19. Banyak duit, nih orang

1.7K 352 42
                                    

New York, 16.15

Rose bermain dengan Naura di ruang tengah. Sementara itu, Enu sibuk bermain ps. Rose melihat jam dinding yang ada disana. Sudah sore. Rose ingin pulang takut bibi mencarinya.

"Enu, gue mau pulang..."

"Gue anter, tapi tunggu dulu dikit lagi gue naik level" Jawab Enu dengan pandangan yang tetap fokus pada layar led di depannya. Dan jawaban Enu itu membuat Rose berdecak karena ia takut pulang kemalaman.

5 menit...

6 menit...

10 menit...

15 menit...

"Nu, kalau masih lama gue balik sendirian aja, ya?"

Enu mengambil remot lalu menekan sebuah tombol yang membuat permainannya jadi terjeda. "Ayo gue anter, game nya udah gue pause..." Enu beranjak mengambil jaketnya.

"Ternyata bisa di pause!? Kenapa gak daritadi ih!" Rose memukul bahu Enu yang menurutnya pukulan itu sudah menggunakan kekuatan ekstra tapi bagi Enu tidak ada apa-apanya.

"Tadi gue pikir gue bakal menang dikit lagi..." Ujar Enu sembari menggaruk tengkuknya.

Rose menghela nafas. Ia menghampiri Yuna yang sedang membaca majalah di meja makan. "Tante, Oci pulang dulu ya..." Ujar Rose sembari mengambil tangan Yuna dan mencium punggung tangannya.

"Hati-hati ya pulangnya, sayang..."

"Sering-sering main kesini dong?"

Rose mengangguk, "Iya tante, kalau ada waktu luang, Oci usahain main kesini"

Yuna tersenyum mendengarnya. Wanita itu berdiri dan ikut mengantar Rose ke depan pintu.

Setelah memakai sepatu, Rose berbalik lalu mendekati Naura yang berdiri disamping Yuna. "Kak Oci pulang dulu, ya? nanti kita main lagi"

Naura hanya menganggukkan kepala, "Hati-hati, Kak Oci..."

Rose dan Enu berjalan beriringan. Sepanjang jalan mereka berdua bercerita. Membahas masa-masa SMA. Hingga tidak terasa, mereka telah sampai di depan pintu gerbang asrama.

"Gih, masuk" Ujar Enu

Rose mengangguk, "Makasih ya, Enu..."

"Hati-hati pulangnya, gue masuk dulu" Ujar Rose sembari melambaikan tangannya.

Enu turut melambaikan tangannya dan berjalan menjauh dari depan gerbang setelah Rose masuk.

---

New York, 20.20

Rose baru selesai mandi karena sepulang dari rumah Enu, Rose langsung tertidur dan bibi pun tidak menegurnya. Mungkin bibi melihat Rose yang kecapekan dan akhirnya tidak tega membangunkannya.

Setelah mengeringkan rambutnya dengan hairdryer, Rose naik ke kasur dan mengecek ponselnya. Sudah dua hari Jeffrey tidak ada kabar. Sebenarnya dua hari yang lalu, Jeffrey sempat mengangkat telfon Rose namun pria itu bilang, ia sedang sibuk dan tidak bisa berlama-lama menerima telfon Rose. Namun, Jeffrey sama sekali tidak bisa dihubungi sejak kemarin malam hingga sekarang. Operator mengatakan nomor Jeffrey tidak aktif.

"Oci, makan malam dulu" Rose menoleh dan melihat bibi yang sedang berjalan ke arahnya dengan membawa piring berisi roti panggang, dan juga segelas susu.

Semenjak tinggal di New York, selera makan Rose memang menjadi sedikit kebarat-baratan. Ia jarang makan nasi saat pagi dan malam. Dan ia selalu meminta bibi untuk membuatkannya roti dan susu saja.

Between Us // The Story UntoldWhere stories live. Discover now