13 ✓

1.5K 205 9
                                    

Happy reading-!! ♡



















Jaehyun, Taeyong, Johnny dan Yuta sedang berada di ruangan tempat Haechan dirawat sekarang. Meninggalkan pasangan masing-masing untuk mengobrol, dan membiarkan mereka mendiskusikan bagaimana cara agar keluarga Hamada tidak bertindak jauh kembali.

"Aku rasa kita terlalu lama mengambil tindakan, mereka langsung menjalankan semua rencana saat tahu kau telah kembali kesini." Ujar Yuta.

"Kau benar, apa kita jalankan saja rencana itu sekarang? Apa memungkinkan?" Kata Jaehyun sedikit ragu.

"Ck, kau ini sangat ragu sekali. Menjadi bodoh karena terlalu banyak mengkhawatirkan Haechan, kau tahu? Menurutku Haechan bukan lelaki lemah yang selama ini kau kenal." Ucapan taeyong membuat Jaehyun berfikir, entah kenapa firasatnya juga sama dengan Taeyong.

"Sudahlah jangan pikirkan Haechan, aku sudah tidak sabar menjalankan misi. Sudah sangat lama." Ujar Johnny menengahi.

"Hahaha kau benar." Kata Yuta sambil tertawa kecil, disini hanya Jaehyun dan Taeyong yang selalu bertindak serius dalam suasana apapun, kedua orang itu sangat kaku.

Kalau kata Ten. "Kenapa kalian tidak menikah saja? Sama-sama kaku, mungkin anak kalian nanti akan seperti batu."

Ten berkata seperti itu karena terlalu kesal dengan tingkah teman dan suaminya itu, selalu serius dan tidak bisa diajak bercanda.

Ya meskipun sifat hangat mereka keluar dengan orang yang mereka sayangi.

Sedangkan ditempat para lelaki manis, mereka tengah tertawa karena menceritakan bagaimana 'mantan' kekasih Haechan berperilaku, Ryujin.

"Gadis itu sangat manis, tapi sayang dia seperti laki-laki hahaha." Ucap Ten tertawa.

"Kau benar Hyung, jika dia anggun seperti perempuan itu akan sangat baik. Bahkan dia kalah dariku kalau berkaitan soal perempuan."

"Ada-ada saja." Geleng Doyoung.

"Oiya, bagaimana keadaanmu sekarang, Chan? Sudah mulai membaik?" Tanya Winwin.

Haechan mengangguk. "Aku baik Hyung, dan sekarang aku ingin pulang."

"Belum tiga hari kau disini, sudah tidak betah saja." Cibir Doyoung.

"Ish hyung, makanan disini sangat tidak enak tahu."

"Daripada kau memakan racun seperti waktu itu, lebih baik makan makanan rumah sakit." Kata Doyoung sarkas laku menatap Asahi tajam, seolah Asahi lah yang mencampur makanan Haechan dengan racun. Dan memang benar.

Asahi hanya diam, memperlihatkan raut wajah datar tetapi takut. Takut semua orang akan tahu, apalagi Jaehyun.

Dan Haechan hanya tersenyum lalu mengangguk pada Doyoung.

...



















Hari yang membosankan dirumah sakit sudah selesai. Sekarang Haechan sedang tidur di kamar yang nyaman, bukan lagi bangsal rumah sakit.

Dua hari berlalu saat dia pulang, Jaehyun bertambah protektif terhadap dirinya. Sangat menjengkelkan.

Seperti pagi ini.

"Sayang, kau mau sesuatu? Dan kenapa kau memegang laptop saat ini? Kau harus pemulihan."

"Astaga Hyung, aku tidak ingin pekerjaan ku menumpuk nanti."

"Tapi ada Jisung yang menggantikan mu. Atau jangan-jangan Sungchan menyuruhmu bekerja?"

Haechan menggeleng. "Tidak, tapi aku ingin dan aku bosan. Kenapa Hyung tidak memperbolehkan ku dekat dengan Asahi lagi sih!"

Bukan tanpa alasan Jaehyun menjauhkan kekasihnya dengan pelayan baru itu. Perkataan Doyoung membuatnya sedikit waspada.

Saat itu dilorong rumah sakit sedang sepi, sementara Johnny menunggu istrinya diparkiran, Doyoung akan membicarakan sesuatu dengan Jaehyun.

"Jaehyun ada yang ingin aku katakan."

"Katakanlah, Hyung."

"Kau harus waspada dengan pelayan yang bernama Asahi itu, firasat ku dia ada hubungannya dengan Haechan yang keracunan."

"Aku tidak mengerti juga Hyung, padahal kita makan makanan yang sama, tapi kenapa hanya Haechan yang keracunan."

"Untuk itupun aku masih bingung, intinya hati-hati, Jaehyun, aku mencurigainya."

Jaehyun pun mengangguk.

Ya seperti itulah, ia tidak mau mengambil resiko Haechan kembali terluka. Itu membuatnya sangat khawatir.

"Hyung kenapa melamun hm? Ada masalah kembali ya?" Ujar Haechan sambil mengelus pipi yang lebih tua lembut.

Jaehyun menggeleng. "Tidak sayang, aku tidak apa-apa. Dan soal aku menjauhkan Asahi denganmu, Hyung memiliki alasan sayang, dan tolong patuhi semua perkataan Hyung."

"Tapi aku ingin tahu alasannya, Hyung."

"Sayang sepertinya Hyung harus pergi, sampai jumpa makan malam nanti. Dan berhenti bekerja, yang Hyung masih banyak."

"Ih mengalihkan pembicaraan, yasudah sana! Aku benci Hyung pokoknya."

"Aish kekasihku kenapa ikut sekali saat marah, hm?" Tanpa aba-aba Jaehyun mencium bibir manis itu pelan, mengemutnya seperti sebuah permen.

Haechan reflek mengalungkan tangannya di leher Jaehyun, ikut terhanyut dalam ciuman manis itu.

Haechan pun melepas pangutan, terengah-engah karena kehabisan oksigen.

"Aku mencintaimu, Jung Haechan."

Jangan ditanya keadaan Haechan, pipinya merah merona, ia sangat malu sekarang.

...




















Siangnya Haechan sangat bosan lagi dan lagi. Dirinya tidak diperbolehkan keluar, bahkan tidak bisa kabur sedikit pun. Penjagaannya begitu ketat.

Dan soal Ten, Doyoung dan Winwin. Para hyung nya itu akan tinggal disini bersama para suaminya. Membuat Haechan senang, karena akan memiliki teman.

Tapi, itu nanti. Katanya saat Jaehyun akan menjalankan rencana yang sama sekali Haechan tidak tahu.

Oh apa Haechan tahu? Entahlah.

Yang jelas sekarang, lagi dan lagi Asahi ada dihadapannya. Menyiapkan makan siang yang mewah. Membuat matanya berbinar melihat makanan.

"Selamat makan, tuan Haechan." Ujar Asahi, lalu mengangguk.

"Tunggu Asahi, kau tidak melupakan percakapan kita saat dirumah sakit bukan?" Tanya Haechan sambil memakan makanannya.

"Tidak tuan saya mengingatnya."

"Kalau begitu kau tidak ada niatan ingin meminta maaf padaku?"

Asahi menunduk. " Ini semua memang salah saya tuan, tapi saya tidak ada niatan sedikitpun melakukan hal keji itu, saya terpaksa."

"Aku tahu, kakakmu yang memintanya kan? Dan lepaskan alat penyadap itu dikantung bajumu!"

Asahi gelagapan, rasanya Haechan lebih menakutkan dari Jaehyun, pria manis itu seolah tahu semuanya.

Dan memang tahu!

Dengan segera Haechan memberikan alat penyadap itu pada Haechan, Haechan pun menerimanya.

"Halo Hamada Mina, aku Lee Haechan atau bisa dibilang Jung Haechan, hm? Berhenti mengusik kehidupan kekasihku, diriku, dan juga adikmu Asahi. Kau salah telah bermain-main denganku, Jalang!" Ucapan Haechan pada alat itu membuat Mina geram di sebrang sana.





















Tbc.
Revisi✓

Love? (Jaehyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang