28 ✓

1.1K 136 6
                                    

Happy reading-!! ♡










Empat bulan kehamilan Haechan, keadaannya sudah jauh lebih membaik dari sebelumnya. Justru kehamilannya tidak membuatnya menjadi rewel sama sekali.

Hanya morning sickness terus menerus, membuat ia lelah dan selalu kekurangan cairan. Tapi pagi ini berbeda, Haechan tidak merasakan apapun, muntah-muntah pun tidak.

Tapi malah Jaehyun yang kena, lelaki itu terkulai lemas, ikut merasakan apa yang Haechan rasakan selama ini.

Haechan terkekeh melihat wajah pias Jaehyun. "Hyung pucat sekali, kamu baik?"

"Tidak sayang, Hyung lemas sekali. Biasanya tidak akan selemah ini. Hyung jadi iba padamu, pasti berat sekali."

Jaehyun berbaring disamping Haechan, mengelus perut yang mulai membuncit itu perlahan. "Hyung maafkan aku ya, kau yang kena imbasnya sekarang. Aku juga tidak tahu kenapa jadi seperti ini."

Jaehyun menggeleng. "Tidak apa-apa, setidaknya Hyung ikut merasakan apa yang kau rasakan. Tapi sekarang ada rapat penting."

"Pergilah, nanti juga mualnya hilang. Aku ingin bicara soal Ryujin."

"Hm? Aku sudah kirim pengawal untuk dia, dia juga sempat berkata jika Eunwoo tidak ada pergerakan sama sekali."

"Mungkin saja dia menyiapkan sesuatu. Ah, aku bersyukur dua bulan ini tidak ada kejadian apa-apa."

"Hyung dan yang lain selalu waspada sayang. Jangan dipikirkan, istirahat lah yang cukup."

Haechan mengangguk, mencoba tenang dan tidak memikirkan apapun yang membuatnya stres dan lelah.

Kehamilannya rentan, Jaehyun mengatakannya. Ia khawatir jika nanti sesuatu hal yang berbahaya terjadi.

Ia tidak ingin.

"Kalau begitu Hyung akan bersiap ke kantor. Kau tidak usah menyiapkan baju untuk hyung. Oke?"

"Oke, lagipula aku ingin ke mall. Aku ingin membeli kebutuhan bulanan. Bolehkan?"

"Boleh, asal pergi bersama Ten dan Doyoung. Doyoung sudah pulang dari Chicago tadi malam, katanya akan kesini."

"Benarkah?! Wah, aku tidak sabar."

Jaehyun mengelus rambut Haechan lembut, seolah Haechan adalah barang yang rapuh. Tidak bisa ia kasari, Haechannya begitu istimewa.

"Hati-hati sayang, Hyung mencintaimu. Jangan tinggalkan Hyung."








...

"Ada apa denganmu Eunwoo?! Kenapa kau jadi lemah seperti ini? Kau masih mencintai Haechan?" Teriakan itu menggema di salah satu mansion Hamada.

Sementara yang ditunjuk mengidikkan bahunya acuh, tidak perduli soal Mina yang selalu mendorongnya untuk balas dendam.

"Kau bisa sabar sedikit? Kita tidak punya cukup uang untuk bisa menyaingi Jung dan Lee Corp! Dan soal Haechan, aku sama sekali tidak mencintainya. Jadi diamlah!"

Mina mendengus. "Jika tidak terjadi dalam waktu dekat, akan aku cabut semua kerjasama Hamada dan Cha! Ingat itu!" Mina pergi, meninggalkan Eunwoo yang hanya diam menatap kedepan.

"Sepertinya wanita itu yang harus aku singkirkan duluan." Gumam Eunwoo.

Mina kesal dengan Eunwoo, laki-laki itu yang ia percayai untuk saat ini. Dan sialnya, pergerakannya sangat lambat.

Love? (Jaehyuck)Where stories live. Discover now