Maafin Aku Ka

30.7K 2.4K 6
                                    

02

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

02.47 WIB

Renata menatap kosong ranjangnya didepannya yang masih terlihat rapi, karena belum ia sentuh sama sekali. Dirinya lebih memilih untuk menenangkan diri diatas sofa, pikirannya terlalu kalut bahkan sekedar untuk memejamkan mata barang sejenak pun rasanya sangat sulit.

Cemoohan yang diterimanya kemarin pagi, terus berputar didalam kepalanya layaknya kaset rusak. Renata sadar jika apa yang ia lakukan sangat tidak baik untuk kandungannya, seperti apa yang dikatakan dokter, psikolog bahkan Devan.

Ngomong-ngomong soal Devan, Renata berencana untuk segera membuka jati dirinya pada lelaki itu. Tapi apalah dayanya, rasa takutnya terlalu besar.

"Gue nggak bisa sembunyi terlalu lama, gimana pun caranya gue harus jujur."

"Gue nggak mau hidup kaya gini,"

Renata menggeram kesal, perbuatannya dimasa lalu amatlah salah. Bahkan berimbas pada masa depan Devan.

"Apa gue harus jujur sama ka Devan?"

"Tapi gimana sama respon ka Devan? Gimana kalo gue diusir dari sini?" gumamnya khawatir.

Bibirnya menyunggingkan senyuman hambar "Lo udah bikin hidup orang hancur, dan sialnya lo masih mikir soal diri lo sendiri?"

Ia tertawa mengejek, tidak menyangka jika dirinya bisa sehina itu.

"Egois banget lo,"

"Jelas-jelas lo udah bikin hidup ka Devan hacur, bukannya minta maaf, lo malah masih sempet-sempetnya mikirin diri lo sendiri!"

"Bego lo ya!"

"Ka Devan udah baik sama lo, dia satu-satunya orang yang care sama lo. Bahkan dia bersedia nampung lo dirumahnya,"

"Jadi atas dasar apa lo bersikap egois? Sampe kapan lo mau membebani hidup ka Devan?"

"Tapi gimana kalo gue diusir dari sini? Gue harus tinggal dimana?" monolognya Renata takut.

Jalan buntu, Renata tak tau harus berbuat apa saat ini. Rasanya ia ingin menyerah, isi kepalanya penuh sesak dan siap meledak kapan saja.

Srek

Renata menatap nanar tangannya yang sengaja disayat, dengan bantuan pisau yang dibawanya dari dapur. Senyum gadis itu perlahan tumbuh, ketika melihat darah keluar dari luka yang masih basah dan terasa sakit itu.

Srek

Srek





🐝🐝🐝🐝

Devan mengusap wajahnya kasar. Semua ketakutan dimasa lalu selalu menyerangnya disaat lengah, tapi beruntungnya intensitas mimpinya berkurang sejak sebulan terakhir.

"Rena udah tidur belum ya?" gumamnya penasaran.

Kedua netranya bergerak kearah jam yang bertengger diatas dinding, sekarang sudah menunjukan pukul tiga dini hari.

SINGLE MOM (END)Where stories live. Discover now