dua jam di dalam mall, kini mereka menikmati mie ayam di pinggir jalan. Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 18:20.

"Gila yah, gue hampir gelut sama ibu-ibu cuma gara-gara diskon," gerutu Ratu. Aqeela, Michi dan Saskia terkekeh.

Ratu hampir saja berantem dengan ibu-ibu hanya masalah baju, untung saja ketiga sahabatnya berhasil merelai dan membawa Ratu menuju stand lain.

"Lo juga sih, ngalah kek sama ibu-ibu."

"Menurut lo? Dia yang bar-bar duluan men."

"Udah ah, besok kan minggu nih? Gimana kalo kita bermalam di rumah Aqeela aja?" Michi menengahi sembari memberi saran, agar Aqeela tidak terlalu bersedih.

Ratu mengangguk, "boleh tuh, udah lama juga kita ngak ngumpul, gimana Sas?"

"Gue sih ngikut aja."

"Yaudah, kebetulan Mamah sama Papah gue di luar kota, Yuk gue juga udah selsai nih." Ketiga nya mengangguk, dan langsung berdiri mengikuti Aqeela menuju kasir.

Aqeela terdiam dalam mobil, ini yang ia suka dari ketiga sahabatnya, berusaha menghibur saat ia sedang bersedih tidak enak rasanya terlalu larut dalam kesedihan sedangkan ketiga sahabatnya selalu ada untuk menghiburnya.

Setelah menempuh perjalan 20 menit mobil Michi memasuki perumahan elit yang ada di Surabaya.

Setelah memarkir mobil ketiganya turun, mengikuti Aqeela yang membuka pintu.

Dan....

"KEJUTAN....."

Aqeela terperanjat di ikuti Ratu dan Saskia sedangkan Michi menahan senyumnya.

"Kalian?"

"Happy Anniversary Aza, maaf udah bikin kamu marah-marah." Rasyya maju, meraih tangan Aqeela dan memberikan bucket bunga yang langsung di terima Aqeela

"Jangan nangis dong," Rasyya menghapus air mata di pipi Aqeela.

"Habisnya kamu sih, kok  punya ide kayak gini? Aku kan ngak bisa marah lagi sama kamu ihh," ucapan Aqeela membuat gelak tawa semua orang yang ada di ruangan yang sudah di dekor dengan berbagai balon dan hiasan lainnya tentunya di bantu oleh Rey dan Ical. Jeje dan Gema? Mereka baru datang setelah semua selsai.

"Saatnya pesta!" teriak Jeje dan Gema heboh.

Kini mereka berkumpul di halaman belakang rumah Aqeela menikmati makanan yang di pesan online.

"Kok bisa masuk rumah aku?" tanya Aqeela pada Rasyya, keduanya sedang duduk di gazebo menjauh dari sahabat-sahabat mereka.

***

"Gimana ide gue?" tanya Rey.

"boljug, yaudah bantuin gue cari alat dan bahannya."

Rey dan Ica mengangguk kompak siap membantu sahabat mereka.

Ketiganya sudah berada di toko atk. Mereka meninggalkan Jeje dan Robi yang masih asyik bermain Ps.

"Eh iya lo udah kabarin orang rumah?" tanya Ica.

"Ohiya, yaudah gue telpon dulu."

Rasyya menjauh untuk menelpon seseorang.

"Halo mah?...."

"Ihh kok bisa dapat izin dari mama?" tanya Aqeela, pasalnya orang tuanya sangat ketat jika menyangkut dirinya.

"Rasyya gitu loh."

Aqeela tersenyum, ia menikmati malam-malam kebersamaannya dengan Rasyya. Tak terasa sudah dua tahun mereka menjalin hubungan ini. Banyak lika-liku yang mereka lalui, namun Rasyya ataupun Aqeela mampu melewati semuanya. Mereka memiliki cara tersindiri untuk kembali bersama.

"Ohiya aku mau nanya, kok kamu panggil aku Aza? Ngak Aqeela aja."

"Nama kamu kan Aqeela Aza Calista, dengar nama Aza ngak tahu aku langsung kepikiran buat manggil kamu Aza aja."

"Iya sampe-sampe kamu larang orang lain manggil aku Aza."

Aqeela dan Rasyya terkekeh dan faktanya memang begitu. Rasyya melarang dan hanya ia yang boleh memanggil Aqeela dengan panggilan Aza.

***

Jam 2 pagi Rasyya harus pergi meninggalkan kediaman Aqeela. Yah mereka bermalam namun di lantai yang berbeda. Rasyya meninggalkan keempat sahabatnya dan tanpa pamit pada pemilik rumah.

Sedangkan Aqeela terdiam melihat gerak-gerik pacarnya. Ia tidak sengaja menguping saat ia turun untuk mengambil minum, kebiasaannya di tengah malam.

"Segitunya kamu jika menyangkut Alin?" tanyanya yang ia tahu hanya melayang di udara.

Setelah mengambil minum, Aqeela berjalan menuju kamarnya. Ia meredam tangisnya sebelum masuk kekamarnya.

"Ini konsekuensi Qeel, lo harus kuat," ucapnya menyemangati dirinya sendiri.

Tak ingin larut dalam kesedihan, Aqeela masuk kedalam selimutnya dan berusaha untuk tidur kembali terlepas apa yang barusan terjadi.

BERSAMAMU [REVISI]Where stories live. Discover now