34 ✓

1.2K 151 7
                                    

Happy reading-!! ♡
Miss me? Wkwk.

















Sudah lima bulan Haechan koma, ia dipindahkan keruang rawat, namun tetap dalam pengawasan yang ketat. Perutnya sudah membuncit besar, sebuah keajaiban Tuhan berkehendak jika bayinya bisa hidup karena asupan nutrisi yang masuk dari infus Haechan.

Sekarang dokter menyatakan bahwa bayi dalam perut itu harus dikeluarkan, karena kecil kemungkinan bayi itu selamat. Mungkin terlahir prematur.

Banyak perubahan setelah insiden kelam itu, semuanya berubah. Jaehyun jadi gila bekerja, bahkan sering bolak balik luar negri, berusaha untuk melupakan jika sang pujaan hati terbaring koma.

Tidak, sama sekali dalam benaknya ia tidak ingin melupakan Haechan. Apalagi saat ia melihat sebuah sepatu dan sebuah surat yang Haechan tulis, membuat ia semakin yakin kalau Haechannya akan kembali.

Hyung, waktu itu aku pernah membeli sepatu yang sama denganmu. Tapi kau sibuk bekerja, aku mana bisa mencegahmu mencari nafkah bukan? Ini aku membeli yang sama dengan ukuran bayi kita nanti, bayi kita? Astaga aku terlalu berekspetasi banyak, tapi aku yakin kau akan terus bersamaku.

Hyung, aku pernah bilang padamu untuk menyelesaikan dengan cepat bukan? Ternyata Eunwoo itu temanmu, aku cukup terkejut dengan itu. Aku bermimpi Hyung, aku terluka, meninggalkanmu dan bayi kita, tapi aku menepis semua perasaan gelisah itu, aku yakin semuanya baik-baik saja.

Jika aku celaka atau mati? Tolong pertahankan bayi kita ya, setidaknya ada satu kenangan tentangku di hidupmu, beri nama yang cantik ya Hyung, pakaikan dia sepatu yang ku beli dan foto bersama dia, kau dan bayi kita. Simpan dekat abu ku.

Bukan maksudku menulis semua ini karena aku akan mati, namun takdir siapa yang tau? Kau jangan banyak berubah, bekerja dengan baik, jangan telantarkan anak kita, didik dia dengan baik.

Dan ingat selalu, aku mencintaimu Jung Jaehyun. Mari bertemu di kehidupan selamanya, kehidupan abadi dimana tidak ada rasa sakit menerpa.

Tertanda, seseorang yang pernah hadir, dalam hidupmu. Lee Haechan

Ya, surat itu membuat ia yakin kalau Haechan akan baik-baik saja, meskipun surat itu seolah-olah menyuruhnya untuk berhenti berharap. Ia terlalu abai dengan perkataan Haechan soal jangan lengah dengan keadaan yang dia hadapi.

Ia jadi melibatkan Haechan dalam masalah hidupnya, ia sungguh merasa bersalah. Dan sekarang, lagi-lagi ia melihat tubuh seolah tidak bernyawa itu berjuang mengeluarkan bayi mereka.

Pupus sudah harapannya untuk hidup bahagia, malah sekarang ia selalu dihantui rasa bersalah, rasa takut kehilangan, dan rasa sakit yang membelenggu hatinya.

"Kau kuat Jae, aku yakin adikku bisa mengeluarkan bayi kalian, dan sadar secepatnya." Kata Taeyong memberi semangat pada temannya itu.

"Pasti, aku minta maaf beberapa waktu yang lalu sibuk bekerja. Aku juga minta maaf soal keadaan Haechan sekarang, adikmu terluka karena ku."

Taeyong menggeleng. "Semuanya takdir, aku tidak bisa menyalahkan siapapun, ingin menyalahkan Eunwoo pun dia sudah tiada."

Setelah perkataan itu lampu operasi berubah hijau. Dokter datang dengan senyum kecilnya. "Selamat tuan Jaehyun, bayi anda laki-laki, keadaannya belum stabil dan harus dimasukkan ke inkobator."

Jaehyun dan Taeyong tersenyum, akhirnya mereka mendengar kabar bahagia setelah sekian lama.

"Bagaimana keadaan ibunya?" Tanya Taeyong.

"Soal itu, maaf. Kami sudah berusaha, nyonya Jung masih tetap dalam keadaan koma."

"Sampai kapan?" Tanya Jaehyun lirih.

"Kami tidak bisa memprediksi nya tuan. Hanya Tuhan yang tau kapan nyonya Jung sadar."

...















"Sayang, bayi kita lahir. Kau berhasil melindunginya, kau tidak ingin bangun? Bayi kita ingin melihat ibunya yang cantik ini." Jaehyun duduk didekat Haechan, ia senang melihat Haechan tidur tenang seperti ini.

Tapi tidak dalam keadaan koma, ia ingin pujaan hatinya bangun.

Beberapa saa5 dokter masuk, dengan Taeyong dan Ten disamping nya. Raut wajah Taeyong tidak terbaca.

"Jaehyun, ada yang ingin dokter ucapkan soal kondisi Haechan." Kata Ten.

"Ya, bicara saja."

Dokter itu berdehem. "Begini tuan, maaf menganggu. Soal keadaan nyonya Haechan, kami terpaksa harus melepaskan seluruh alat bantu yang terpasang. Nyonya Haechan kami bebaskan."

"Apa maksudmu! Dia masih hidup! Dan kau tega membiarkan dia mati!"

"Bukan seperti itu Jaehyun, Haechan sudah lama koma. Kau tidak kasihan melihat dia seperti ini?"

"Aku tidak bisa! Dia masih hidup, bukannya orang koma bisa sampai bertahun-tahun?!"

"Benar, tapi nyonya Jung tidak menunjukkan peningkatan apapun, alam bawah sadarnya seperti tidak ingin keluar."

Jaehyun menggeleng sembari menangis. "Tidak, Haechanku baik-baik saja." Dengan menggoyangkan tubuh Haechan, Jaehyun terus berkata.

"Haechan! Jung Haechan! Kau dengar aku? Tolong sadarlah! Bayi kita membutuhkanmu, aku juga. Tolong kembali, aku ingin menebus semua kesalahan ku aku mohon."

Haechan tidak bereaksi apapun, Jaehyun bersimpuh, menangis terus menerus dan meraung menyesali semuanya.
Taeyong dan Ten yang melihat itu tidak tega, sekarang Jaehyun berada di titik kehilangan yang begitu teramat.

"Baiklah, jika itu membuat Haechan bahagia. Lepaskan semuanya, tapi tunggu. " Jaehyun berjalan menuju Haechan. "Sayang, jika kau memang betah dengan orangtuamu, Hyung bisa apa? Tetaplah bahagia, Hyung akan menjaga bayi kita, memakaikan sepatu yang kau beli, Hyung akan penuhi semuanya. Aku, Jung Jaehyun, mencintaimu." Kecupan terakhir ia layangkan di dahi Haechan.

Semuanya berakhir, Haechannya lebih memilih dunianya yang sekarang, tanpa ada rasa sakit sedikitpun.

Dokter pun mencabut semua alat itu, selang oksigen, yang menumpu hidup Haechan, selang infus yang memberi nutrisi pada Haechan dan bayinya.

Namun saat semua itu terlepas, tubuh Haechan seperti orang kejang. Semua orang disana panik, dokter langsung bertindak.

"Semuanya harap keluar dulu, kami akan berusaha lagi." Jaehyun Taeyong dan Ten keluar, semuanya merapalkan doa. Jaehyun berfikir, apa Haechan marah padanya karena membiarkan Haechan tiada?

Dokter keluar dengan berita yang semoga saja baik. "Keajaiban lagi-lagi datang tuan, nyonya Haechan selamat."

Jaehyun melongo. "Benarkah? Haechanku? Apa aku bisa menemuinya?"

"Belum bisa tuan, kami harus memindahkan keruang yang lebih steril, tapi kami memberikan obat bius untuk sementara, karena luka pada perutnya kembali terbuka, kami harus menjahitnya kembali. Selamat tuan, Tuhan mengabulkan doa kalian."

Jaehyun mengangguk, memeluk Taeyong yang ada disisinya. "Jaga adikku setelah ini Jaehyun." Gumam Taeyong pada telinga Jaehyun.

"Pasti." Dengan penuh keyakinan Jaehyun membalas, ia tidak akan menyia-nyiakan semua ini, semua kesulitan dan kesedihan ini akan ia bayar dengan kebahagiaan.

Ia berjanji.

























Tbc.
Revisi ✓

Love? (Jaehyuck)Where stories live. Discover now