DELAPAN BELAS

218 9 0
                                    

Vanya pov
Sekarang, aku berdiri di tengah tengah orang asing yang sedang berlalu lalang. Aku berada di negara asing ini. Aku harap, semua luka yang aku alami di indonesia tidak akan terulang lagi disini.

Vanya masih memperhatikan jam tangannya. Ia sedang menunggu kakaknya disini. Akhirnya dimas pun datang. Segera ia menaiki mobil dimas. Sekarang, mereka akan pergi sebuah apartment. Sesampainya disana vanya pun turun dari mobil. Vanya pun mengikuti langkah dimas untuk menuju apartmentnya.

"Wow, it's amazing. Ini kamar lo kak? Gila bagus banget." kata vanya sembari duduk di sofa dan memuji apartmentnya dengan terkagum kagum.

"Ini, apartment lo bego. Gue sebelahnya." Balas dimas sambil menjitak kepala adiknya dengan pelan.

"Hah? Are you seriously? This is mine? Are you sure? I hope so." Vanya mengangguk angguk.

"Yes sister. This is you're mine." jelas dimas sambil tersenyum.

Vanya pun langsung memeluk dimas. Dia sangat menyayangi kakaknya ini.  Sudah lama vanya tidak bertemu dengan kakaknya yang kece badai maksimal ini, yang bahkan sampai sekarang jomblo.

"Jadi apa yang bikin lo kepikiran untuk kesini? Lo punya masalah ya van. Cerita aja kali." Kata dimas seraya merangkul pundak adiknya.

"Cinta itu emang butuh pengorbanan ya kak. Dan rasanya sakit banget kita mengorbankan perasaan kita sendiri untuk orang yang kita cintai." Kata vanya.

Dimas hanya terdiam mendengar ucapan vanya.

"Tapi, gue rela ngeliat dua orang yang gue sayangi bahagia. Walaupun itu menyakitkan diri sendiri." kata vanya lagi.

"Siapa yang kamu maksud van?" Akhirnya dimas berani menanyakannya.

"Sammy and ana." vanya menghela napas perlahan.

"Is she your friend?"

"Yes, she is my friend." balas ana.

"Wow. Jadi maksudnya, orang yang lo cintai itu sammy?"

"Ya, dan ana yang sekarang sudah menjadi kekasih sammy." kata vanya tersenyum ke arah dimas yang cengok mendengar jawaban adiknya. Ia tak menyangka adiknya akan mengorbankan cintanya demi sahabatnya.

"Kak, please ngeliatin gue gausah sampe kayak gitu deh. Lo naksir sama gue ya? Ah kelamaan jomblo sih lo." kata vanya sambil terkekeh.

"Abang lo ini kan cakep, tenang aja kali cewek cewek di luar sana tuh pada ngantri untuk ngedapetin gue. Lo tau kan? Tetangga kita yang di indonesia? Si zivan?" tanya dimas.

"Iya gue tau lah. Si zivan yang cantik banget itukan? Anaknya tante belinda?" balasnya.

"Iya, dia pernah nembak gue sewaktu gue masih disana. Dia nembak gue lewat telfon." kata dimas sambil terkekeh.

"Kak! Lo bego banget sih? Jangan bilang lo tolak dia ya? Kak, buset zivan itu cantiknya ampun deh. Lo, nolak dia? Katarak lo ya? Gila lo." vanya menjawab dengan kesal.

"Eh bego, lo pikir segampang itu?  Gue gasuka sama dia van, menurut gue dia terlalu over sama gue. Gue gasuka. Type cewek gue tuh yang kaya lo gitu deh." kata dimas sambil mengedipkan matanya.

"Kaya gue? Serius lo? Jangan kak, gue limited edition susah buat ngedapetin cewek kaya gue sih." Vanya tertawa terbahak bahak.

Guys tunggu epilog nya ya

VANYA IS MY LOVEWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu