BAB 13

535 66 1
                                    

Udah streaming lagu cimit untuk hari ini?

Happy Reading!



Aqeela terbaring lemah di atas brangkar rumah sakit, setelah melewati lima jam pemeriksaan, dokter keluar dan mengatakan Aqeela harus di rawat karena luka fatal yang ada di lengannya.

"Queen, maafin mamah," Amira terus meracau memanggil nama Aqeela.

Sahabat-sahabat Aqeela langsung menuju rumah sakit setelah di beritahu oleh Rasyya bahwa Aqeela sedang di rumah sakit.

"Ini kenapa bisa sih?" tanya Michi khawatir sekaligus bingun.

"Gue belum sempat nanya sama tante Amira, tapi gue dengar tadi dia nemuin Aqeela di depan rumahnya," jelas Rasyya, dirinya pun masih berusaha untuk tetap tenang.

"Kok bisa sih? Aqeela lo ini. Setau gue dia ngak punya musuh."

Rey memeluk Michi yang menangis, ia mengerti perasaan Michi pacarnya. "Udah yah, kamu tenang dulu." Michi hanya mengangguk.

"Rasyya?"

Semuanya menoleh melihat Amira keluar dengan mata sembabnya. Michi langsung berlari ke pelukan Amira. Keduanya kembali menangis, masih tidak menyangka apa yang terjadi pada Aqeela.

"Syya, Mamah minta tolong jagain Aqeela yah. Sekalian tante mau ngabari tantenya Aqeela." ujar Amira setelah melepas pelukannya pada Michi.

"Iya Mah, Mamah udah makan?" tanyanya.

"Mah, kita makan dulu yuk, Sekalian sama Saski sama Ratu." ajak Michi di angguki Saskia dan Ratu.

"Makasih yah, tapi Mamah mau ke rumah dulu ngambil baju salinan."

Michi dan yang lainnya mengangguk mengerti. "Yaudah Mamah jalan dulu yah." Pamitnya.

***
Rasyya duduk di samping Aqeela yang masih belum sadar. Di rumah sakit ada Saskia, Ica, dan Gema. Mereka sepakat akan bergiliran untuk membantu Amira menjaga Aqeela.

"Bro, lu makan dulu lah." ajak Ica karena sedari tadi Rasyya belum juga makan, masih setia duduk di samping Aqeela.

Rasyya hanya menggeleng. "Gue ngak bisa makan Ca, Aqeela belum sadar."

Mereka yang mendegar itu hanya menghela napas, Rasyya jika sudah menyangkut tentang Aqeela ia akan melupakan segalanya.

"Ngak gitu Syya, Aqeela juga bakalan ngerasa bersalah kalo dia sadar."

Pernyataan Gema membuat Rasyya mengangguk membenarkan, " Yaudah, Sas gue titip Aqeela yah."

Saskia mengangguk, menyuruh Ica dan Gema untuk menemani Rasyya makan.

"Yaudah Syya, kita pamit dulu yah Michi, Rey sama Jefan udah otw."

Rasyya mengangguk, ia sedikit bugar setelah mengisi perutnya. "Thanks yah, Hati-hati."

Ketinganya mengangguk kompak, lalu keluar meninggalkan Rasyya serta Aqeela yang masih terbaring. Amira mengalami kendala saat akan datang ke Surabaya sedangkan Ambar akan datang malam karena mengurus perusahaan Almarhum suami serta mengusut peristiwa yang terjadi pada anak semata wayangnya.

"Zaa bangun yuk."

Hingga esok hari Aqeela belum juga sadar semua karena pengaruh operasi dan Rasyya masih setia untuk menemani Aqeela. Untung saja hari ini sekolah sedang libur hingga para sahabat mereka bebas untuk datang menjenguk.

"Mmm mah," suara itu membuat Rasyya langsung bangun melihat Aqeela yang berusaha membuka matanya.

"Za? Dokter!"

Dokter langsung masuk dan memeriksa keadaan Aqeela yang masih linglung pasca oprasi.

"Pasien masih butuh Istirahat, tolong jangan di ajak berfikir atau di tanya yang berat-berat."

Rasyya mengangguk mengerti tak lupa mengucapkan terima kasih.

"Syya mau minum."

Rasyya dengan sigap memberi Aqeela minum, tak lupa membantunya memegang gelas.

"Mamah mana Syya?"

"Udah gue hubungin, udah otw," jawab Rasyya, Aqeela yang mendengar itu mengangguk.

"Istirahat dulu yah." Aqeela hanya mengangguk lemah.

Mama amira : nak, mamah telat kesana yah. Mamah sekalian mau ke kantor polisi juga.

SyyaH : iya mah Aqeela juga lagi istirahat. Tante hati-hati yah.

Mama amira : iya. Makasih yah

SyyaH : sama-sama mah.

Setelah bertukar pesan dengan Amira, Rasyya menoleh pada pintu yang terbuka menampilkan Michi dan yang lainnya.

"Husstt, Aqeela lagi istirahat."

Semua mengangguk paham, mereka langsung duduk pada sofa yang di sediakan.

"Aqeela gimana Syya?" tanya Michi dengan raut wajah bahagia mendengar sahabatnya sudah sadar.

"Alhamdulillah, mulai membaik tapi masih harus banyak istirahat."

"Permisi."

Semua menoleh, di sana ada Alin yang berdiri dengan raut wajah bersalahnya. Rasyya yang melihat itu langsung berjalan menuju Alin.

"Syya?"

"Lin, ini bukan salah kamu oke? Semua karena kecelakan."

Rasyya memegang pundak Alin berusaha menenangkan Alin. Setelah mendengar bahwa Aqeela drop di rumah sakit akibat dirinya Alin terus menyalakan dirinya sendiri.

"Duduk sini Lin," panggil Michi melihat Rasyya yang menuntun Alin untuk duduk. Setelah memastikan Alin kembali tenang, Rasyya berjalan menuju kursi di samping Aqeela. Alin yang melihat itu hanya tersenyum simpul.

Rasyya langsung sigap melihat Aqeela yang membuka matanya. "Za? You okay?"

"Haus Syya," Rasyya langsung mengambil air minum di atas nakas dan memberikannya pada Aqeela.

"Qeel, maafin gue yah." Aqeela tersentak melihat Alin yang menangis di sampingnya.

"Ngak apa-apa Lin, namanya juga kecelakan. Oke." Rasyya berusaha menenangkan Alin dengan membawanya jauh dari Aqeela.

"Qeela, lo bikin kita cemas tau," ujar Michi yang berusaha menahan tangisnya, Aqeela yang melihat itu tertawa ringan.

"Kok bisa gini sih Qeel?" lanjut Saskia. Sedangkan Ratu masih diam memperhatikan Aqeela yang masih tertawa meski sedang sakit.

"Cepat sembuh Qeela!" seru jefan dan Gema bersamaan yang langsung di beri tatapan mendelik pada semua orang yang di ruangan.

"Hehehe maafkeun."

"Udah ah! Kok pada sedih sih, sini peyukkk."

Michi, Ratu dan Saskia langsung menghambur ke pelukan Aqeela dengan hati-hati.

***

"Jadi pak bagaimana dengan kasus yang di alami anak saya?"

"Kami sudah memeriksa cctv dan sedang di telusuri, saat ini supir yang membawa anak anda juga sedang di periksa."

Amira yang mendengar itu bernafas lega, sebentar lagi pelaku akan di tangkap.

"Baik pak terima kasih, apa saya boleh bertemu dengan beliau?" tanya Amira berusaha bernegosiasi agar bisa bertemu dan berterima kasih pada sang supir.

"Maaf untuk saat ini belum bisa bu, karena kita harus mengamakan beliau. Kami akan menghubungi Anda jika kasus sudah rampung."

Amira berusaha mengerti, ia langsung pamit setelah mendapatkan petunjuk dan penjelasaan tentang kasus anak semata wayangnya.

BERSAMAMU [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang